GOODBYE Mom...

66 0 0
                                    

Part 24

"Pagi ma, pagi kak.."

Salamku pada kedua orang yang sudah berada di ruang makan sedari tadi. Semua serempak tersenyum saat melihatku -orang terakhir yang mereka tunggu- akhirnya menampakkan dirinya di hadapan mereka. Langsung saja ku ambil tempat duduk tepat di depan kakak, di samping mama. Begitu selesai mendudukkan diriku dalam posisi yang nyaman, pandanganku langsung menatap lurus pada sepiring sarapan yang sudah tersedia di hadapanku. Bisa ku tebak siapa yang telah repot-repot melakukannya. Ya...siapa lagi kalau buka mama. Seperti biasanya, mama selalu setia menyiapkan porsi sarapan pagiku. Dan tanpa menunggu lebih lama lagi, langsung saja ku santap sarapan pagi itu, diikuti dengan yang lainnya.

"Gimana proyek mu an? Kakak denger kamu ada proyek baru?"

Tanya kakak memecahkan keheningan. Sembari mengunyah, aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku sambil mengukir sedikit senyum.

"Waah hebat dong.. Siapa perusahaan yang bekerja sama denganmu? Katanya pemiliknya seorang pemuda ya?"

"Gak tahu. Memangnya iya apa? Kakak tahu dari mana?"

"Ah.. Enggak. Tebak aja."

Jawab kakak dengan gerak-gerik yang sedikit mencurigakan... Namun aku memilih mengambil sikap tak peduli dan kembali menyibukan diriku dengan sarapanku. Tak lama kemudian kakak berdiri dari tempat ia duduk.

"Kakak pamit dulu ya."

"Loh tumben cepat sekali?"

Tanya mama yang secara tak langsung mewakili pertanyaanku.

"Iya jemput Gina dulu, maa."

"Ohh.."

"Hati-hati, jangan di sakitin Cewek lo kak.."

Pesanku padanya -yang sudah berada cukup jauh dari meja makan- tak peduli ia mendengarnya atau tidak. Tapi syukurlah, ternyata ia masih dapat mendengarnya.

"Gak akan!"

Seru kakak yang sudah berada di depan teras rumah.

"Kamu ini! Kok bicaranya seperti itu.."

Protes mama kemudian.

"Apa maah? Aku cuman mengingatkan saja. Emangnya salah?"

"Salah dong! Kakakmu kan tidak sama seperti cowok lain."

"Cowok tetep aja cowok maah.. Yaudah aku pamit juga. Daah"

Ucapku kemudian langsung menyongsor pergi keluar rumah begitu meninggalkan sebuah kecupan di pipi mama. Dengan mantap aku berjalan menuju garasi mobilku.

Oh my car! Seruku dalam hati begitu melihat mobil putih sedan itu terparkir rapih di tempatnya. Sudah 1 minggu ini aku tidak pergi dengan'nya'. Karena kondisinya yang harus mendekap di bengkel. Yah.. Itu juga salah satu penyebab akhir-akhir ini aku seringkali pergi bareng dengan pria itu, Horand.

Dengan segera aku masuk ke dalam mobilku dan mengendarainya keluar dari istana garasiku, dan membawanya keluar dari gerbang rumahku.

Tin! Tin!

Klakson mobilku ku tekan 2 kali sebelum akhirnya ku bawa pergi mobilku menjauh dari rumah. Suasana seperti inilah yang ku rindukan. Kesendirian di dalam mobil. Hening..... Tanpa perlu mempedulikan orang-orang disekelilingku. Hanya aku dan kemudi ini. Yeah!

***********************

Pukul 8.59. Jam sembilan kurang 1 menit! Oke sipp! Aku tidak telat untuk hadir pada rapat hari ini.

"Selamat pagi semua.."

Salam ku pada para orang tua berstelan jas yang duduk bersamaku, pada satu meja bundar besar ini. Semua merespon hangat salam ku. Tentu saja, inilah dunia bisnis. Manis, ramah, baik di saat kamu masih punya sesuatu yang dapat menguntungkan mereka.

RENEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang