Part 21
"Hey."
Sapa Camel padaku -yang sedari tadi pagi hanya terus duduk sambil memandangi luar- Aku hanya tersenyum padanya, kemudian kembali menatap ke depan. Ku lihat dari ekor mataku, Camel mengambil tempat duduk di sampingku. Kami membisu satu sama lain. Menatap ke depan untuk beberapa saat.
"An.. "
Ucap Camel menyebut namaku kemudian, memecahkan keheningan. Aku kembali hanya menatap ke arahnya. Dia nampak menghela nafas, kemudian meletakkan tangannya di atas pundak kiriku.
"I don't know what happen to you, so.. I can't help you much. I am sorry.."
"No cam. You help me more than I need. Its enough for me, Cam."
Ucapku kemudian memasang senyum yang sebelumnya sempat lenyap. Aku merasa tak enak pada Camel. Aku baru sadar, setelah banyak aku melibatkannya, tapi dia tidak mengetahui satupun masalah yang ku hadapi. Setelah yakin dengan keputusanku, aku menghela nafas panjang , kemudian mulai bercerita semuanya.. Dari awal... Dan nampak berbagai ekspresi yang terlihat dari mimik wajahnya. Sedih, terkejut, dan terkadang tersenyum. Dan ekspresi terakhir kali yang ku lihat ketika aku menyelesaikan ceritaku adalah wajah iba.
"I am sorry An.."
Ucap camel lagi-lagi menyatakan rasa kasihannya. Aku hanya tersenyum tipis pasrah menerima masalah di kehidupanku saat ini.
"Camel.. Come on you guys go for fun. Here it is. I bought it yesterday. Its going to out of date."
Ucapku kemudian sambil menyodorkan 3 tiket menuju ke pulau dewata. Camel terdiam memandangi tiket yang telah berpindah ke tangannya itu.
"Bali?"
Ucap Camel, nampak ingin memastikan nama tempat yang tertulis dalam tiket itu. Aku hanya tersenyum tipis sembari mengangguk, mengiyakan ucapannya.
"It's so much pleasent place for vacation than in here."
Jelasku pada Camel. Camel masih terdiam di tempatnya tanpa mengalihkan sedikit pun perhatiannya pada ketiga tiket itu. Beberapa saat kemudian, ia mulai menatap ke arahku.
"But. An. Its so far away from here. We wont to leave you on your condition at this moment"
"I am ok, Cam. I can take care myself. Come on. What I need is alone at this moment Cam .. Would you?"
Pintaku padanya, masih dengan senyum tipisku. Beberapa saat ia terdiam sembari menatap ke arahku, kemudian ia mulai menampakkan senyumnya.
"Thank you An. We will go."
"Yeah Cam."
Setelahnya, Camel segera pergi memberitahukan yang lainnya untuk pergi. Untuk beberapa saat, mereka seperti membahas sesuatu sebelum akhirnya mereka semua setuju untuk pergi. Setelah mereka selesai mengemaskan barang-barangnya dan memasukkan semuanya ke dalam mobil, mereka yang juga sudah berada di dalam mobil, kemudian pergi meninggalkanku setelah berlambai-lambai tangan untuk beberapa saat. Aku terus memandangi mobil -yang kami sewa sewaktu hendak mendatangi Kroni- yang berjalan semakin menjauh, dan akhirnya menghilang dari pandanganku. Aku yang kini sendirian, menghela nafas panjang dan kemudian berjalan masuk ke dalam rumah.
********************
Sudah 2 hari ini aku terus berdiam diri di rumah. Yang selalu terpikirkan di otakku ini adalah wanita itu. Dia sungguh mengganggu pikiranku dan perasaanku. Aku sangat ingin melupakannya. Tapi... Rasanya begitu sulit. Rasanya seperti ada yang bergejolak di dalam hatiku ini. Setiap kali memikirkannya, aku tidak bisa menghindari pikiranku untuk menghajar wanita itu, menjambaknya, dan menyeretnya menelusuri jalan aspal yang begitu panas. Oh Tuhan! Aku tidak dapat terus tinggal diam seperti ini. Aku harus melakukan sesuatu. Tapi aku juga tidak tahu harus berbuat apa??! Haaaaah....
KAMU SEDANG MEMBACA
RENEW
Teen Fictiondisaat semua orang merasakan kasih sayang seorang ayah, aku telah kehilangannya. disaat semua orang bercanda ria bersama teman sebayanya, aku memilih untuk menutup diri. THAT'S NEW ME! aku yang dulu berbeda dari sekarang. aku seorang gadis muda yang...