Pertemuan yang tak mengenakkan

56 1 0
                                    

Part 20

Sudah 2 hari berlalu sejak saat itu, aku belum mendapatkan tanda apapun dari Camel dan yang lainnya.

"We'll call you at the time! Waiting and watch us!"

Itulah kata-kata terakhir yang ku dengar dari Camel sejak hari itu. Aku sudah menunggu selama 3 hari, termasuk hari ini, tapi tanda-tanda itu tak kunjung datang. Dan sekarang, mungkin Ren sudah sampai di Indonesia. Pasti dia langsung bertemu dengan kakak disana.

"Aniiiii... Ayo makan sayang.."

Teriak mama dari bawah, membuyarkan semua lamunanku. Tanpa menjawab, aku beranjak turun dari ranjangku.

Triiing...

Baru beberapa langkah berjalan menjauhi tempat tidurku, tiba-tiba handphone ku -yang berada di atas kasurku- berdering. Segera aku kembali loncat ke atas kasurku dan menggapai handphone ku. Terdapat 1 pesan disana.

Deg.

Entah kenapa, rasanya gairah ku kembali begitu melihat nama yang tertera disana. Segera ku buka isi pesannya.

"Waiting for us!

                           Camel ❤"

Aku segera berlari ke bawah. Aku penasaran, apa mereka disana? Sesampainya di bawah, aku hanya mendapati sosok ibu menungguku di meja makan. Oh. Mungkin mereka belum tiba. Atau mereka punya rencana sendiri? Pikirku dalam hati. Segera ku ambil tempat duduk di depan ibu dan segera ku nikmati hidangan makan siang yang ada di depanku saat ini. Setelah 10 menit menikmati hidangan makan siang, tiba-tiba terdengar suara klakson dari luar. Entah kenapa, aku langsung berpikir bahwa itu adalah Camel dan yang lainnya. Dan benar saja, begitu ibu mengecek di luar, ibu segera masuk kembali beserta mereka.

"An.. Temanmu datang."

"Hello An!"

"Hi! Whe- where will you go?"

Tanyaku yang terheran-heran melihat bawaan mereka. Seperti bawaan hendak hiking. Saking penasarannya, aku sampai lupa menawari mereka untuk duduk. Sehingga ibu yang menawarkan mereka duduk dan hendak membuatkan minum. Namun aku melarangnya, dan menawarkan diriku untuk membuatkannya.

"No mom, I am going to make it. Just sit down here."

"Yeah madam! We also have something to talk with you"

Sambung Camel sekilas mengedipkan sebelah matanya ketika ibu tak melihatnya. Aku yang tidak begitu paham, namun tahu itu sebuah tanda untukku, segera beranjak ke dapur membuatkan minum untuk mereka. Karena rumah ini begitu luas, sehingga jarak antara ruang tamu dan dapur begitu jauh sehingga membuatku tak dapat menguping pembicaraan mereka. Beberapa menit setelah membuat minuman, aku segera membawanya ke depan. Semua menampakkan wajah riang ketika melihat minuman yang ku bawa. Mereka segera meminumnya habis seakan dehidrasi akibat perjalanan yang panjang.

"Bener An, kamu mau hiking sama teman-temanmu seminggu ini?"

Tanya ibu menggunakan bahasa Indonesia sehingga mereka tak tahu apa yang kami bicarakan. Aku sempat terdiam sejenak sebelum akhirnya Camel menganggukkan kepalanya padaku dengan yakin. Aku hanya mengikuti aba-aba Camel.

"Iya.. Tapi aku gak tau kalau selama itu. Will we take that long time? Once weekly?"

Tanyaku pada mereka.

"Sorry? Oh.. Yes.. We do. Because after that, we will going to the farm of alex's uncle. his uncle need some worker. so I think its nice if we spend time to help there."

Cengir Camel. Nampaknya berusaha menghilangkan kegugupan dibalik senyumnya itu. Sesudahnya, mama menyetujui acara kami. Dan menyuruhku untuk menyiapkan segalanya. Aku hanya menurut dan pergi ke kamar. Aku merasa tak enak harus berbohong pada ibuku sendiri.. Ibu ... aku mohon maaf. Ucapku dalam hati yang mungkin akan ku ucapkan jika ada kesempatan lain waktu.

RENEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang