Kepergian kakak

97 1 0
                                    

Hellow reader! Thanks a lot yeahh.. Kalian udah 'mau' baca cerita ku yang 'cukup' membosankan ini (ku rasa) hehehee. Tapi semoga kalian tetep setia yahh bacanya ;) doain juga nih biar critanya cepet selesaii.. Aku sedikit sibuk karna aku udah kelas 12 jadi mesti konsen ke UN deh.. Maap maap ^^" okedehh.. Langsung aja deh yaa. Happy Reading guys !

-------------------------------------------------

Aku terus berjalan tanpa mempedulikan orang yang berada di belakangku.

"tadi siapa cowok yang ada di depan kampus kita ya?"

Seorang wanita masuk ke kelas bersama seorang temannya yang tak kukenali siapa dia.

"nggak tau. Tapi gilaa! Ganteng banged."

"siapa sih? Siapa?"

"ituuu ada cowok, tinggi ganteng murah senyum lagi! Tadi gua disenyumin looh sama diaa.. kyaaa, senangnyaa.."

"benarkah?! Dimana?! Dimana?!"

"didepan noh. Bareng 2 orang pangeran ganteng."

"Kroni maksud lo?"

"yupp! Sama mahasiswa baru itu.."

"gua mau kesana aahh"

"sono gih, yang laen udah pada ngantri noh."

Wanita itu dengan wanita yang lainnya berlarian ke depan kampus untuk melihat seseorang yang sedari tadi dibicarakan. Matilah! Aku sudah tebak bakal begini jadinya! Kakak sih pakai dateng segala! Gumamku cemas. Aku yang tak tahu berbuat apa, hanya duduk diam di kampusku. Aku yang sudah tak tahan lagi berada ditengah-tengah keributan konyol, segera menyumpel kedua telingaku dengan headset ku dan memasang musik kencang-kencang. Untung hari ini nggak ada pak Juno. Jadi aku bebas memasang suara sekencang apapun.

Selesainya kampus, aku segera keluar dari kelas masih dengan kedua headsetku. Lagu menemani iringan kakiku yang terus bergerak maju. Tiba-tiba saja kakiku berhenti. Ku lihat banyak wanita mengerumuni seseorang yang kuyakini dia adalah kakakku! Dengan sedikit mempercepat langkahku, aku berusaha untuk mengendap pergi darinya.

Puk!

"kyaa!"

Spontan aku berbalik kearah seseorang yang menepuk pundakku sambil berteriak.

"kakakmu manggil!"

Ucap kroni begitu melepaskan sebelah headsetku. Dengan kikuk ku pandang ke arah kerumunan tadi. Benar saja seperti dugaanku, semua wanita yang mengerumuni kakakku kini memfokuskan tatapan mereka padaku seolah tak percaya akulah seorang adik yang beruntung lahir setelah laki-laki berwajah malaikat itu yang mereka kerumuni. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, aku segera berbalik pergi. Namun kakak mengejarku dan berhasil menangkap tanganku.

"lepas!"

Bentakku sambil meronta.

"ayo kita pulang"

"pulang saja sendiri!"

"ayoo"

Kakak menarik tanganku pergi membawaku masuk ke mobil.

"LEPAS!"

Kali ini aku berhasil menghempaskan tangan kakak dariku kemudian berlari kearah Kroni.

"bisa kamu antar aku?"

......

"Bisa nggak?!"

Tegasku padanya yang sempat ragu untuk menjawab.

"o..okee. bisa."

"ayo."

Segera ku tarik tangannya pergi ke tempat mobilnya terparkir. Kulihat dari ekor mataku, kakak terus berdiri menatap kepergianku. Selama perjalanan, tak ada satupun dari kami memulai percakapan. Nampaknya dia segan untuk bertanya.

RENEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang