My Treasures

59 2 0
                                    

Part 19

Sejak saat itu, aku merasa tiada lagi yang namanya hari. Apalagi hari terindah! Cih. Itu semua hanya omong kosong belaka orang yang sok menjadi paling kuat dalam menjalani setiap hari-harinya! Semuanya nampak begitu sama. Cold, flat! Bahkan nampak lebih buruk bagiku!

Kini aku berjalan melewati setiap lorong di kampus menuju kelasku. As always, Hampa, kosong. Aku merasa berjalan di seutai tali yang bisa terjatuh kapan saja kalau aku tidak berhati-hati.

Aku tidak akan lagi berhubungan dengan siapapun.

Itulah perjanjian yang sudah ku buat dengan diriku sendiri. No friend, no love, yes alone!

Huh. Aku penasaran, seperti apa aku terlihat di depan mata setiap orang? Tapi aku tidak peduli. Lebih baik sendiri daripada akhirnya aku hanya disakiti. Ya.. Lebih baik begitu.

Aku terus berjalan tanpa memperdulikan siapapun yang ada di depanku atau di belakangku atau di kiri-kanan ku. Bahkan walaupun Terrant, Alex, Camel lewat di depanku, aku tidak lagi merespon mereka beberapa hari ini. Yah.. Karena aku sudah tidak peduli lagi.

Aku kembali berjalan melewati setiap lorong, kali ini hendak beranjak pulang. Namun tiba-tiba seseorang menarik tanganku ke kanan membuatku sontak terkejut. Dan orang itu adalah, Camel. Dia menatapku masam. Wajahnya nampak geram menatapku. Namun aku tidak peduli lagi. Aku hanya menatapnya datar.

"Why?"

"What?"

" why are you suddenly turn into like this ?! why? do you not want to be friends with me ?! or maybe I did something wrong that you cannot accept it? if it so, then tell me! say it honestly! So that I can understand!"

"You didn't."

Jawabku singkat kemudian membalikkan badan hendak beranjak pergi. Namun lagi-lagi dia menahanku.

"What else?"

"So, you can't tell me?"

Ucapnya dengan mata berkaca-kaca. Namun aku berusaha tak menghiraukannya. Kemudian ku sentakkan tanganku darinya kemudian beranjak pergi meninggalkannya.

"Ok fine! If thats what you want! Do it ! Everything you like! No matter its hurt the others or not. Nice to know you, Ani!"

Ucapnya setengah berteriak membuatku tersentak dan terdiam ditempatku sejenak. Camel langsung berlari melewati ku begitu selesai mengatakannya, pergi meninggalkanku. Aku masih terdiam menatap ke lantai tempat ku berpijar. Namun beberapa saat setelahnya aku kembali melangkah.

*******************

"ok fine! If thats what you want! Do it!"

"No matter its hurt the others or not."

Sssssshhhhh!!

Aku mendesah geram sambil mencengkeram kencang kedua telingaku berusaha melenyapkan suara yang terus mengiang di telingaku ini dari otakku!

"Ani! Kamu nggak pa-pa?"

Tanya Ren cemas, tiba-tiba datang menghampiriku dan memegang kedua tanganku yang terus mencengkeram telingaku.

"Gak pa-pa."

Jawabku kemudian melepaskan cengkraman tanganku dan melangkah mundur menjauhinya.

"Apa perlu ke dokter?"

Aku hanya menggeleng kepala menjawabnya. Kemudian berjalan menuju kolam renang, meninggalkannya. Melakukan apa yang biasanya kulakukan. Namun lagi-lagi pria itu muncul di dekatku dan bersikap seolah dia peduli!

RENEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang