HOPEless

50 2 0
                                    

Part 25

"Kekuatan Serta Penghiburan

Diberikan Tuhan Padaku

Tiap Hari Aku Dibimbing-Nya

Tiap Jam Dihibur Hatiku

Dan Sesuai Dengan Hikmat Tuhan'Ku
Dib'ri Apa Yang Kuperlu"

Alunan lagu dan seruan paduan suara bernyanyi seru di tengah ruangan yang bercat-kan warna putih di seluruh sisi temboknya ini, yang mana seratus orang lebih --((pulang-pergi)) hadir mengelilingi sebuah peti mayat tempat tubuh ibuku terbaring saat ini-- memenuhi ruangan ini.

Aku yang terduduk tak jauh dari peti Ibuku, hanya terus menatap kosong pada kayu coklat peti itu. Sedari tadi tak henti-hentinya bayang-bayang ibu, kenangan akan kami, silih berganti datang dan pergi di kepalaku. Mata yang sembab ini, jejak air mata yang mengering di pipiku ini, dan mata lesuh karena seharian menangis ini, semuanya itu masih dapat ku rasakan, sepenuhnya.. Sampai detik ini..

"Suka Dan Derita Bergantian,

Akan Memperkuat Imanku.

Tiap Hari Tuhan Besertaku

Diberi Rahmat-Nya Tiap Jam;

Diangkat-Nya Bila Aku Jatuh"

*flasback ON*

"Mama.. Papa kerja apa sih? Setiap hari nggak pernah keluar dari ruang kerjanya?"

"Siapa bilang? Keluar kok sayang..."

"Tapi tidak sering, ma.."

"Memangnya kenapa sayang? Kamu kangen papa ya? Kamu ingin main sama papa ya?"

Tanya ibu padaku tepat sekali seperti apa yang ku inginkan. Dengan lesuh namun yakin, aku menganggukkan kepalaku. Dan lagi-lagi senyum itu di ukirkannya di pipinya. Sambil mengelus-elus rambut halus ku, mama terdiam memandangiku. Entah apa yang dipikirkannya, tapi sorot matanya tak menggambarkan perasaan senang.

"Ayo main sama mama saja sayang ..."

Ucap mama, seperti yang telah ku duga sebelumnya, mama selalu mengatakan kalimat itu setiap kali aku ingin mengajak papa bermain. Tapi tidak apalah.. Mungkin papa besok akan bisa bermain denganku.

*Flashback 2*

Hmmm.. Papa tidak bisa bermain juga hari ini.. Sudah 2 hari ini aku tidak melihat papa keluar dari ruang kerjanya? Apa aku harus bermain dengan mama lagi?? Hahhh.. Baiklah kalau begitu.., aku akan bermain dengan mama..

Dengan lesu dan dilingkupi oleh perasaan kecewa ini pun, aku mulai melangkah dengan pasti ke arah kamar mama yang berada tak jauh dari ruang kerja papa. Hanya perlu melewati 2 pintu saja untuk sampai ke ruangan mama. Saat aku sampai tepat beberapa cm di depan kamar mama, aku pun mulai mengepalkan tanganku dan kemudian mengangkatnya.

Uhuuk!! Uhukk!!

Namun saat aku hendak mengetuknya, tiba-tiba terdengar suara batuk dari dalam kamar mama yang kemudian membuatku mengurungkan niatku untuk mengetuknya. Apa itu mama? Apa mama sakit lagi? Rasanya aku tidak jarang mendengar suara batuk itu. Sepertinya mama perlu istirahat saat ini. Baiklah, sebaiknya aku tidak mengganggu mama dulu. Setelah berpikir cukup lama, pada akhirnya akupun memutuskan mengambil langkah mundur dari kamar mama.

*Flasback OFF*

Mengingat kenangan itu kembali, tanpa ku sadari sudut bibirku telah mengembang mengukirkan sebuah senyuman kecil di sana. Namun tak berapa lama sudut bibir itu kembali menyusut. Kini kusadari, maupun papa ataupun mama,.... Aku tidak akan bisa bermain dengan siapapun lagi. Aku tidak menyangka, waktunya akan datang begitu cepat dan mengejutkan seperti ini. Baru saja kami kembali dari pemakaman ayah, kini aku harus kembali lagi ke pemakaman. Tapi bukan untuk ayah. Melainkan untuk membaringkan peti ibu di dalam sana. Ini seperti, mereka telah membuat sebuah janji bertemu saat pelayatan tadi pagi. Seharusnya aku memikirkan saat-saat itu akan terjadi. Aku terlalu sibuk akan kepentinganku sendiri....! Aaaaaaahhhhh!!!! Teriakku dalam hati sembari mencengkeram pahaku dengan amat sangat kuat, mencoba menahan amarahku.

RENEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang