.•♫•Keempat •♫•.

6.5K 533 138
                                    

Semua gelak tawa dan senyum  yang kami rasakan belum cukup membuat kami benar benar-benar bahagia, karena kami selalu merasakan ada sedikit ruang kosong di kebahagiaan itu. Ternyata ruang kosong itu adalah kau_

Kau yang telah memilih untuk pergi. Dan
kau yang tidak tau arti bertahan demi sebuah kenangan.”

__Kim Yoongi__

💜💜💜

Sesosok namja berlarian di tengah gelapnya malam dengan nafas yang memburu. Ia seperti di kejar-kejar oleh sesuatu yang mengerikan. Entah dimana ia sekarang. Yang jelas di sini gelap, yang ia rasakan hanyalah udara yang dingin dan rerumputan yang sendari tadi menyapa telapak kakinya dengan lembut.
Namja itu menghentikan langkahnya,  menatap ribuan kunang-kunang yang bercahaya dengan sangat indah, kedua sudut bibirnya tertarik membuat sebuah senyuman. Kunang-kunang itu membawa namja tersebut pada sebuah danau yang terlihat begitu tenang.  Dari danau itu ia bisa melihat cahaya bulan yang begitu terang namun begitu tenang. Tidak ada satupun bintang di atas sana. Namja itu mendudukkan dirinya di tepi danau dengan kunang-kunang yang menjadi pencahayaan. Ini terlalu indah namun sunyi, terlalu sempurna namun hampa dan terlalu sayang untuk dilewatkan namun terlalu sakit untuk dirasakan. 

"Kau menyukainya" Namja itu tersentak, ia mengalihkan pandangannya yang semula menatap kunang-kunang menjadi menatap ke arah sampingnya. Netra itu menatap sosok wanita paru baya yang masih terlihat cantik di usia tuanya tengah tersenyum hangat kearahnya. 

Namja itu tak mengenal wanita yang seusia eomma-nya. Namun ia tetap membalas senyum wanita itu. 

"Ahjumma siapa? Mengapa malam malam berada disini? Ahjumma sendiri saja? Mana anak ahjumma? Mengapa ia membiarkan ahjumma pergi sendirian?" Pertanyaan bertubi-tubi itu membuat kekehan kecil keluar dari mulut wanita itu.

"Aigo, uri Taehyungie kau lucu sekali, eoh. Bisakah bertanyanya satu-satu? Dengan begitu ahjumma akan gampang menjawabnya"

Wanita yang menyebut dirinya sebagai ahjumma itu mengusap gemas surai Taehyung membuat sang empu hanya memasang wajah blank nya.

"Kenapa? Berhentilah memasang wajah menggemaskan seperti itu. Atau kau ingin ahjumma culik biar kau tidak bisa pulang dan menjadi anak ahjumma selamanya" Wanita itu tertawa kecil kemudian mencubit hidung Taehyung.

"Aww appo~"  Taehyung mengusap hidungnya kemudian mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kenapa hemm? Ahjumma tau... Kalau ahjumma ini cantik. Tapi tidak begitu juga memandangnya"

"Ahjumma terlalu percaya diri seperti Seokjin hyung!" Kesal Taehyung yang membuat kekehan wanita paru baya itu makin menjadi.

"Jangan tertawa. Jawab pertanyaanku ahjumma"

"Ahh..arraseo, seharusnya ahjumma yang bertanya mengapa kau ada disini?"

Taehyung menggelengkan kepalanya pelan.

"Molla, setauku tadi aku di kamar sedang menangis" 

"Kau menangis?"

Taehyung mengangguk kemudian langsung menundukkan wajahnya, memainkan jari tangannya dengan gelisah.

"Mengapa?"

"Appa baru saja memarahiku karena membuat lantai licin sehingga Jungkook terpleset" Lirih Taehyung 

Wanita itu tersenyum teduh kemudian mengusap pundak Taehyung dengan lembut. Mencoba untuk memberikan ketenangan bagi namja itu.

"Ahjumma..."

Blood Sweat And Tears Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang