Cahaya mentari menembus dari balik tirai melalui celah, membuat seseorang yang masih berada di bawah selimutnya mengerutkan keningnya disaat cahaya itu menerpa wajahnya. Dengan kesadaran yang masih menipis, namja itu bangun dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang, berusaha mengumpulkan nyawa sepenuhnya.
Mata itu mengerjap beberapa kali, mencoba menyesuaikan cahaya ruangan yang masuk pada retina matanya.
"Shhh" namja itu meringis, merasakan sakit yang begitu luar biasa di kepalanya.
Dengan langkah yang gontai namja itu berjalan ke arah meja belajarnya. Mengambil beberapa obat di dalam laci kemudian meminumnya tanpa air.
Hampir lima menit setelah meminum obatnya. Nyeri itu lama kelamaan mulai menghilang. Hanya menyisakan rasa panas di ulu hatinya. Mungkin ini efek dari obatnya itu.
"Berantakan sekali..." Gumam nya pelan saat netra nya memandang seluruh penjuru kamar.
Bantal dan buku berserakan di lantai, serta pecahan kaca yang berasal dari lemari bajunya pun ikut berserakan. Kemudian namja itu menerawang, berusaha mengingat kembali apa yang telah terjadi padanya.
Flashback
"Sedang apa kau disini?" Nada Seokjin begitu dingin dan datar. Namun nada itulah yang menjadi irama ketika Taehyung mendengar suara Seokjin yang berbicara kepadanya. Selalu sama dan Taehyung terbiasa dengan itu. Apakah itu masalah? Tidak bagi Taehyung, karena setidaknya Seokjin masih sudi berbicara dengannya tanpa menciptakan keributan seperti hyungnya yang lain.
"Menunggu kebahagiaan ku" Jawab Taehyung tanpa mengalihkan pandangannya dari langit malam.
Seokjin berdecih remeh
"Apa kau sudah dapat?"Taehyung menggeleng, matanya masih menatap nyalang langit yang makin menggelap.
"Tidak, mungkin kebahagiaan ku tidak datang hari ini, tapi besok""Jika besok tidak datang?"
"Aku akan menunggunya besok lagi"
"Sampai kapan kau akan menunggu?"
"Sampai bunga mawar itu mati dan aku telah berhenti untuk mananti"
Seokjin tersenyum remeh
"Tidak lama lagi bunga itu mati. Lihatlah bunga itu sudah layu""Aniyo.. Bunga itu masih hidup hyung. Hanya saja keadaannya sedikit kurang baik. Oh ya..."
Taehyung merogoh saku hoodie nya, mengeluarkan sebuah kado berukuran sedang.
"Untuk hyung" Namja pemilik senyum kotak itu memandang harap pada sang kakak agar menerima pemberiannya.
"Kumohon terimalah kado ini hyung"
Sedikit ragu Seokjin mengambil kado tersebut. Taehyung yang merasa kali ini berhasil langsung tersenyum bahagia.
"Saengil chukkae hyung"
Seokjin terpaku saat melihat senyum itu. Senyum kotak yang hanya di miliki oleh Kim Taehyung seorang. Senyum yang bahkan jarang sekali ia lihat terbit dari wajah sang adik.
"Gomawo" Seokjin memalingkan wajahnya, menatap langit malam yang kosong.
Tidak ada senyum di wajah Seokjin, tapi Taehyung tetap merasakan bahagia. Karena baru kali ini kado yang ia berikan di terima oleh Seokjin.
"Kenapa kau pergi dari sana?" Tanya Seokjin tanpa mau menatap Taehyung.
Taehyung cemberut
"Karena ramai.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Sweat And Tears
FanfictionFriendship✅ Brothership✅ KimFamily✅ FiksiPenggemar✅ [‼️DI HARAPKAN UNTUK TIDAK SALAH DALAM MEMASUKAN CERITA INI KE READING LIST. LIAT TAGGAR YG SUDAH TERTERA] Dia adalah Kim Taehyung Refleksi yang paling sempurna dari keempat saudaranya. Yang ora...