.•♫•Duapuluh tiga•♫•.

2.8K 349 176
                                    

Yeonjun meremat ponselnya kuat, wajahnya terlihat begitu cemas.

"Oh ayolah hyung, angkat telponku"

Pria itu langsung berdecak kesal ketika lagi-lagi hanya suara operator yang terdengar.

"Yeonjun hyung.. Ottokeh? Aku tampan 'kan?" Tanya Jimin seraya memutar tubuhnya. Senyumnya mengembangkan begitu indah diwajahnya.

Yeonjun hanya menatap sekilas
"Kau sudah siap? Baguslah kajja kita berangkat"

Jimin berdecak kesal
"Yak! Aku meminta pendapatmu tentang penampilanku hari ini! Aku tampan tidak? Cepat jawab!"

Yeonjun menghela nafas
"Kau tampan, dan hari ini kau kece badai." Puji Yeonjun datar

Jimin mengerucutkan bibirnya
"Bisakah sehari saja hyung serius, akan aku adukan kau pada Baekhyun hyung. Biar saat Baekhyun hyung kembali dari Busan, kau langsung di hukum olehnya"

Yeonjun terkekeh
"Aigo uri Jiminie, hyung bercanda saeng. Kau tampan, kajja kita pergi."

Jimin kembali tersenyum
"Hyung sebentar, Baekhyun hyung belum datang"

Senyum Yeonjun memudar, namja itu menggigit bibirnya bingung.
"Kita duluan saja, mungkin Baekhyun hyung akan menyusul."

Jimin mengangguk patuh kemudian masuk duluan ke dalam mobil.

........................
........................
........................

Taehyung tersenyum lebar di depan cermin, menatap pantulan dirinya yang sudah rapih dengan setelan jasnya.

Ia sedikit berpose angkuh dengan satu tangan yang dimasukkan kedalam saku celana.
"Hai tampan, sudah siap makan gratis?"

"Oh tentu.. Kita akan makan yang banyak disana"

Monolognya pada diri sendiri, tak lama pemuda itu tertawa melihat kebodohannya barusan.

Tawa itu berubah menjadi senyum manis.

Merapihkan sedikit jasnya kemudian melihat kembali pantulan nya di cermin.

"Taehyung-ah, kau sudah lulus. Kau hebat!" Ucapnya penuh semangat

Namun, tiba-tiba Taehyung mengerucutkan bibirnya
"Ah menyebalkan, aku sudah lulus sekolah tapi kapan cobaan hidupku juga lulus" Gumamnya kesal

"Heii tampan, bibirmu terlalu maju. Mundurkan sedikit"

Taehyung menoleh, ketika mendengar suara seseorang yang ia cari keberadaannya selama dua hari ini.

Senyum manis itu kembali tersungging
"Eomma.."

Wanita berdress hitam itu menaruh sebuah bingkisan di atas nakas, kemudian tersenyum manis pada sang putra.

"Waeyo?"

Taehyung berjalan ke arah nyonya kim, kemudian memeluk wanita itu. Nyonya kim sempat terkejut namun kemudian ia tersenyum senang dan membalas pelukan sang anak.

"Eomma aku lulus"

Nyonya Kim melepas pelukan mereka, kedua tangannya menangkup pipi Taehyung.
"Eomma senang mendengarnya"

"Eomma kemana saja? Eomma habis darimana dengan pakaian hitam ini?"

"Eomma ada sedikit urusan, itu bingkisan dari paman Daeyeon untukmu. Coba lihat lah"

Taehyung tersenyum lebar, kemudian ia duduk di kasurnya sambil memeluk bingkisan itu erat.

Nyonya kim tersenyum, melihat wajah putranya yang terlihat begitu bahagia.

Blood Sweat And Tears Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang