Namja itu sedikit tersentak saat pintu kamar mandi tiba tiba terbuka lalu tertutup dengan begitu keras. Dan disaat itu juga ia dapat melihat pantulan seseorang sedang berdiri di belakangnya. Seseorang yang mengenakan jubah besar dan topeng di wajahnya.
"Mau apa lagi?!" Ucap namja itu dengan nada dingin. Jungkook berbalik menghadap kearah sosok misterius itu.
Sosok itu tertawa
"Tentu saja membalas dendam""Dendam? Setiap hari kau selalu mengatakan dendam padaku!! Dendam apa yang kau maksud!! Belum cukup kah kau mengirimkan benda yang begitu menjijikan setiap harinya?! Apakah kaparat seperti mu hanya bisa bersembunyi di balik topeng itu!"
Lagi-lagi sosok itu hanya tertawa
"Ouh kata kata mu begitu tajam. Apakah ini menurun dari Yoongi? Dengar ini Kim, aku akan selalu menghantuimu dan juga keluargamu. Kau tau, hyung mu Kim Hoseok sudah cukup tertekan dengan ini semua, apalagi eommamu. Dan aku? Tentu saja aku senang""Brengsek! Sebenarnya apa yang kau inginkan!!" Jungkook mencengkram kerah jubah sosok itu. Kali ini ia tidak bisa menahan dirinya lagi. Tentang Hoseok yang beberapa kali harus meminum obat penenang, tentang eomma yang selalu menangis, tentang appa yang selalu pulang pergi Amerika hanya demi menyelidiki teror ini dan juga tentang kedua hyungnya yang selalu terjaga hanya agar semua orang aman disaat appa nya tidak ada dirumah. Semuanya terputar begitu jelas di kepala namja itu.
"Aku rasa appamu tau apa yang aku inginkan. Tanya kan saja padanya, jangan padaku. Karena tugas ku saat ini hanyalah menghancurkanmu dan juga keluarga kesayanganmu itu" Sosok itu mendorong tubuh Jungkook lalu mencekik leher namja itu. Jungkook memberontak, mencoba menggapai tubuh namja itu. Namun begitu sulit baginya karena nafas yang mulai menipis.
"Tenang saja.. Aku tidak akan membuatmu mati. Aku hanya ingin membuatmu masuk rumah sakit saja" Kemudian sosok itu tertawa dengan kedua tangan yang masih mencekik erat leher Jungkook.
"B-brengsek!! K-kkau ma-manusia bia.. dap!! Si... aapa kau se-benar..nya!!"
"Aku? Hahaha kau mengenalku cukup baik Kim.. Aku adalah salah satu dari orang yang kau kenal dengan baik disekolah ini"
Pasokan udara disekitar makin menipis, tak lama semuannya menjadi gelap. Dan setelah nya Jungkook tidak ingat apapun. Yang dia ingat hanyalah kalimat terakhir sosok itu, sebelum Jungkook kehilangan kesadaran sepenuhnya.
'Kau mengenali ku cukup baik..'
'Aku adalah salah satu dari orang yang kau kenal dengan baik disekolah ini...'
....................
....................
....................
....................Duk~
Duk~
Duk~"Baguslah kau sudah sadar, kita harus pulang" Suara datar dan dingin itu lah yang pertama kali keluar dari mulut Taehyung.
Sementara namja yang terbaring di UKS itu hanya mampu mengerutkan dahinya bertanda bingung. Netra namja itu masih menatap ke arah Taehyung yang terduduk di ranjang lainnya dengan tangan yang tak henti-hentinya memantulkan bola basket ke ubin.
Duk~
Duk~"Kau pingsan di toilet" Jelas Taehyung tanpa mengalihkan sedikitpun atensinya dari bola yang ia mainkan.
Seketika namja yang terbaring itu duduk dari tidurnya dan memegang lehernya yang terasa nyeri.
"H-hyung kau?"
"Berterima kasihlah pada Mark dan Jimin besok. Dia yang menolongmu dan membawamu kemari" Masih sama, dingin dan datar. Jungkook heran apakah hyung nya itu tidak bisa bersikap lebih baik padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Sweat And Tears
FanfictionFriendship✅ Brothership✅ KimFamily✅ FiksiPenggemar✅ [‼️DI HARAPKAN UNTUK TIDAK SALAH DALAM MEMASUKAN CERITA INI KE READING LIST. LIAT TAGGAR YG SUDAH TERTERA] Dia adalah Kim Taehyung Refleksi yang paling sempurna dari keempat saudaranya. Yang ora...