.•♫•Duapuluh Dua•♫•.

2.7K 326 169
                                    

Taehyung terdiam sesaat sebelum mengetuk pintu yang ada di hadapannya. Setelah seseorang di dalam sana menyahut dan memberikan izin, Taehyung langsung membuka pintu itu dengan perlahan.

Setelah berada di dalam, namja itu menutup pintunya kembali.

Yoongi yang tadinya tengah duduk di sofa langsung berdiri dan pindah menjadi duduk di kursi kerjanya. Taehyung juga sempat mendengar Yoongi berdecak malas.

Taehyung tau jika kehadirannya menghancurkan mood ataupun suasana hati Yoongi.

Tidak, mungkin bukan hanya Yoongi tapi juga semua orang.

Seokjin menghentikan jarinya yang tengah memainkan laptop. Pria itu langsung menatap datar pada Taehyung.

"Kau yang menyuruhnya kemari hyung?" Tanya Yoongi

Seokjin hanya bergumam tidak jelas kemudian melanjutkan kembali aktivitasnya.

"A-aku yang menguping pembicaraan kalian tempo hari saat di dapur, aku juga membaca semua berkas yang pernah aku antarkan ke ruangan kalian dan aku juga yang menyadap ponsel kalian. Mianhae hyung.." Aku Taehyung seraya merempat jarinya gugup.

Taehyung melakukan itu semua hanya karena penasaran dengan semuanya. Bagaimana bisa keluarga Jimin memiliki dendam pada keluarganya. Namun ternyata cara Taehyung memang salah dan Taehyung akui jika ia memang bersalah dalam hal ini.

Yoongi melempar vas bunga yang ada di atas meja kerjanya kearah Taehyung.

Taehyung terkejut, matanya menatap kearah serpihan beling yang kini sudah bertabur di lantai.

Vas itu hampir mengenai wajah Taehyung jika saja namja itu tidak cepat menghindar.

Yoongi menatap tajam dan dingin pada yang lebih muda. Tampak sekali kilatan marah di matanya. Sama dengan Seokjin saat pertama kali mengetahui kelakuan Taehyung.

"Kau tau apa kesalahanmu?" Tanya Yoongi dingin

Taehyung mengangguk
"Mianhae.."

Seokjin berdehem
"Bersihkan pecahan kaca itu"

Taehyung menurut, baru saja ia akan mengambil sapu dan serokan. Suara seseorang yang begitu dalam dan tegas langsung menghentikannya.
"Bersihkan pakai tanganmu" Perintah Seokjin mutlak.

Lagi-lagi Taehyung hanya bisa menurut, namja itu berjongkok lalu memungut beling itu satu-persatu. Kemudian memasukkan kedalam tong sampah yang tak jauh dari tempatnya.

Hoseok mendengus kemudian tersenyum.
"Kau kejam sekali hyung, tapi aku suka itu. Ah seharusnya tadi kau bilang seperti ini hyung, cepat bersihkan pecahan beling itu anak sialan. Kalau tidak aku usir kau dari rumah keluargaku" Ucapnya lalu tertawa mengejek.

Taehyung mencoba untuk tidak peduli dengan ocehan hyungnya tersebut. Namun tetap saja hatinya terasa sakit.

Sementara Yoongi dan Seokjin hanya terdiam, enggan untuk menanggapi ucapan adiknya barusan. Karena saat ini, keduanya masih fokus dengan laptopnya masing-masing.

Hoseok berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Taehyung. Ditangannya terdapat segelas air putih yang masih penuh.

"Aw hyung!" Pekik Taehyung ketika tangannya tak sengaja (?) di injak oleh Hoseok.

Hoseok langsung mengangkat kakinya pura-pura terkejut, membuat air yang ia pegang tumpah dan mengguyur Taehyung yang berada di bawahnya.

Hoseok menyeringai
"Ups sorry! Ini salahmu juga, kau membuatku kaget tadi."

Taehyung terdiam beberapa saat. Hanya untuk menetralkan emosinya.

Mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan seperti ini memang sudah biasa bagi Taehyung. Jadi bukan sesuatu hal yang bisa dikejutkan lagi.

Blood Sweat And Tears Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang