.•♫•Lima belas•♫•.

3.8K 405 31
                                    

"Ada fase dimana seseorang angkat kaki karena kesabarannya, pedulinya, dan kehadirannya tidak lagi dihargai."

•••••

Empat hari telah berlalu semenjak Taehyung tidak lagi di izinkan masuk kelas uji coba. Dan sudah empat hari juga ia selalu berpura-pura pada keluarganya bahwa ia masih mengikuti kelas uji coba. Alasannya sederhana, ia tak ingin mengecewakan eomma nya kembali. Karena hubungannya dengan Nyonya Kim baru saja membaik.

Hal yang dilakukan oleh Taehyung selama empat hari ini adalah mampir kerumah Mark setelah pulang sekolah. Karena disana lah ia akan menghabiskan waktu dengan belajar.

Semua cara Taehyung lakukan agar otaknya bisa terisi, setidaknya bisa sedikit membantu Taehyung ketika ujian nanti.

Seperti saat ini, Taehyung, Jimin dan Mark tengah mengintip labolatorium kimia. Ketiga namja itu diam-diam mengikuti kelas walaupun hanya dari luar. Mark yang mengintip, Taehyung yang mencatat dan Jimin yang membantu mengarahkan Taehyung tentang segala hal yang Mark katakan.

Nantinya materi yang mereka dapatkan akan mereka pelajari lagi saat berada di rumah mark. Setidaknya itu lebih membantu otak pas-pasan ketiga namja tersebut.

Tanpa mereka sadari, seseorang menatap ke arah mereka seraya
Tersenyum tipis. Seseorang itu mendekat, terdengar sangat jelas suara sepatunya yang memenuhi lorong. Namun suara itu sama sekali tidak menggangu fokus ketiga namja tersebut.

"Berusaha mencuri sesuatu eoh adeul?"

Ketiganya terperanjat kemudian menoleh secara kompak ke asal suara. Lee hyun wong - guru muda yang menjabat sebagai guru kesiswaan itu tengah berdiri dengan gagah di depan ketiganya.

Hyun wong menyeringai kemudian melipat tangannya di depan dada.

Taehyung terbatuk

Jimin dan Mark refleks membungkukkan badanya.

"Aigo.. Tidak perlu takut begitu"

Jimin memutar bola matanya
"Kami tidak takut saem, kami hanya kaget. Saem datang tiba-tiba"

Pria yang akrab di sapa Lee saem itu hanya terkekeh
"Apa kalian benar-benar ingin belajar?"

Ketiganya mengangguk

"Kenapa?"

"Apa harus ada alasan?" Tanya Taehyung mewakili kedua temannya

"Harus, bukankah selama ini kalian hanya bermain-main saja, kalian selalu menganggap bahwa ilmu tidak lah penting, lalu kenapa di saat seperti ini kalian begitu serius untuk belajar?" Lee saem mengangkat satu alisnya, menuntut jawaban dari ketiga muridnya.

Tidak ada yang menjawab

"Bagaimana Jimin-ah?" Hyun wong menatap sang pemilik nama

Jimin diam sejenak sebelum menjawab.
"Aku ingin lulus, setidaknya aku bisa membuat appa bangga padaku dan aku ingin menjadi Jaksa, seperti apa yang di inginkan oleh appa"

Hyun wong menganggukan kepalanya tanda mengerti, lalu pria itu beralih pada Mark.

"Mark?"

"Eomma ku selalu mengancam jika aku tidak serius sekolah di Seoul maka aku akan di pindahkan ke kampung halaman ku dan masuk kedalam asrama. Aku tidak mau, karena dari dulu aku sudah bermimpi akan sukses di Seoul menjadi seorang dokter." Tanpa sadar Mark mengerucutkan bibirnya.

Hyun Wong mendengus
"Dan kau Taehyung?"

"Namjoon hyung berharap besar padaku, aku hanya tak ingin mengecewakan nya. Karena jika aku gagal, Namjoon hyung pasti sedih, dan aku tak ingin itu terjadi."

Blood Sweat And Tears Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang