Terimalah matahari berserta terik panasnya.
Dan
Terimalah mawar berserta durinya.•••
Bruk
Taehyung tersentak dari duduknya saat pintu kamarnya terbuka lalu tertutup dengan begitu keras.
"Ada yang ingin appa bicarakan?" Tanya Taehyung tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang ia baca.
"Siapa yang menyuruhmu membersihkan ruangan ku?" Tanya tuan kim datar
Taehyung terdiam cukup lama, tangannya membalik lembar buku tersebut. Lalu kembali fokus pada deretan huruf di bukunya. Disela kegiatannya, namja itu menjawab seadanya.
"Eomma nim""Ada satu etika yang harus kau pahami, lihatlah mata orang yang tengah berbicara padamu saat terjadinya sebuah komunikasi"
Taehyung menghela nafas kemudian menutup bukunya.
"Ada apa, appa?" Tanya Taehyung setelah membalik kursinya agar berhadapan dengan Tuan Kim.Tuan kim menatap curiga pada Taehyung.
"Apa saja yang kau tau?"Taehyung tidak bodoh, ia tau arti dari pertanyaan itu.
"Tidak ada, aku hanya membersihkan, merapihkan, lalu keluar"
Tuan kim mendengus sinis
"Kau hidup di keluarga ini selama delapan belas tahun lamanya. Selama itu pula aku tau setiap sifat yang kau miliki. Satu hal, jangan pernah bernyanyi pada siapapun tentang yang kau ketahui disana"Taehyung tersenyum sinis
"Majas yang bagus. Tapi appa, Aku tidak suka bernyanyi disaat aku sendiri tidak tau pasti liriknya seperti apa"Tuan kim hanya menatap Taehyung datar tanpa niat sedikitpun untuk menimpali ucapan putranya.
Ponsel tuan kim berbunyi
"Yeobseo" Sahut tuan kim setelah panggilan itu tersambung dengan seseorang disebrang sana.
"Baiklah appa akan menjemputmu sekarang"
Taehyung tersenyum seraya menatap punggung tuan kim yang kian menjauh.
Mungkin lebih tepatnya senyum yang tidak bisa di artikan
"Tapi appa, sepertinya aku berubah pikiran. Aku akan mencari tau lirik lengkapnya, bukankah jika aku tau lirik maka aku bisa bernyanyi?" Ucap Taehyung sebelum tuan kim benar benar hilang dari pandangannya.
Tuan kim hanya melihat sekilas pada Taehyung sebelum menutup pintu tersebut dengan rapat.
Taehyung memandang ruangan yang kembali hening dan hampa tersebut, kemudian tertawa kering.
"Aigo.. Siapa juga yang akan percaya dengan omongan namja gila sepertiku. Ck... aku sendiri saja terkadang tidak percaya"........................
........................
........................Jungkook masih berkutat dengan buku dan bolpoin nya, padahal ruangan tempatnya belajar kini sudah begitu sepi. Hanya menyisakan dirinya sendirian di dalam ruangan tersebut. Tentu saja hanya ada satu bangku yang terisi dari sekian banyaknya bangku yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Sweat And Tears
FanfictionFriendship✅ Brothership✅ KimFamily✅ FiksiPenggemar✅ [‼️DI HARAPKAN UNTUK TIDAK SALAH DALAM MEMASUKAN CERITA INI KE READING LIST. LIAT TAGGAR YG SUDAH TERTERA] Dia adalah Kim Taehyung Refleksi yang paling sempurna dari keempat saudaranya. Yang ora...