.•♫•Tigapuluh satu•♫•.

3.3K 382 195
                                    

Namjoon memasuki flatnya dengan menenteng pelastik berisi obat. Namja itu baru saja pulang dari apotik, karena entah kenapa tiba-tiba saja ibunya datang dan mengeluh sakit pada keningnya akibat terbentur. Wanita itu bilang, jika dirinya habis di jambret saat hendak mengunjungi rumahnya.  Mau tak mau Namjoon harus mengurus sang ibu. Dengan begitu, wanita itu bisa cepat-cepat pergi dari flatnya ini. Karena jujur, Namjoon begitu muak dengan kehadiran ibunya.

"Keputusanmu bagus nak, bagaimana dengan lokasi itu? Itu sangat jauh dari hiruk-pikuk kota. Kau bebas melalukan apapun disana"

Namjoon menghentikan langkahnya dan memilih untuk mendengar percakapan sang ibu dengan seseorang di telpon.

"Baguslah, kau bunuh saja dia. Ahjumma sudah muak dengan semuanya"

"Siapa yang dibunuh?"

Mendengar suara Namjoon membuat wanita itu terkejut dan dengan tergesa membalikkan badannya. Tangannya pun langsung mematikan panggilan itu.

"Na-namjoon, kau sudah pulang nak? Mana obatnya?"

Namjoon menatap wanita itu tajam.
"Siapa yang akan kau bunuh?"

Wanita itu tersenyum kikuk.
"Bu-bunuh? Ahh mungkin kau salah dengar nak. Kemarikan obatnya, eomma mau langsung mengobati luka eomma"

Namjoon menggeram kesal dan membuang obat itu ke lantai lalu menginjaknya.

"Heii apa yang kau lakukan Namjoon!"

"Apa yang kau rencanakan?! Kau berniat melakukan kejahatan?! Katakan padaku siapa yang akan kau bunuh, nyonya!!"

Wanita itu berdecak kesal.
"Kim Jungkook! Kau puas?!  Setelah kau mengetahuinya, apa kau akan menghentikan rencanaku?"

Wanita itu tertawa.
"Kau tidak akan bisa Namjoon"

Namjoon mengepalkan tangannya kuat.

"Kau bajingan, nyonya! Pergi kau dari flatku! Aku tidak sudi menampung seorang penjahat!!"

"Pergi? Bagaimana bisa seorang anak tega mengusir ibu kandungnya sendiri."

"KAU BUKAN IBUKU!!" bentak Namjoon

"Tidak ada seorang ibu yang tega meninggalkan darah dagingnya sendiri. Kau tidak pantas disebut sebagai ibu, karena kau sendiri tidak memiliki hati nurani." Desis Namjoon tajam.

Wanita itu memandang nyalang kearah putranya.
"Namjoon ah.."

Namjoon merampas ponsel sang ibu, membuat wanita itu tersentak.
"Yak! Kembalikan!"

"Ini lokasi yang kau maksud? Baiklah aku akan menggagalkan rencanamu"

Namjoon melempar ponsel itu dan langsung melenggang pergi. Mengabaikan makian dan teriakan yang keluar dari mulut ibunya.

.............................
.............................
.............................

Jungkook tidak tau dimana ia sekarang. Saat Jungkook terbangun, ia sudah berada di ruangan ini. Ruangan yang begitu sempit dan bercahaya minim. 

Jungkook pun berdiri dan berjalan kearah jendela besar yang terbuka.

Suasana diluar begitu gelap. Samar-samar terlihat bagunan tua yang berdiri tinggi mengelilingi ruangan tempatnya berada. Dari sekian bagunan yang ada, hanya ruangan ini yang memiliki penerangan.

Lampu-lampu kota terlihat begitu kecil seperti titik-titik bintang di langit. Menandakan jika tempat ini sangat jauh dari hiruk-pikuk kota.

Jungkook tersentak ketika mendengar suara besi yang di seret dan langkah besar yang menaiki tangga dengan pelan. Suara itu begitu mengerikan, suasananya persis seperti film psikopat yang sering ditontonnya.

Blood Sweat And Tears Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang