.•♫•Duapuluh Empat•♫•.

2.9K 353 124
                                    

Suara senapan bertaburan dimana-mana, banyak korban yang berjatuhan, sementara gedung yang persis di belakang peristiwa tersebut mulai di lahap api.

"Sial!" Umpat seseorang yang kini tengah bersembunyi di balik tembok.

Pria itu membuang senjatanya. Timah panasnya sudah raib, Karena perlawanannya barusan.

Darah segar pun terus mengucur dari kening dan juga pundaknya, akibat benturan dan juga tembakan.

Netranya kembali memandang gedung yang terbakar.
"Bertahanlah sedikit lagi Baekie-ah, hyung akan datang." Gumamnya, menghapus kasar peluh dan darah yang sudah bercampur menjadi satu.

Pria itu memandang sekitarnya, nasib baik sedang jauh darinya. Karena enam orang yang mengincarnya masih berkeliaran di sekitar gedung. Sementara itu, api mulai membesar.

"Shit! Tidak ada pilihan lain!" Dengan sekuat tenaga pria itu berlari kearah gedung yang terbakar. Deretan peluru menghujani pria itu, namun dengan gesit ia terus menghindar.

"Jangan mencoba mendekat!" Seorang pria berkepala pelontos memblokir jalannya, dengan sebuah pistol yang terarah tepat di kepalanya.

Daehyun memundurkan langkahnya, membuat dirinya terkepung oleh lima orang yang masih tersisa.

Seakan tidak memiliki harapan sedikitpun, Daehyun langsung mengangkat kedua tangannya. Tanda jika pria itu menyerah.

"Aku tau, aku bukan orang yang mau kalian lenyapkan. Tapi bisakah kau menurunkan senjatamu?"

Pria plontos itu tersenyum sinis
"Tuanku memang tidak menyuruhku untuk membunuhmu. Tapi kau sudah membunuh teman-temanku. Maka kau, masuk daftar orang yang harus ku lenyapkan"

Daehyun menatap sekitarnya dengan sudut matanya, kemudian pria itu menyeringai.
"Oh ya? Kita lihat, siapa dulu yang akan mati"

Tak lama sebuah tembakan yang begitu hebat menggema di udara. Membuat Daehyun tersenyum.

"Kalian terkepung!"

Polisi datang dari berbagai penjuru, dengan bersenjata lengkap. Pria plontos itu perlahan menurunkan senjatanya dan mengangkat tangannya pasrah. Begitupun dengan kelima anak buahnya, yang kini sudah bersimpuh di tanah dengan kedua tangan yang diangkat ke udara.

"Bajingan!" Umpat pria plontos itu seraya menatap tajam pada Daehyun

Daehyun menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri, pria itu masuk kedalam gedung yang terbakar.

Tanpa di duga, ke-enam pria itu memilih untuk bunuh diri dengan bom. Polisi yang tengah mengepung itu pun langsung terpental jauh akibat ledakan tersebut, sehingga mereka mengalami sedikit luka. Sementara ke-enam pria itu tewas di tempat, bersama dengan beberapa rekannya yang lain, yang memang sudah terbunuh sebelum polisi datang.

.

.

"Maaf aku telat"

"Ireona! Hei! Kau bisa mendengarku, Baekie-ah?"

Daehyun mengecek jalan nafas Baekhyun, begitu lemah dan tersendat.

"Baekhyun-ah.. Ireona saeng"

Dengan hati-hati Daehyun mengangkat tubuh Baekhyun dan membawa namja itu keluar dari gedung.

Baekhyun terbatuk, matanya perlahan terbuka.
"H-hyung akhh.. Ka..u berdarah" Tangan lemahnya menyentuh kening Daehyun.

Blood Sweat And Tears Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang