Jimin dinyatakan bersalah.
Itulah kondisi saat ini.
Dimana banyak polisi tengah mengeledah mansion milik keluarga Jimin. Tujuan utamanya hanya ingin menangkap sang buronan yang tengah bersembunyi.
Didalam rumah itu, polisi menyita banyak sekali senjata tajam yang didapat dari ruang rahasia Jimin. Entah bagaimana bisa pemuda yang masih berumur belasan tahun tersebut berakhir menjadi seorang penjahat.
Dan kesialan tersendiri bagi Jimin karena hari ini ia keluar dari persembunyiannya dan pulang ke mansion untuk mengambil beberapa barang pribadinya. Sekarang beginilah akhirnya, Jimin yang saat itu tengah berada di kamarnya langsung diringkus oleh dua anggota kepolisian dan diseret paksa bak seorang binatang.
Jimin hanya diam tanpa memberontak sedikit pun. Karena untuk apa memberontak disaat kau sendiri sudah tertangkap basah. Membela diri pun akan sia-sia karena yang ada kau akan terlihat semakin salah di mata semua orang.
Dengan diampit oleh dua polisi, Jimin keluar dari mansion nya.
Daehyun, Lee bahkan Yeonjun tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya menatap Jimin dengan sendu dan berharap jika namja itu akan baik-baik saja.
Jimin menghentikan langkahnya, membuat kedua polisi tersebut melakukan hal yang sama.
Matanya memandang teduh sekaligus sendu pada Daehyun.
"Hyung, maafkan aku.."Daehyun mengangguk dan berusaha menahan air matanya. Karena saat melihat raut wajah Jimin yang seperti ini, mengingatkan nya pada Baekhyun.
"Bersabarlah sedikit lagi, saeng" ucap Daehyun yang langsung dibalas senyum tipis dari Jimin.
Lee maupun Yeonjun tidak bisa mengucapkan apapun karena saat matanya bertubrukan dengan netra Jimin, polisi sudah mendorong tubuh Jimin paksa. Mau tak mau Jimin pun kembali berjalan. Yang bisa Jimin berikan untuk kedua hyung-nya itu hanyalah senyumnya. Senyum yang seakan menjadi tanda sebuah perpisahan. Dan hal itu membuat Yeonjun tak kuasa menahan tangisnya.
"Park Jimin, remaja belasan tahun yang malang. Aku harap kau akan betah di rumah barumu" ucap Tuan Kim yang sengaja menghentikan petugas agar tidak cepat-cepat membawa Jimin masuk kedalam mobil polisi.
Jimin terkekeh sinis, matanya menatap tajam pada pria paru baya tersebut. Dengan sedikit menaikkan satu alisnya Jimin mulai berbicara.
"Oh ya? Aku rasa kita akan tinggal di rumah yang sama, paman""Karena sebentar lagi kau pun akan diborgol seperti ku" bisik Jimin, kemudian pemuda itu tertawa.
Tuan Kim menaikkan satu alisnya, pria paru baya itu menyeringai.
"Oh benarkah?"Tuan Kim sedikit memajukan tubuhnya kemudian berbisik pada Jimin.
"Memangnya apa yang kedua detektif itu punya sehingga kau percaya diri dalam mengatakannya?"Tuan Kim tersenyum penuh kemenangan. Sementara Jimin, matanya Kian menajam namun senyum tipisnya masih terukir diwajahnya.
"Baiklah lanjutkan pekerjaan anda semua pak. Aku ingin penjahat ini segera di kurung"
Sebelum Jimin benar-benar dibawa naik kedalam mobil. Netranya sempat bertubrukan dengan Taehyung.
Taehyung sendiri bisa merasakan aura yang berbeda dari Jimin. Taehyung seakan kembali ke masa lalu, dimana Jimin masih menatapnya dengan penuh kebencian.
Taehyung sendiri bingung dengan perasaannya. Ia merasa jika situasi ini sangatlah benar dan memang harus seperti ini jalannya. Namun disisi lain, ia merasa jika ini semua salah. Seharusnya tidak seperti ini akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Sweat And Tears
FanfictionFriendship✅ Brothership✅ KimFamily✅ FiksiPenggemar✅ [‼️DI HARAPKAN UNTUK TIDAK SALAH DALAM MEMASUKAN CERITA INI KE READING LIST. LIAT TAGGAR YG SUDAH TERTERA] Dia adalah Kim Taehyung Refleksi yang paling sempurna dari keempat saudaranya. Yang ora...