.•♫•Tigapuluh dua•♫•.

1.9K 289 46
                                    

Jungkook langsung dilarikan keruang Operasi setibanya di rumah sakit. Mengingat namja itu mengalami luka tusuk dan robek yang begitu parah di bagian dadanya hingga kekurangan darah. Pihak tenaga medis belum bisa memberikan keterangan karena hingga detik ini proses penanganan belum juga usai. Membuat seluruh keluarga Kim menanti dengan perasaan cemas.

Taehyung sendiri sudah ditangani, namun tidak dirawat karena Taehyung menolak. Toh hanya kakinya yang terluka.

Taehyung duduk di lantai dan bersandar pada tembok. Taehyung baru saja di marahi oleh sang ayah, bahkan ia mendapatkan satu luka lembam di pipinya. Jika saja tidak ada nenek dan kakeknya, mungkin Taehyung sudah terkapar tak sadarkan diri saat itu juga.

Sungguh beruntungnya Kim Taehyung. Karena pada saat itu, dewa keadilan sedang berpihak padanya.

"Eomma..."

Semua orang langsung menatap Hoseok yang baru saja datang. Wajah namja itu kentara sekali terlihat begitu panik.

"Hoseok-ah, kau pulang? Bukankah masih ada dua minggu lagi?"

"Aku izin sebentar, eomma. Bagaimana keadaan Jungkook? Apa dia baik-baik saja?"

Nyonya kim hanya menggeleng pelan.
"Belum ada kabar. Bahkan sudah satu jam lamanya penanganan itu dilakukan"

"Oh Tuhan.." gumam Hoseok frustasi, tangannya mengusap wajahnya kasar. Kemudian pandangannya teralihkan pada Taehyung. Seketika rahang pemuda itu mengeras. Namun sebisa mungkin ia menahan amarahnya.

Setidaknya untuk saat ini saja.

Tak lama kemudian, lampu ruangan pun redup, bertanda jika operasi telah usai. Beberapa perawat keluar dengan mendorong brankar yang terdapat Jungkook diatasnya.

Di belakang para perawat ada dokter yang kini sudah berdiri di hadapan seluruh keluarga Kim.

"Bagaimana kondisi putraku? Dan mau dibawa kemana putraku?" Bingung tuan Kim. Netranya masih memandang para tenaga medis yang kian menjauh hingga menghilang dibelokkan koridor.

"Jungkook akan di bawa ke ruang ICU. Maaf sebelumnya tuan Kim, bisakah anda ikut dengan saya? Ada hal penting yang harus saya sampaikan mengenai kondisi putra anda"

"Tidak bisakah disini saja?" Tanya Yoona.

Sang dokter menggelengkan kepalanya pelan.
"Mari ikut saya..."

Mau tak mau, Ji-Sung dan Yoona pun mengikuti langkah sang dokter. Melihat itu membuat Seokjin dan Yoongi saling bertukar pandang.

"Sepertinya sangat serius" gumam Yoongi, namun masih bisa didengar jelas oleh Seokjin.

"Kajja Yoon.."

Yoongi menatap sang kakak seraya menaikkan satu alisnya.
"Kita ikut juga?"

"Suka atau tidak, kita harus tetap ikut untuk memastikan kondisi Jungkook.  Karena kita masih memiliki tanggung jawab atas Jungkook sebagai hyungnya"

Yoongi menghela nafas.
"Baiklah"

"Hoseok, tetap lah disini sampai kakek dan nenek kembali. Baru kalian menyusul." perintah Seokjin yang langsung mendapat anggukan dari Hoseok.

"Taehyung-ah kau juga tetap disini, jangan banyak bergerak. Bagaimanapun luka dikaki mu masih basah"

Taehyung menggeleng.
"Aku ikut Hyung"

Yoongi menghela nafas, tangannya mengusap surai Taehyung lembut.
"Jangan! kan sudah Hyung bilang tadi. Luka mu masih basah, dan seharusnya juga kau masih dirawat. Jangan sampai luka itu kembali berdarah"

Blood Sweat And Tears Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang