.•♫•Duapuluh satu•♫•.

2.8K 331 80
                                    

Melody yang begitu romantis memenuhi seisi gedung. Menambah kesan yang begitu indah di moment yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup.

Semua para tamu undangan turut bahagia menyaksikan dua hati manusia yang telah di persatukan dalam ikatan sebuah pernikahan.

Sang suami mengikrarkan janji nya di hadapan Tuhan dan juga di depan para tamu undangan yang datang sebagai saksi. Setelah sang suami, kini giliran sang istri yang mengikrarkan janjinya.

Janji yang akan mereka pegang hingga menua bersama. Melewati suka dan duka dalam satu genggaman dan satu langkah yang sama.

Para hadirin bertepuk tangan setelah dua hati itu resmi menjadi pasangan suami-istri. Tangis bahagia pun turut serta dari keluarga sang pemelai pria dan wanita.

Begitupula dengan wanita cantik yang sedari tadi menyaksikan acara tersebut dari awal hingga akhir. Wanita itu tersenyum begitu manis walaupun tidak sejalan dengan hatinya saat ini.

"Jihyo, gwenchana?"

Yang di panggil Jihyo itu menoleh kemudian mengulas senyum kearah wanita paru baya yang baru saja berdiri di sampingnya.

"Eomma,," Ucap Jihyo setengah merengek

Wanita paru baya itu terkekeh
"Kenapa? Kau sedih melihat Sahabatmu menikah? Atau kau tidak rela? Kan eomma sudah bilang dari awal padamu Jihyo, tak ada salahnya jika wanita lah yang pertama kali memulai suatu hubungan. Sekarang lihat, Jisung sudah menjadi milik orang lain"

Jihyo menatap kesal pada wanita paru baya tersebut.
"Sebenarnya eomma ini memihak pada siapa sih. Atau eomma ingin aku merusak rumah tangga putra mu yang bahkan belum genap satu hari?"

Wanita paru baya itu kembali terkekeh
"Yang benar saja! Walaupun awalnya kupikir kau lah yang akan menjadi menantuku, tapi bukan berarti aku tidak menyayangi menantuku yang sekarang."

Jihyo tertawa
"Ish eomma-nim kau menyebalkan." Ucapnya kemudian kembali menatap pada sepasang pengantin yang kini tengah mengobrol dengan beberapa tamu, sesekali kedua pengantin itu akan tertawa ataupun tersipu malu.

"Eomma, melihat Jisung bahagia membuat hatiku juga merasakan hal yang sama"

"Kau tidak sedang jealous kan?"

"Tentu saja tidak, aku malah senang jika Jisung sudah menemukan dambaan hatinya sendiri. Jadi aku tak perlu menemaninya kemana pun lagi, karena sekarang ia sudah memiliki seorang istri. Lagian aku juga bersyukur karena Jisung jatuh cinta pada orang yang tepat. Hee-sun itu wanita yang baik, aku yakin dia bisa menjadi istri yang baik pula untuk Jisung yang keras kepala."

"Oh uri Jihyo" Wanita paru baya itu tersenyum haru.

"Apa aku telat?" Ucap wanita muda lainnya yang baru saja datang dengan balutan long dress berwarna pink-lace. Wanita itu terlihat begitu cantik serta menawan, sangat serasi dengan kulitnya yang putih.

"Oh Yoona,, ahjumma pikir kau tidak datang nak"

Yang disebut Yoona itu tersenyum
"Aku akan selalu datang jika ahjumma yang mengundangku. Apa kabar Kim ahjumma?"

Blood Sweat And Tears Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang