12. Kejaran Hantu

8.3K 1.2K 12
                                    

Alisa keluar dari kamarnya dan turun ke lantai satu. Sepanjang langkah kakinya, dia terus mengawasi sekitar yang sudah sepi. Ia sangat bersyukur teman-temannya yang masih hidup pasti sudah masuk ke ruangan mereka.

"Digo?" panggilnya saat mulai memasuki lorong menuju tempat Libby. Ada sedikit penyesalan saat tahu tidak dapat bertemu langsung dengan Digo. Meskipun demikian, dia tetap mengkhawatirkan keadaan Amanda.

Sunyi. Gelap. Tidak ada ujungnya.

Lagi-lagi dia merasa koridor ini jalan tanpa batas. Depannya gelap, belakangnya juga gelap. Lebih parahnya lagi, beberapa lampu penerang hari ini mengalami kerusakan.

"Digo? Libby?" panggilnya waspada.

Karena terus berlari belum juga menemukan tiga pintu biasanya, dia mulai cemas. Ia berteriak, "Dewi? Digo?"

Mungkin aku kembali saja, pikirnya ragu.

Ruangan Dewi memang seharusnya disini, tapi anehnya tidak ada pintu. Lorongnya terlalu panjang dan ia yakin ada sesuatu yang aneh disini. Biasanya tempat ini tidak seredup dan sepanjang ini.

Ia mulai berhenti berlari, kemudian berbalik. Cukup lama dia tertegun hanya demi memastikan tempatnya sama dengan tadi. Dia sedikit bingung karena merasa berada di tempat lain. Warna lantai keramiknya saja seperti berubah agak putih keruh.

"Aku harus kembali," ucapnya lirih, “aneh— tempat ini aneh.”

Dia berlari kembali berharap dapat masuk ruangannnya tanpa ada masalah. Beberapa menit berlalu, dia masih berada di dalam koridor. Padahal ia yakin lamanya sama dengan saat dia masuk tadi.

Dia berhenti di bawah naungan lampu dinding redup, "Ini aneh. Kenapa aku tidak melihat ujungnya dimanapun?“

”Halo?“ Dia berkata lagi, suaranya lirih, tapi menggema di antara tembok kanan dan kiri.

Tap.

Tap

Tap.

Bunyi tapak kaki yang anehnya berada di tembok dan atap plafon. Namun setiap kali Alisa mencari sumber suara, tidak ada apapun

Tap.

Tap.

Gadis ini mengedarkan pandangan kemana-mana, berusaha menerobos ke balik kegelapan lorong yang cahayanya meredup. "Halo?”

Tak berapa lama kemudian, ada suara yang terdengar seperti bisikan terdengar memanggilnya , "Alisa?"

"Digo?" Alisa menoleh ke arah kanannya seketika begitu mendengar itu. Walaupun dia ragu itu suara orang yang dia kenal. Ia mulai waspada karena ada hantu yang memang bisa meniru suara.

Perlahan-lahan dia malah mundur saat sesuatu bergerak mendekati cahaya lampu di dekatnya.

"Alisa ..."

"Alisa ..."

"Alisa ..."

Suara aneh ini terpantul dari dua arah. Alisa menjadi bingung sembari terus memperhatikan sekitar.

Can't Escape [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang