Saat Alisa sampai di lantai dua, dia mulai mendengar suara berisik. Bukan lagi seorang yang bernapas, kali ini suaranya seperti langkah kaki dari seseorang yang tengah melompat-lompat. Suara tersebut berubah.
Ia masih tidak dapat melihat ada orang lain di lantai dua ini. Langkahnya tampak terburu-buru mendekati kamar karena suaranya mulai menakutkan.
"Roni? Dewi?" panggilnya pelan.
Tap.
Tap.
Tap.
Kali ini suara kakinya menjadi pelan.
Alisa yang mulai takut, tidak percaya lagi kalau itu temannya yang masih hidup. Dia mulai mundur berharap bisa menyentuh kenop pintu ruangannya.
Tap.
Tap.
"Da—daging?" suara seseorang yang sangat amat parau. Suara tua itu terdengar dekat sekali di depannya.
Alisa melotot tatkala tersadar siapa orang itu, "Kamu, kamu 'kan—"
Orang itu menunjukkan wujudnya setelah lama bersembunyi di pojokan yang jauh dari pencahayaan lilin. Seorang pria yang berwajah kotor dengan mata melotot, tubuh bungkuknya masih terbalut pakaian putih rumah sakit jiwa.
"Daging? Bukan, bukan," bisiknya saat melihat sosok Alisa, "hantu."
"Aah!" Alisa menjerit karena pria ini tetap mengerikan sejak terakhir dia melihatnya bersama teman-temannya. Dia bertambah takut saat jeritannya mengundang kemarahan dari pria itu.
Si pria gila tersebut sontak berlari hendak menerkamnya. "Jahat, hantu jahat."
Alisa berlari menaiki anak tangga menuju lantai tiga. Dia sendiri tidak percaya takut pada orang yang masih hidup sementara dia sendiri adalah hantu. Suara teriakannya terus menggema kemana-mana, "aaah!"
"Digo!" Ia terus meneriakkan nama itu setiap anak tangga yang dia naiki.
Pria gila itu ikut menjerit dengan suara yang mengerikan, "aaah!" Dia menarik kaki Alisa agar tetap berada di lantai dua.
Alisa menjejak wajah pria itu sekuat tenaga. "Lepaskan aku!"
"Hantu," bisik pria bermata setengah kemerahan itu. Dia mulai melepaskan kaki Alisa karena tendangan demi tendangan yang membuat wajah serta bahunya sakit.
Alisa segera merangkak naik anak tangga sambil terus berteriak, "aaaah! Aaah, Digo!" Ia berdiri, lantas berlari kencang. "Digoo!"
Sesekali pandangannya terarah ke bawah untuk memastikan kalau jaraknya dengan pria itu cukup jauh. Namun ketika dia sudah berada di atas, barulah dia sadar kalau orang itu enggan pergi ke lantai tiga. Malahan langsung pergi ke pojokan lagi.
Digo perlahan datang dari belakang Alisa, "Ssshh!"
Alisa menoleh cepat. "Digo. Kamu disini?"
"Jangan berteriak-teriak! Orang itu takkan menyakitimu."
"Dia ... barusan ... menarik kakiku, dia ... dia ingin memakanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Escape [END] ✔
HorrorAlisa ditempatkan bersama orang-orang asing di sebuah rumah angker. Mereka terjebak tidak bisa keluar. Tempat ini bagaikan sangkar burung. Dia beruntung karena diselamatkan oleh Digo, penghuni lain di rumah itu, dari kejaran sang pemilik rumah di ma...