Buku misterius.
Buku itu masih dipegang oleh Digo.
Ada semacam perasaan takut menyelimuti mereka. Reaksi Alisa sedikit lebih buruk karena dia sangat peka dengan sekitarnya. Jiwanya mulai ketakutan sehingga membuatnya waspada sekitar. Gadis ini merasa ada sesuatu yang menggerogoti bawah kulitnya semenjak buku itu dibuka.
"Rasanya takut sekali." Alisa sedikit menyingkir dari Digo.
Sedangkan Digo malah fokus pada tulisan asing yang tercetak di lembar demi lembar kertas menguning itu. Tulisan itu lebih mirip terlihat seperti deretan simbol yang setiap saat berpindah-pindah posisi secara misterius.
"Apalagi itu? Aku tidak paham, kenapa aku merasa kalau buku itu hidup?" Alisa tidak berani untuk sekedar melihat lebih lama deretan simbol itu.
Digo menyentuh beberapa simbol yang menurutnya tidak asing. "Aku mengenali hampir semua simbol ini. Semuanya tersebar di rumah ini."
"Lalu apa artinya?"
"Intinya ular dan lingkaran bertitik tengah artinya abadi, kalau kepala binatang kemungkinan besar.. iblis," ucap Digo mengerutkan dahi saat mencoba memahami semuanya. Butuh beberapa waktu untuknya membuka satu per satu lembarnya. Beberapa kali dia membandingkan tulisan depan dan belakangnya.
"Apa menurutmu kita ini dikumpulkan dan dijadikan tumbal?"
"Dulu aku sempat berpikir seperti itu," kata Digo mengangguk pada Alisa, "maksudku, korbannya selalu remaja, lalu hampir semuanya terjebak disini ... mungkin itu persyaratan."
"Dan, ada yang berhasil keluar dari sini 'kan?"
"Tentu saja, dalam kondisi sudah mati," jawab Digo berpikir sesaat, "tapi setidaknya arwahnya tidak disini seperti kita. Alasan kita terjebak disini karena tulang kita ada disini, sementara yang sudah bebas karena tidak sengaja terbuang semua keluar rumah ini."
"Tubuhku ada di bawah tanah, aku sangat takut, kenapa tak ada yang kemari, Digo? Apa yang akan terjadi pada kita? Apakah kita akan dijadikan tumbal iblis?"
"Sebentar, Alisa," ucap Digo menenangkannya sembari meneliti bukunya lagi, "coba kamu duduk saja dan baca buku temuanmu, mungkin itu bisa jadi informasi, sementara aku akan mencoba membaca buku aneh ini, lalu kita simpulkan bersama."
"Baiklah," ucap Alisa mengambil salah satu jurnal yang paling dia takuti, yaitu yang memiliki foto mengejutkan. Sang tuan rumah bersama pria gila yang dia temui di salah satu kamar saat itu.
"Foto ini lagi," gumamnya lagi saat memperhatikan gaya berfoto mereka yang terlihat normal bagaikan ayah dan anak. Dia sangat jelas mengenali wajah asli sang tuan rumah yang tampak tersenyum dengan mata berbinar, sama persis dengan pria aneh yang melamarnya sewaktu pulang sekolah. Sedangkan sosok ayah di sebelahnya adalah si pria gila yang mengerikan itu.
Ada tulisan berbunyi:
Rangga Amir Natadireja, 1859
Alisa menggumam kembali, "R.A.N?"
Dia membalikkan kertasnya dan menemukan sebuah catatan tulisan tangan yang cukup indah. Ada beberapa hal yang sama sekali tidak dipahami olehnya karena menggunakan bahasa Belanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Escape [END] ✔
HororAlisa ditempatkan bersama orang-orang asing di sebuah rumah angker. Mereka terjebak tidak bisa keluar. Tempat ini bagaikan sangkar burung. Dia beruntung karena diselamatkan oleh Digo, penghuni lain di rumah itu, dari kejaran sang pemilik rumah di ma...