24. Cincin

7.2K 1.1K 33
                                    

Alisa mengamati peti mati wanita asing ini. Dia sangat ingin membukanya, tapi ternyata peti ini benar-benar tertutup sehingga tidak dapat tersentuh sama sekali.

Aroma semerbak tanaman yang ada di sekitarnya entah mengapa membuat dirinya tenang. Segala ketakutannya mengulang, perasaan cemasnya pada Digo juga sirna. Satu-satunya yang dia ingin ketahui adalah jati diri si wanita.

"Apa dia sudah mati, ya?" Ia penasaran melihat raut wajah pucatnnya.

Jimmy menjawab dengan kasar, "ya iyalah, Bodoh, lihat tubuhnya! Lagian mana ada yang masih hidup di tempat seperti ini!"

"Jim, jangan berteriak terus."

“Karena kamu sangat menyebalkan! Aku heran kenapa Digo bisa tahan denganmu.”

“Kenapa jadi aku yang salah?”

“Diam saja, dan jangan membalas ucapanku!”

Alisa memberanikan diri untuk menenangkan kemarahan jiwa Jimmy. “Jangan marah-marah terus, kita akan bertemu Libbie, bagaimana kalau tempat ini punya petunjuk? Kita tenang dulu dan cari informasi."

Jimmy perlahan menatap kondisi wanita itu. Dari mulai kulit pucatnya, rambut merahnya sampai gaun yang dia kenakan. Lalu mulai mengeryitkan dahinya, "Wajahnya memang campuran, mirip Libbie, bajunya seperti bangsawan penjajah. Iya, mirip sekali dengan foto-foto jaman dulu yang pernah kulihat."

"Menurutmu ini ibunya Libbie?"

"Aku sudah hampir sepuluh tahun disini, setiap Halloween, tidak ada ruangan ini.. kemungkinan karena ini 15 tahun. Aku tidak tahu ada tempat seperti ini, aku juga tak tahu Libbie punya ibu. Lagipula Libbie sendiri tidak tahu dirinya sendiri."

"Kamu benar."

"Tapi itu mungkin saja, jika ini ibunya Libbie, lalu ada lukisannya di rumah ini artinya dia penting ..." Jimmy memandangi Alisa dengan serius. Untuk pertama kalinya dia berdiskusi dengan orang lain selain Libbie dengan nada bicara pelan seperti ini.

Alisa menyentuh peti kacanya. Sekilas ada tulisan yang muncul sesaat berbunyi:

Hier rust mijn lieve vrouw Elisbeth Maria Anna Leijerinck Natadireja, 02-03-1850 overl. 09-12-1884

[Disini terbaring Elisbeth Maria Anna Leijerinck Natadireja, 02-03-1850 - 09-12-1884]

Tulisan tersebut langsung hilang saat tangan Alisa menyingkir. Namun muncul kembali ketika disentuh.

"Bahasa apa ini?" heran Jimmy yang juga melihatnya sekilas, "Belanda?"

Alisa memang tidak tahu, tapi dia sangat ingat dengan tahun dimana foto dari kotak milik Digo dan tahun kematian wanita ini hampir berdekatan. "Foto itu seingatku tahun 1887, wanita ini meninggal dunia tiga tahun sebelumnya 1884."

"Foto apa?"

"Digo pernah menunjukkan foto si tuan rumah dengan pria sakit jiwa yang ada di lantai dua, mereka bersama dalam satu foto."

"Aku jadi berpikiran buruk," ucap Jimmy melihat lebih dalam lagi penampilan wanita dalam peti ini. Matanya mulai tertuju pada jemari tangannya, "cincinnya kelihatan berharga. Aku sempat mendengar Libbie sedang merencanakan sesuatu dengan cincin, kalung dan gelang. Mungkin saja ini penting."

Can't Escape [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang