-5-

3.2K 197 7
                                    

Author

"Kemana sih tu anak! Baru ditinggal kerja bentar aja udah ngilang sembarangan." Gerutu Rayan.

Hampir lima jam dia menyelesaikan sesi pemotretan, keluar dari ruangan Nidya sudah tidak ada di sofa tempat duduk tadi.

"Padahal udah gue bilang jangan pergi, tetep aja nekat! Emang dasar keras kepala!"

Rayan terus mengelilingi semua ruangan yang ada disana, tapi Nidya sama sekali tidak kelihatan batang hidungnya.

"Apa gue pulang aja, mungkin dia udah balik duluan ke apartement."

"Tapi gak mungkin! Jelas-jelas dia gak tau arah apartement. Arghh! Ngerepotin kan!"

Sepanjang jalan Rayan terus berdecak kesal sambil sibuk mengamati ponselnya.

Sebuah ide muncul saat tiba-tiba Rayan teringat kalau Nidya membawa HP yang dia berikan beberapa hari lalu.

"Gue lacak aja sinyal HP-nya." Dengan perangkat smartphone miliknya, Rayan mencoba mencari keberadaan Nidya.

Tidak lama kemudian, dia sampai di salah satu hotel tepat di sebelah kawasan Apartement miliknya.

"Kenapa arahnya kesini? Lagian dia gimana bisa masuk hotel?" Rayan masih bertanya-tanya.

Setelah masuk ke lobi hotel dan bertanya pada receptionist tapi sama sekali tidak mendapat info, Rayan kembali keluar, Dan memutuskan pulang ke apartement melewati gang kecil sebelah taman yang ada di samping hotel.

Tapi baru beberapa langkah, tiba-tiba Rayan berhenti saat menoleh ke arah Kursi taman yang paling pojok.

"Frans?"

"Eh bentar, tapi kenapa bisa??" Rayan mengambil langkah cepat ke arah pojok taman dimana seseorang yang dia cari sedari tadi ada disana.

"Frans?"

Persetan dengan mengganggu aktivitas asyik mereka, Rayan sama sekali tidak peduli.

Yah, Rayan sadar apa yang Frans lakukan pada seseorang yang tengah dia cari-cari beberapa jam yang lalu.

Frans tengah asyik mencumbu Nidya, Yang terlihat tidak berdaya di bawah kungkungan tubuh besarnya, bahkan tangannya tengah asyik bermain dengan puncak dada Nidya.

Di Inggris hal seperti ini memng sudah biasa dilakukan di tempat-tempat umum. Tapi bagi Rayan, dia tetap muak!

"Bajingan!" Rayan menarik tubuh Frans dan mengarahkan bogem mentah ke wajahnya.

"Ke-kenapa lo nonjok Gue?" Tanya Frans sambil mencoba bangkit setelah terkapar.

"Apa yang lo lakuin?" Rayan kembali mengarahkan pukulan ke perut Frans.

"Slow brothers! Bukannya udah biasa lo lihat gue kaya gini, kenapa kaget? Dia sendiri kok yang datang ke gue, kesempatan donk!" Seringaian licik terbit di wajah Frans sambil menunjuk ke arah Nidya yang tengah duduk dan kelihatan linglung.

Rayan yakin ada yang tidak beres.

"Shit!" Dengan kasar Rayan menendang kaki Frans dan segera menarik Nidya pergi ke arah apartemet miliknya.

"Ka- lepasin, sakit!" Ucap Nidya lemah saat tangannya digenggam erat Rayan sepanjang perjalanan pulang.

Tidak ada jawaban dari Rayan,
Dengan kasar dia langsung menjatuhkan Nidya ke sofa.

"Udah berapa kali gue bilang, Jangan pergi tanpa ijin dari gue! Kenapa lo nekat?"

"Jawab! Jangan diem aja! Kalo gue tau lo lagi seneng-seneng sama orang di luar sana, gue gak akan repot-repot nyari sampe sore gini!" Bentak Rayan.

Grateful #BaperinloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang