-22-

3.1K 196 10
                                    

"Bagus ya! Disuruh nikah gak mau, tapi main check-in sembarangan!"

Rayan baru saja sampai rumah orangtuanya, seketika terkejut lalu menoleh ke arah sang ayah yang tengah asyik membaca koran.

"Maksud papa?" Tanya Rayan sembari mendekat. Rendra menutup korannya.

"Pura-pura gak ngerti!" Cibirnya.

"Pa, jangan keras-keras dong! Nanti mama bisa denger!"

"Emang kenapa kalo mama kamu denger?"

"Ya, pokoknya jangan sampe denger." Rendra mendengus pelan.

"Papa kira kamu udah lupa jalan ke rumah!" Rayan kembali tertohok.

Sepertinya mood sang ayah sedang tidak baik.

"Ada yang bisa papa dengar dari kamu sendiri? Sebelum papa cari tahu ke orang lain?"

"Gak ada apa-apa pa!" Kilah Rayan.

"Kalo gak ada apa-apa kayaknya gak mungkin pake ngajak Nidya check-in hotel!" Bantah Rendra santai.

"Tumben papa ngurusin urusan pribadi Rayan, biasanya juga cuek."

"Konteks-nya beda Ray!"

"Papa percaya kan kalo aku sama Nidya gak ngapa-ngapain di hotel tadi?"

"Gimana papa mau percaya kalo kamu aja gak kasih penjelasan sama sekali!"

Rayan menghela nafas pelan,

"Nidya masuk agensi, jadi model buat salah satu brand milik Rayan. Tapi surat perjanjiannya gak sesuai sama yang awal! Bisa dibilang dia dijebak gitulah sama beberapa pihak."

"Terus?" Tanya Rendra mulai serius.

Karna merasa semakin terdesak, akhirnya Rayan mulai menceritakan semua yang terjadi.

Rendra mengangguk paham lalu menatap lekat ke arah putranya.

"Papa kenal kamu bahkan sejak masih di dalam kandungan sampai sebesar sekarang. Tapi papa gak pernah ngelihat kamu seposesif ini sama orang lain! " Randra tertawa geli.

"Pa-an sih pa! Biasa aja, Rayan juga gak seposesif yang papa kira. Nidya kan emang gak biasa pake baju-baju kebuka." Bantah Rayan.

"Tapi dia tetap pakai bajunya dan berusaha profesional kan? Kenapa kamu yang repot?"

Rayan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Pa udahlah! Kan semua udah selesai. Ngapain masih bahas ini?" Lagi-lagi Rendra hanya tertawa melihat anaknya yang mulai salah tingkah.

"Jangan sampai mama tau ya pa!"

"Papa gak bisa menyembunyikan sesuatu dari mama kamu, sekecil apapun itu." Ucap Rendra sembari kembali tertawa.

"Ayolah pa! Tentang hal ini aja."

"Papa gak mau ngurusin masalah pribadi kamu terlalu jauh. Apalagi masalah cinta! Pesan papa cuma satu, hati-hati Ray. Kalo suka ya bilang suka jangan sampai nyesel suatu hari nanti!"

"Ngomong apa sih pa! Udah lah, Rayan mau pergi lagi."

"Kamu baru pulang udah mau pergi lagi?"

"Ada urusan!" Ucapnya sembari masuk ke dalam mobil dan membawanya beranjak dari parkiran.

------///-------

"Beib Rayan akhirnya datang juga!" Sambut Laura.

Grateful #BaperinloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang