Kini Diva sedang berada dikamar nya ia termenung dengan mengingat Vano yang masih marah kepadanya beberapa hari ini ia selalu melamun, sedangkan Vano? laki laki itu selalu saja pulang telat, pikir Diva mungkin saja ia ada jadwal latihan basket, tetapi kenapa harus setiap hari?
Orang tua keduanya tidak ada yang mengetahui permasalahan Diva dan Vano, Diva rindu sebelum ia menikah ia sangat bahagia ia bebas dan tidak terlalu melelahkan tapi kenapa takdir membuat nya seperti ini, entah apa yang ada dipikiran kedua orang tua nya yang rela menjodoh kan nya orang dewasa selalu saja egois tak sadar tetesan air mata Diva semakin deras gadis itu terisak dengan memeluk badannya sendiri sangat menyedihkan
"hiks.... Semua orang jahat sama gue...
nggk ada yang peduliin gue, gak ada yang sayang sama gue, gak ada yang mikirin perasaan gue, kenapa harus gue yang alami semua ini gue salah apa...hikss gue tersiksa dengan keadaan ini gak ada yang mau dengar penjelasan gue, semua orang menyalahkan gue hikss, Diva ingin mati aja" Gadis itu terus saja terisak dan memukul mukuli bantal ia tahu hanya dirinya yang berada di apartemen ini karena Vano pasti belum pulang, ia mengeluarkan semua uneg uneg nya ia benci dunia yang semakin hari semakin kejam dan dikalimat terakhir gadis itu melirih lalu tertidurKebiasaan Diva habis menangis ia langsung tertidur nyenyak, Dan orang yang berada di balik pintu kamar Diva merasakan sesak ketika mendengar penuturuan gadis itu, yah dia Vano, yang tanpa sepengatahuan Diva lelaki itu mendengar kan semuanya, rasa sakit dihatinya karena telah membuat menangis seorang yang dicintai nya
Pelan pelan Vano membuka knop pintu dan pandangan yang pertama dilihatnya adalah Diva yang tidur sambil memeluk dirinya dan kepalanya ia sandarkan pada lutut nya isakan kecil masih sedikit terdengar tetapi nafasnya sudah teratur yang berarti gadis itu telah tidur pulas
Vano mengangkat Diva menuju kasurnya dan membaringkan nya secara pelan pelan kemudian ia menyelimuti nya hingga leher, dipandang nya wajah istri nya yang damai sangat menenangkan tanpa disadari bibir Vano melengkung membuat senyuman tipis sebelum ia beranjak meninggalkan kamar Diva, lelaki itu mencium kening sang istri cukup lama lalu segera pergi dari situ
* * *
Pagi ini Vano segera bergegas untuk turun kebawah setelah mandi ia memakai atribut sekolahnya ia berniat untuk meminta maaf pada istrinya dan mengajak nya berangkat bersama ia menuruni anak tangga dengan tergesa gesa ketika ia melihat sepatu sekolah Diva sudah tidak ada raut wajah Vano berubah kecewa ia telat kini lelaki itu merasa bersalah pada istrinya
Ia menuju parkiran lalu menancapkan gas menuju sekolah nya
"Divaa" panggil Helen dan Keysa
"apa" jawab Diva malas
"Lo tau gak hari ini tuh ada siswi baru gilaa!! Cantik banged" ujar Keysa heboh
"Gak terlalu cantik sih" sinis Helen sambil mengubaskan rambutnya kebelakang
"lebih tepat nya sok cantik" Ujar Helen penuh penekanan
Diva hanya manggut manggut saja, jujur, hari ini ia berasa mood nya sangat down ia tak bersemangat seperti biasa Helen dan Keysa yang melihat nya seperti itu justru merasa prihatin mereka mencoba menghibur Diva tetapi gadis itu tetap saja cuek, sungguh bukan Diva yang dulu lagi
Ketika bell istirahat Diva menenggelamkan wajahnya dilipatan tangannya ia merasa sangat malas untuk kemana mana
"Div ngantin yuk" Ajak Helen
KAMU SEDANG MEMBACA
Married a cold prince
Random"Bisa jadikan janji itu dibuat untuk diingkari" *** Nadiva Amalia Demora seorang gadis yang masih duduk dibangku SMA ini terpaksa mengalami perjodohan konyol yang dibuat orang tuanya dan ternyata suaminya adalah kakak kelas nya sendiri yang terkena...