part 25

47.4K 1.4K 4
                                    

Appreciate - STHEPANIE POETRY

Seperti yang dikatakan Vano siang tadi, bahwa Diva harus tidur bersamanya malam ini, sebenarnya lelaki itu ingin selalu dekat dengan istrinya ini lumayan kan punya istri bisa manja manja, dan mungkin akan seterusnya ia dan Diva akan tidur bersama awalnya Diva merasa heran dengan keputusan Vano yang tiba tiba memintanya tidur bersama tetapi tak mau berpikir panjang gadis itu hanya mengiyakan saja permintaan Vano toh dia juga menginginkannya

Sedari tadi Vano melihat Diva yang gelisah ditempat nya ini sudah pukul 22:32 dan Diva belum juga tidur, ia merasa apakah Diva tidak nyaman tidur bersamanya ia sangat ingin menanyakan nya tetapi takut jika Diva berkata 'iya' kan sakit hati tuh gak jadi tidur bareng nya,
Masa bodoh dengan ketakutan lidahnya sudah gatal ingin menanyakan hal itu dengan istri yang berada tepat disampingnya

"Diva" Panggil Vano

Gadis itu menoleh dengan berguman

"Kamu kenapa? Gak nyaman tidur bareng aku? Bukannya sebelumnya kita udah tidur bareng ya" Tanya Vano hati hati

"Enggak kok kak"

"Terus kenapa? Dari tadi kamu gelisah mulu"

"Emm... Diva gak bisa tidur perasaan Diva gak enak kayak ada yang ngeganjal gitu kak" Lirih Diva

Vano mengerutkan alisnya "Kamu takut aku apa apain? Tenang aja aku gak bakal minta sebelum kamu siap, kitakan juga masih sekolah"

Diva yang mendengar penuturuan suaminya itu menatap Vano dengan tatapan horror "Ihh kak bukan itu"

"Terus apa dong? " Tanya Vano dengan alis terangkat

"Diva takut ditinggalin kak Vano" Diva menundukkan kepalanya dalam

Vano mengangkat dagu Diva agar menatap nya "Aku gak bakalan ninggalin kamu, kamu jodoh aku Diva, kemanapun aku pergi tetap akan kembali sama kamu karena kalau udah jodoh gak ada yang bisa misahin" Ujar Vano lembut

"Yaa tapi aku takutt" Cicit Diva dengan mata yang sudah berkaca kaca, entah mengapa ia menjadi begini bukan Diva sama sekali, perasannya tidak enak sedari tadi dan selalu memikirkan perkembangan rumah tangga nya, bagaimana jika Vano meninggalkan nya tiba tiba?, bagaimana jika Vano memiliki gadis lain yang lebih baik dan cantik darinya?, Bagaimana jika Vano sudah bosan padanya?, Bagaimana jika Vano meninggalkannya hanya karena kesalah pahaman?, Dan yang lebih parah bagaimana jika Vano meninggalkan nya ketika ia sedang mengandung anak nya dengan Vano?

Apakah pertanyaan pertanyaan yang ada dibenak Diva akan terjadi?

"Aku janji Diva gak akan ninggalin kamu apapun itu yang terjadi" Vano mengusap lembut rambut panjang Diva

"Bisa aja Janji itu dibuat untuk diingkari kan"

"Diva udah! Jangan mikir yang aneh aneh, ayo sekarang tidur udah malam besok kita harus sekolah" Ucap Vano tegas, mau tak mau Diva hanya mengangguk

Vano membawa Diva dipelukannya dan menarik selimut hingga menutupi tubuh mereka berdua, Vano mencoba menenangkan istrinya dengan mengelus punggung Diva sesekali juga ia mengecup kening Diva lama

"Mimpi indah, honey"

* * *

"Dhit entar temenin gue beli sepatu yah" Ucap Reynand

Radhit menghembuskan asap rokoknya keudara, Kini mereka sekarang sedang berada di rooftop, apalagi kalau bukan bolos

"Nggk bisa! gue udah ada janji sama Keysa nemenin dia kedokter hewan" Ujar Radhit

"Loh, ngapain? Lo mau diperiksa? Emang lo sakit apa Dhit" Tanya Reynand membuat buat wajahnya seperti sedang khawatir

"Lo kira gue hewan? Huh!? " Tanya Radhit tak terima, Reynand mengejeknya secara halus

Reynand mengangguk polos "Iya lo itu guk guk"

"A en je a ye , model lo guk guk" Kesal Radhit

"Dulu aja rebutan ayam, sekarang malah jalan bareng" Celetuk Vano yang menginiak putung rokoknya ketanah

Reynand menjentikkan jarinya kearah Vano yang berjalan mendekat "Bener tuh!! Jadi sekarang babang Radhit udah terjebak benci jadi cinta nihh" Goda Rey mencolek dagu Radhit yang ditepis kasar oleh cowok itu

"Apasih bambwang, suka suka gue lah" Kini pipi cowok itu menjadi merah karena malu

"EH ANJIRR SI RADHIT IKAN KOI BLUSSHING HAHAHAHA" Teriak Reynand heboh ia tertawa terbahak bahak tangannya sudah memegang perutnya dengan mata yang menyipit

Vano menahan tawanya melihat temannya yang satu ini, sangat lucu ketika sedang blushing, tetapi lebih lucu Diva istri gue-pikir Vano

* * *

Sepulang sekolah Vano menghampiri Diva dikelasnya dan menunggu di ambang pintu dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana nya wajahnya yang terkesan dingin membuat kaum hawa diam diam melirik kearah Vano dengan tatapan kagum, namun cowok itu menatap intens kearah gadis yang sedang menggunakan tas ransel pastel siapa lagi kalau bukan Diva istri kesayangannya dan akan selalu begitu

"Ayok kak" Diva tersenyum manis ketika Vano mengacak pucuk rambutnya dan menggenggam tangannya menuju parkiran

Vano membukakan pintu mobil untuk Diva, lalu memutari mobil dan duduk di kursi pengemudi, Vano menancapkan gas menyusuri jalannya kota Jakarta

"Div kita ke cafe dulu yah ada urusan yang mau diselesain, bentar aja kok" Ujar Vano

Diva mengangguk sambil tersenyum kearah suaminya itu "Iya kak"

Disisi lain, Reynand sedang memilih milih sepatu yang dicari carinya dan sesuai dengan selera nya
Begini kalau ia jalan sendirian susah kan pilih sepatunya, Sebenarnya ia mengajak Helen namun Helen ada urusan mendadak yang tiba tiba berangkat ke bogor alhasil ia jadi sendiri Radhit juga yang ingin menemani Keysa ke dokter hewan, urusan cewek aja jadi cepet giliran temen seperjuangnya ogah ogahan awas aja tuh anak minta dibeliin martabak keju pikir Rey kesal

Ketika sedang memilih milih ada beberapa pelayan yang mencuri curi perhatian Reynand karena parasnya yang kelewat ganteng, yah Reynand memang ganteng tetapi ia tak memperdulikan nya

Ketika sudah mendapatkan pilihan nya ia segera menuju kasir dan membayar nya setelah itu ia berbalik beranjak dari sana

BRUK

Tiba tiba saja seorang gadis menabrak Reynand dan hampir saja minuman gadis itu menumpahi kaos Reynand, sedangkan Reynand terkejut bercampur kesal gadis dihadapan nya ini berjalan sambil menelpon seseorang jadi kurang fokus dengan jalan

"Eh maaf maaf saya tidak sengaja, maaf yah kamu gak papa kan" Ucap gadis itu

Reynand menganggukkan kepalanya sambil bergumam "Lain kali jangan jalan sambil telponan" ujar Reynand datar

Gadis itu mengangguk tidak enak "Eh iya maaf yah sekali lagi, kalau gituu saya duluan" tanpa menunggu respon Reynand gadis itu berlenggang pergi meninggalkan Reynand ditempat

"Kok gue kayak denger nama Kinan waktu cewek itu telponan yah" Gumam Rey heran

"Bodo amat lah nama Kinan kan banyak" Lanjutnya lalu segera pergi dari sana





Married a cold prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang