part 33

63.9K 1.5K 166
                                    

Ini aku - Devano Danendra

Didalam mobil hanya ada keheningan Diva yang merasa kesal karena Vano langsung menyuruhnya untuk pulang padahal dia tidak apa apa dan masih ingin di sekolah bersama sahabat sahabat nya, hanya karena masalah sepele Vano terlalu overprotektif padanya

"Div... " Panggil Vano menoleh kearah istrinya yang sedang kesal

"Diva jangan marah aku kayak gini karena khawatir kamu kenapa napa" Ujar Vano

"Tapi Diva gak apa apa kak" Gadis itu menoleh kearah suaminya yang sedang menyetir

"Tapi kan aku tetap khawatir kamu tau kan Kinan itu kayak gimana? Dia bakal ngehalalin cara apapun demi memenuhi kemauannya dia itu bahaya" Vano tidak mau Kinan melukai gadisnya lagi

"Bahaya tapi kok pernah di pacarin" Gumam Diva pelan sambil melihat kearah luar jendela tetapi masih bisa didengar oleh Vano

Cowok itu menghela nafas panjang kenapa gadis ini mengungkit masa lalu nya lagi?  "Udah gak usah di bahas kita ke toko eskrim aja sekarang gimana? " Mendengar perkataan Vano, Diva langsung memutar badannya kearah Vano dengan tatapan penuh harapan

"Yang bener kak? " Tanya Diva memastikan

"Iya sayanggg"

"YEYYYY" Gadis itu bersorak senang bak anak kecil membuat Vano gemas dengan tingkah istrinya tangannya terulur mengacak rambut Diva dan mencubit pipi gadis itu

* * *

Seorang cowok sedang berdiri di rooftop sambil menikmati angin yang menerpa wajah mulusnya hanya dirinya yang berada disana akhir akhir ini cowok itu lebih suka sendiri dan jarang bicara sangat berbeda dengan dirinya yang dulu

"Farrel" merasa namanya dipanggil Farrel menoleh kebelakang mendapati Kinan yang berdiri agak jauh darinya

"Kenapa? "

"Gue mau ngomong" Ujar Kinan melangkah kan kakinya mendekati Farrel

"Silahkan"

Kinan menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya "Gue berhenti"

Farrel yang kurang mengerti arah pembicaraan Kinan hanya mengangkat alisnya satu seolah meminta penjelasan lebih jelas

"Gue berhenti gangguin mereka berdua"

"Gue udah bilang waktu itu lebih baik kita berhenti biarkan mereka bahagia, kalo takdirnya kayak gini kita hanya bisa iklasin aja kita gak bisa maksa takdir Ki" Ujar Farrel

Kinan langsung memeluk Farrel, Farrel yang mendapat perlakuan seperti itu terkejut

"Makasih Rell selama gue sekolah disini hanya lo yang bisa nerima gue jadi temen, makasih udah pernah nemenin gue, makasih dengan bantuan lo walaupun dalam hal buruk, gue seneng bisa kenal lo" Ucap Kinan mempererat pelukannya

Perlahan tangan Farrel terulur membalas pelukan Kinan

"Udah gue juga seneng bisa kenal lo, lo gak seburuk yang mereka pikirkan, lo bisa ubah diri lo jadi yang lebih baik lagi" Ujar Farrel mengelus punggung gadis di dekapannya

"Gue bakal ubah diri gue jadi lebih baik dan.... Gue... " Ucapan Kinan menggantung membuat Farrel heran

"Lo kenapa? "

"Gue bakal balik ke california Rel" Ucapan Kinan membuat pelukan mereka melonggar

"Kenapa? Kenapa dadakan? " Tanya Farrel

"Gue rasa gue gak pantes ada disini gue seperti hama untuk mereka" Kinan menundukan kepalanya dalam

Farrel memegang kedua pundak Kinan "Lo hanya perlu ubah diri lo jadi lebih baik lagi, jangan denger perkataan orang lain karena mereka hanya bisa menilai dari yang terlihat padahal mereka gak tau yang sebenarnya"

"Keputusan gue udah bulat mau pindah, tenang gue bakal balik lagi kok" Kinan tersenyum manis

"Yang benner yah? Jangan lupain gue disini" Farrel mengacungkan jari kelingking nya

Kinan menyatukan kelingking nya dengan jari kelingking Farrel sebagai tanda perjanjian nya "Janji" gadis itu tersenyum membuat Farrel ikutan tersenyum

"Lo kapan berangkat nya? " Tanya Farrel

"Masih lama kok, minggu depan" Kata Kinan

"Itu namanya cepat goblok" Farrel menyentil dahi Kinan

"Lama tolol" Kinan kembali menyentil dahi Farrel

"Bagi gue itu cepat Ki"

"Loh kok gitu?" Tanya Kinan menatap heran Farrel

"Karena lo... " Ucap Farrel menggantung

Kinan mengangkat alisnya satu "Gue kenapa?"

"Karena lo.." Farrel menggelitik Kinan membuat gadis itu berlari dan berakhir kejar kejaran

Drtt... Drtt....

"Kak mama nelpon" Bisik Diva ketika melihat layar ponselnya

Vano menoleh dengan alis terangkat "Angkat gih"

Diva menggeser tombol hijau "Hallo ma? "

"Diva lagi dimana? " Suara Monica dari sebrang sana

"Lagi di jalan ma menuju pulang"

"Kamu sama siapa sekarang? "

"Kak Vano"

"Kalian kerumah mama yah sekrang gak mau tau titik mama tunggu bye sayangg" setelah mengatakan itu Monica mematikan sambungan telepon nya

"Kak Vano denger kan? Mama suruh kita kesana sekarang" Diva menatap suaminya yang seperti malas lagi mengatakan apapun bukannya malas kerumah mamanya tetapi Vano ingin hari ini hanya dia dan Diva berdua seharian

Dengan cepat Vano memutar balik stirnya menuju rumah Monica


Married a cold prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang