part 34

38.6K 1.2K 44
                                    

Vano memarkirkan mobilnya di halaman rumah yang megah, rumah yang dari kecil ia tempati dan memiliki banyak kenangan dengan orang tua tersayang nya

"Div ayok turun" Ujar Vano yang melihat Diva sedang asyik dengan ponselnya

"iya kak" Diva menaruh ponselnya kedalam saku seragamnya lalu membuka pintu mobil dan berjalan beriringan memasuki rumah mertuanya

"Divaaaaa mama kangen sayang" Monica langsung berhambur memeluk menantu tersayang nya yang dibalas peluk oleh Diva dengan erat

"Diva juga kangen mama" ucap Diva dengan tersenyum ramah menatap mertua nya dengan tangan yang memeluk pinggang wanita paruh baya itu

"Anak sendiri gak di kangenin" Cibir Vano kesal melihat dua wanita yang sangat alay menurutnya

"Bodo amat" Ucap Monica sarkas membuat tawa Diva meledak melihat wajah kesal Vano

Vano hendak melangkahkan kakinya menuju kamar,namun Monica angkat suara sehingga lelaki itu tetap tinggal ditempat nya

"Kenapa lagi ma? Vano capek nih" Ucap Vano sedikit menggerutu

"Sini dulu kamu sama Diva, mama mau bicara" Ucap Monica terlihat serius,Diva yang mendengar perintah tersebut langsung menurut sebenarnya didalam hati Diva was was dengan perkataan mertuanya ia takut jika Monica akan menagih permintaan nya yang beberapa hari lalu

"Ada apa ma? " Tanya Diva hati hati

Monica menarik nafas sedalam dalamnya lalu menghembuskan secara perlahan ia menatap kedua anaknya dihadapan nya, pertama ia melihat Vano yang seperti santai santai saja, lalu matanya melirik Diva yang sangat berbanding terbalik dengan Vano, gadis itu terlihat gugup dan gelisah

"Mama mau nagih sesuatu sama kalian" Ucap Monica membuat Diva langsung menatap mertuanya dengan perasaan takut takut

"Mama minta cucu, kok sekarang belum belum sih mama pengen banget punya cucu, mama udah tua mama pengen gendong cucu sebelum ajal mama datang, kalian gak perlu khawatir gak lama lagi kalian akan tammat dari sekolah" Ujar Monica dengan nada yang sendu

Ternyata dugaan Diva benar yang ia takutkan ternyata terjadi, melihat mertuanya yang seperti itu membuatnya iba dan merasa kasihan, segitunya mama pengen banget punya cucu?

"yaudah ntar malam bikinnya" Perkataan Vano yang kelewat santay itu membuat Diva menoleh dengan mata melotot tidak sangka suaminya itu berkata seperti demikian dihadapan mertuanya dengan gampang nya, setelah mengucapkan itu Vano beranjak menuju kamar meninggalkan mamanya dengan istrinya dua wanita yang sangat ia sayangi dan berarti dalam hidupnya

Monica yang mendengar perkataan Vano seketika merasa senang dan bahagia "YANG BENAR YAH VANO MAMA TUNGGU HASILNYA, SOAL DIVA DIA PASTI SIAP KOK MAKASIH YAH SAYANG MAMA SAYANG KALIAN" Monica berseru dengan suara lantang saking senang nya setelah itu ia mencium dahi Diva lalu beranjak menuju kamarnya dengan perasaan bahgia
Sedangkan Diva terdiam di tempat dengan berbagai macam pikiran

"Diva takut" lirih Diva sambil menatap kosong toples dihadapannya

* * *

Kinan baru saja keluar dari supermarket dengan beberapa tentengan kantong plastik di kedua tangannya gadis itu berjalan sendirian dan hari sudah malam tiba tiba saja 2 pria bertubuh besar datang mendekati nya membuat Kinan terlonjak kaget dengan perasaan takut

"Hay cantik kok sendirian sih" Ucap salah satu preman tersebut sambil menatap Kinan dari kepala hingga ujung kaki

Kinan berusaha mempercepat langkahnya ia takut sangat takut yang dipikiran nya semoga preman ini cepat pergi dan dia cepat sampai dirumah dengan selamat

Preman yang kedua mencolek dagu Kinan hingga gadis itu kaget dan menoleh kearah preman tersebut "Gausah ganggu gue" Ucap Kinan takut

"cantik cantik kok galak sih, sini sama abang aja" Pria satunya mulai menggoda Kinan

Tak tahan gadis itu segera berteriak minta tolong "TOLONG TOLONG TOLL--! " mulut gadis itu disekap dengan dua preman tersebut

"Jangan berani berani lo teriak kalau nyawa lo gak mau melayang" Preman tersebut mengeluarkan pisau tajam dari saku celana nya

Kinan yang melihat itu mulai ketakutan berharap ada seseorang yang menolongnya

"Kita apain nih cewek bagusnya" tanya preman kepada temannya

"Bawa dia ke markas kita habisi" Ucap preman satunya membuat mata Kinan melotot ia meronta ronta dengan berlinang air mata akibat ketakutan

"WOY LEPASIN TEMEN GUE" Teriakan itu membuat ketiga orang tersebut menoleh kebelakang
Kinan melihat Farrel yang baru saja turun dari motor dan berlari mendekatinya

"Wah siapa nih bocah sok jagoan banget" Ucap preman dengan tatapan meremehkan

"Lepasin temen gue" ucap Farrel tajam serta tatapan menusuk

"Enak aja lo langsung main nyuruh lepasin Hahahah" Kedua preman itu tertawa meremehkan kemampuan Farrel

"Gue bilang sekali lagi lepasin temen gue" Gertak Farrel dengan tangan yang sudah terkepal kuat

"Sini lo bocah maju lawan kita dulu baru bisa lo ambil teman sialan lo ini" Ucap preman satunya dengan tampang meremehkan membuat Farrel geram dengan sikap preman preman tersebut tanpa ba bi bu Farrel segera menghabis dua preman dengan tangan kosong

Jangan remehkan kemampuan Farrel lelaki itu sangat jago jika dibidang pukul memukul.
Kedua preman itu tersungkur ditanah dengan wajah babak belur serta mulut yang berdarah akibat Farrel

"Yuk cabut" Ucap preman itu dan setelahnya mereka pergi membuat Kinan sedikit merasa lega, gadis itu segera memeluk Farrel dengan erat

"Makasih Rel makasih banget gue gak tau lagi nasib gue gimana kalau gak ada lo tadi" Ucap Kinan sambil memeluk pinggang Farrel

"Iya sama sama lo gak papa kan? " Tanya Farrel yang dibalas gelengan oleh Kinan

"Lain kali cewek tuh gaboleh jalan sendiriian malam malam gini bahaya kalau lo ada apa apa hubungin gue aja gak usah sungkan"Ujar Farrel

Kinan hanya mengangguk sebagai jawaban

"ayok gue anter pulang" setelah mengatakan itu Farrel dan Kinan segera menuju motor Farrel dan pergi dari tempat itu





Yuhuuu akhirnya aku post lagi dari sekian lamanya menghilang dari wattpad.
Maaf buat kalian yang udah nunggu lama banget,semoga masih stay dicerit ini:)

Married a cold prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang