Identitas asli dari Riri Kurniawati sudah terbongkar. Orang-orang yang merasa tertipu pun sudah tau kebenarannya.
Tiga belas murid sedang berada didalam kelas IX-4, melakukan kegiatannya masing-masing.
Terlihat enam siswi yang duduk di sekitaran meja guru sedang berdiskusi untuk melakukan permainan werewolf.
Diantaranya, Milani, Chelsea, Nadilla, Nadira, Naina serta Melissa.
Mereka kecanduan permainan itu rupanya.
Sedangkan pada bagian kelas yang lain empat orang lelaki sedang fokus pada gadgetnya masing-masing.
"Push rank yuk lah"
"Yakali gak kuy"
"Bagi hotspot, gua ga punya kuota"
"Yeu miskin lu dasar"
Sedangkan tiga orang sisanya, sedang melakukan tugas piket kelas mereka.
Ada Sonya Fittya Nadika, serta Revalina Adinda Maheswari untuk bagian menyapu. Sedangkan Akasia Rasydhyah kini sedang sibuk mengangkat semua kursi dikelasnya keatas meja.
Didalam kelas tersebut, terdengar gumaman kecil dari mulut Akasia. Sejak tadi ia misuh-misuh sendiri. Kesal karena anak lelaki malah kabur dan melewatkan jadwal piket mereka.
"Ish alah, anak cowoknya nyebelin banget si, ngangkatin kursi doang juga. Mana si Bunga lagi ga masuk. Kerjaannya kan jadi lebih banyak."
"Marah marah mulu, entar keriput loh. Terus jadi cepet tua Kras"
Sonya menenangkan Akasia. Walau sejujurnya tidak membantu sama sekali.
"Auah, kzl."
Akasia malah ngelanjutin acara ngedumel nya. Keadaan kelas agak ramai, makanya suara Akasia gak terlalu terdengar.
"ALLAHUMMA!"
Itu suara Marzan Pranada Ar-Rasyid.
Dia teriak kayak gitu. Sampai-sampai semuanya menengok kearahnya. Entah apa yang terjadi didalam game-nya. Yang jelas setelahnya yang keluar dari mulutnya malah umpatan-umpatan kasar.
Seluruh bagian kelas sudah dibersihkan. Kini hanya tinggal membuang sampahnya ke tempat sampah yang biasa berada didepan kelas.
Akasia mendudukkan dirinya pada salah satu kursi yang ia turunkan kembali. Lelah setelah mengangkat semua kursi yang ada di kelas.
Begitupun Revalina dan disusul oleh Sonya setelah membuang sampah nya, dan meletakkan kembali alat-alat kebersihan pada tempatnya.
"Eh ayo main werewolf!! Udah selesai kan piketnya?"
Ajakan dari Milani tersebut ditujukan untuk ketiga orang petugas piket tadi. Mereka bertiga pun mendekatkan diri pada kumpulan siswi didepan meja guru itu.
"Eh mau main ww? Ikut dong gua"
Fadhlan berucap. Membuat atensi kesembilan siswi disana tertuju padanya. Temannya Ryandi, Valdes dan Marzan pun menjadi sedikit tertarik.
"Hah main apaan?"
"Apaan dah? Werewolf? Itu apaan? Game? Ikutan dong"
***
Dua belas kertas berisi perannya masing-masing sudah terkepal ditangan sang moderator, yakni Milani Eyska Azzahra.
Werewolf (bad side). Manusia serigala yang setiap malam memangsa salah seorang warga. Jika seluruh warga mati, atau ia bisa menyamakan jumlahnya dengan jumlah warga, Werewolf menang.
Guardian (good side). Pelindung dalam permainan ini, setiap malam ia memilih seorang untuk ia lindungi dari serangan werewolf.
Seer (good side). Seorang penerawang handal. Tiap malam ia memilih seseorang untuk ia ketahui perannya.
Cursed (good side). Warga desa terkutuk, jika ia dimangsa, maka ia akan berubah menjadi werewolf, alias masuk kedalam kubu bad side. Selama Cursed tidak dimakan werewolf, ia tetap bagian dari Villager (good side).
Physician (good side). Ia memiliki satu kesempatan untuk menghidupkan seseorang yang telah mati.
Lycan (good side). Harusnya hanya villager biasa. Tetapi jika ia diterawang oleh seer, maka seer akan melihatnya sebagai werewolf.
Hunter (good side). Jika ia digantung pada sore hari, maka ia bisa mengajak seseorang untuk ikut mati bersamanya.
Ghost (good side). Pada malam kedua, ia akan mati, dan untuk malam selanjutnya ia akan memberikan petunjuk pada pemain lain mengenai siapa werewolf nya. Tidak boleh menggunakan inisial dalam memberi petunjuk.
Prince (good side). Villager yang tidak bisa digantung, hanya bisa dibunuh oleh werewolf pada malam hari.
King (good side). Dalam voting, suara King dihitung dua.
Tanner (no side). Warga desa yang begitu depresi dan ingin mati, tapi malas gantung diri sendiri. Maunya digantung oleh orang lain. Jika Tanner digantung oleh warga desa, kamu menang. Permainan pun selesai.
***
Penjelasan mengenai permainan werewolf telah dijelaskan. Semua orang yang duduk disana mengangguk mengerti.
"Oke kulempar nih kertasnya."
"Yak sip"
"Satu.. Dua.. Ti- eh bentar, kok kayaknya kertasnya ilang satu?"
Semua orang yang ada disana langsung menengok kekanan dan kirinya. Mencari-cari kertas hilang yang dibicarakan Milani sebagai moderator.
"Eh ga ilang deh, aku salah itung"
Bodoamat.
Dua belas gulungan kertas terlempar, semua berebut untuk mendapatkan kertasnya masing-masing. Setelahnya mereka langsung mendekatkan kertasnya pada wajahnya. Mereka melihat isi kertasnya hanya dengan jarak lima centimeter dari mata.
Biar gaada yang bisa ngintip katanya.
"Oke, tutup mata semuanya!"
"Dih ngegad"
"Y"
Semua pemain menutup mata. Menunggu giliran mereka untuk dipanggil oleh moderator.
"Oke, kumulai."
***
Dua belas orang duduk melingkar, dimana ada seseorang yang duduk ditengah mereka.
Nama berbagai peran disebut satu persatu. Tanda permainan sudah dimulai.
"Oke, terakhir Tanner. Tanner bangun"
Semua peran telah disebut, dan kini saatnya inti dari permainan ini.
Permainan roleplay bernama werewolf.
Permainan dimulai.
=============
18 Oktober 2018
=============•••••
Huhuu, sejujurnya saya gatau apa cerita yang kita, para author buat ini menghibur kalian atau engga
Karena author masih bingung, dimana bagian humornya coba nih cerita??!
T_T
Hiks
Yaa.. Semoga kalian menikmati ceritanya ya
Jangan lupa vote dan comment nya~
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf Party (Kalo Sempet)!
Humor"Ayoo woyy lama bener katanya mau maen!" "Bentar bos, jajan dulu kyta." "Kuy gc, keburu dijemput." Kegiatan anak kelas sembilan yang menggabutkan diri bersama sebuah permainan dan sekelompok teman . . . . Hingga lupa waktu tentunya. /hadeh Ide dan k...