"Bisa diem gak?"
Canggung.
Situasi yang dialami keenam siswi itu. Padahal tak lama sebelumnya mereka masih bicara satu sama lain, saling melempar senda gurau.
Tapi hal itu terhenti seketika.
"...hah?"
"Bisa diem gak?!?"
Hanya tiga kata.
Tiga kata yang membuat suasana menjadi bungkam. Ucapan Milani itu membuat suasana semakin memburuk.
Senyum canggung diberikan pada satu sama lain. Masih berusaha mencairkan suasana, Sonya mulai bicara.
"Oh maaf ya Mil, aku gatau sih kamu ga suka topiknya."
"Hmm.. Kita jadi kerumah Sonya kan?"
"Oiya! Ayo kerumah Sonya. Keburu sore."
Lagi-lagi Milani hanya diam. Suasana canggung masih terasa, keenam siswi itu hanya berdiri diam di lorong kelas. Tak juga berpindah dari tempatnya. Mengeluarkan beberapa kalimat yang mungkin bisa memperbaiki keadaan.
"Ck."
Decakan keluar dari mulut Milani yang saat itu ingin langsung pergi meninggalkan teman-temannya, kalau saja tidak ditahan oleh Sonya.
'Apa harus ku tanya?' batin Sonya bertanya pada dirinya sendiri.
"Mil kamu kenapa sih?"
"Ah berisik!"
Milani membentak Sonya. Namun hal itu tak menggoyahkan hati Sonya, ia harus tahu tentang masalah Milani.
"Kok kamu jadi marah sih?" Akasia mulai bicara. Tak tahan dengan situasi yang semakin memburuk dari waktu ke waktu.
"Mil kamu lagi ada masalah?"
'Ada.'
"Kamu bisa cerita ke aku atau ke yang lain. Walau mungkin kita ga bisa kasih solusi, tapi setidaknya jangan kamu simpen sendiri.."
'Bukan urusan kalian..'
"Kamu mau ya cerita sama kita?"
'. . .mau'
Semua jawaban itu hanya tertahan didalam hati Milani. Ia tak mampu mengungkapkan beban pikirannya akhir-akhir ini.
"Mil kamu gak bisa kalo dipendam sendiri terus" Melissa angkat bicara.
"Cerita ya Mil?"
Terjadi jeda setelah pertanyaan terakhir itu. Milani yang membuat jeda itu terjadi, ia seperti sedang berpikir mengenai apa yang harus ia katakan.
Sonya, tak menyerah dengan Milani yang membentaknya beberapa saat lalu, kini hanya bisa menunggu jawaban Milani.
"..ikut...."
Hanya satu kata yang terdengar dari mulut Milani. Saking pelannya ia bicara, tak ada yang mendengarnya.
"Apa?"
"Bisa gak sih kamu gak ikut campur di semua urusanku?!"
"Mil.. Aku--"
"Aku gak pernah minta bantuan kamu! Dan aku pun emang gak butuh itu!"
Lagi-lagi diam. Tak tahu ingin merespon seperti apa. Keenam siswi itu sudah berada di kecanggungan yang luar biasa.
"Selama ini kamu selalu kayak gitu! Ikut campur terus.. Sebenernya kamu ada niat bantu gak sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf Party (Kalo Sempet)!
Humor"Ayoo woyy lama bener katanya mau maen!" "Bentar bos, jajan dulu kyta." "Kuy gc, keburu dijemput." Kegiatan anak kelas sembilan yang menggabutkan diri bersama sebuah permainan dan sekelompok teman . . . . Hingga lupa waktu tentunya. /hadeh Ide dan k...