'Oke disini aman.'
'Ini tempat yang lumayan strategis buatku. Ada dinding dua meter didepan. Bisa buat ngintip kejadian yang ada di sekitar.'
'Mobil ini, gak tau punya siapa, juga bisa menyamarkan keberadaanku.'
'Sip.'
'Ini sih bakal susah ditemuin.'
Begitu kurang lebih pikiran Sonya yang sedang duduk damai dibelakang mobil. Sampai dua orang penuh keributan datang.
"Kok lu ngikutin gua sih?"
"Lah gua emang mau kesini!"
Aduh. Ribet deh.
Ditempat persembunyian Sonya, Ryandi dan Fadhlan malah dateng (sambil membuat keributan).
"Heh, pergi lu berdua! Jangan disini" Sonya berteriak namun berbisik.
"Lah kok lu disini? Ini tempat ngumpet gua!"
Fadhlan seketika kaget. Bagaimana bisa tempat persembunyian yang ia incar sudah dipakai Sonya terlebih dahulu? Fadhlan tidak terima.
"Lah kan gua duluan yang disini" Ucap Sonya lebih tidak terima dibanding Fadhlan.
"Apa sih lu berdua, dah lah gua aja yang ngumpet disini"
Keributan itu diakhiri dengan Ryandi yang makin ngawur. Setelahnya, ya tetep ribut sih. Bedanya kali ini bukan pake mulut, tapi pake tangan, alias baku hantam.
Bukannya ngumpet malah ribut. Kalo tiba-tiba ketahuan Marzan juga panik tuh.
***
Sementara ditempat lain, Revalina duduk diantara ayam-ayam. Entah itu kandang ayam punya siapa. Yang jelas ia berdo'a semoga pemiliknya gak dateng saat dia masih disana.
Tepat diseberang kandang ayam, ada sebuah rumah kosong yang didepannya terdapat sebuah sofa lusuh tak terpakai. Milani bersembunyi dibaliknya.
Saling memberi kode satu sama lain kalau misal Marzan datang.
"Mil! Ada Marzan gak?" Hanya gerakan mulut yang diberikan Revalina.
Pastinya menimbulkan kebingungan pada Milani.
'Alam Barzah??'
Udah paling gak bener nih, kalo anak werewolf gak denger kalimat satu sama lain. Miss heard-nya beda level!
Tiba-tiba ada suara kaki melangkah. Entah punya siapa, tapi suara langkah kaki itu diikuti oleh suara lain. Seperti suara roda.
Dan diikuti juga oleh sebuah keharuman.
'Parah. Bisa-bisanya ada tukang cilok lewat. Aku ngiler nih jadinya.' batin Revalina meringis.
Ingin beli cilok namun bimbang. Dia kan gak mau kalau sampai kalah cuma karena cilok.
"Bang!"
Itu suara Marzan. Seketika Milani dan Revalina langsung gasrak-gusruk. Berusaha menyembunyikan diri dari penglihatan Marzan.
"Beli cilok bang, lima ribu"
'Marzan malah beli cilok.. Kan dia yang jaga..' Milani merasa tidak habis pikir. Padahal ia dan Revalina sudah olahraga jantung sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf Party (Kalo Sempet)!
Humor"Ayoo woyy lama bener katanya mau maen!" "Bentar bos, jajan dulu kyta." "Kuy gc, keburu dijemput." Kegiatan anak kelas sembilan yang menggabutkan diri bersama sebuah permainan dan sekelompok teman . . . . Hingga lupa waktu tentunya. /hadeh Ide dan k...