“Kepada seluruh murid kelas sembilan, pulang sekolah harap berkumpul di lapangan. Saya ulangi, kepada seluruh...”
Chelsea hanya mengangguk pelan merespon suara dari speaker tersebut. Walaupun sudah jelas, si pemberi pengumuman tidak akan bisa melihatnya.
Kini ia hanya fokus pada soal matematika di hadapannya.
Mencoret-coret kertas dengan rumus ala kadarnya yang ia ingat di otak.
'Plis, kenapa gua harus lupa bagian ini.'
“Ibu ulangi sekali lagi.”
Chelsea memperhatikan setengah murid dari kelasnya tertawa riang di luar kelas. Bisa dibilang yang berada di luar itu sedang menertawakan sebagian murid lain yang harus ujian di sesi pertama.
Seketika Chelsea sedikit meratapi dirinya yang berada di jajaran absen awal.
"Sepuluh menit lagi ya anak anak."
Beberapa umpatan terucap didalam hati siswi tomboy itu. Dari sepuluh soal ia baru mengisi enam. Itu pun belum tentu benar semua.
'Gatau ah, pasrah aja.'
Sepuluh menit berlalu. Chelsea berhasil mengisi dua dari empat soal tersisa. Walau ia isi dengan asal.
“Sekali lagi, untuk kelas sembilan diharap berkumpul di lapangan sepulang sekolah.”
'Ini pengumuman mau diulang berapa kali coba? Udah sepuluh menit, pengumumannya itu terus'
"Kumpulin sekarang! Ibu hitung sampai kesepuluh kertas kalian tidak ibu terima."
Kalimat mutlak telah di katakan. Semua murid seketika dilanda kepanikan. Chelsea sih sudah keluar kelas. Dia PD saja dengan jawabannya.
Setelah bicara sebentar dengan Milani, Chelsea duduk di depan kelasnya memegang sketch book miliknya. Ujian sesi dua baru saja dimulai.
***
Menghela napas sebentar, pandangan Chelsea ia ubah kearah lapangan yang tepat dihadapannya.
Akasia, Sonya dan Revalina duduk bersama di kursi dekat lapangan yang bersebrangan dengannya.
'Oiya, mereka mapel olahraga hari ini.'
Pandangan Chelsea dan Sonya bertemu. Setelahnya Sonya terlihat memberikan gerakan seolah mengajak Akasia dan Revalina mendekat ke Chelsea.
Chelsea cuma cengo.
"CHELSEAAAA"
Sonya meneriakkan nama Chelsea sekeras mungkin. Berusaha menyapa walaupun jarak mereka masih agak jauh.
Sedangkan Chelsea malah berpikir keras.
'Hah? Sonya ngomong apa? Cengtri? Bonceng tiga? Apaan sih?'
Jarak antara empat murid itu mulai memendek. Sonya, Revalina dan Akasia mendudukkan diri disamping Chelsea.
"Sonya"
"Iya?"
"Tadi ngapain teriak cengtri?"
"Hah?"
"Hahh???"
Peristiwa hah-hah mulai terjadi. Akasia tidak peduli, dia malah melihat gambar yang Chelsea buat di bukunya.
"Eh tadi disuruh kumpul pas pulang sekolah. Kira-kira ada pengumuman apa ya?"
Membuka topik pembicaraan, Revalina menghentikan hah-hah yang terjadi antara Chelsea dan Sonya. Sudah muak rupanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf Party (Kalo Sempet)!
Humor"Ayoo woyy lama bener katanya mau maen!" "Bentar bos, jajan dulu kyta." "Kuy gc, keburu dijemput." Kegiatan anak kelas sembilan yang menggabutkan diri bersama sebuah permainan dan sekelompok teman . . . . Hingga lupa waktu tentunya. /hadeh Ide dan k...