Chapter; 11.3 | Lubuk

27 5 0
                                    

_____________

•Sonya•
_____________

"Ah apa sih?! Ganggu banget."

"Aku kan cuma nanya! Kenapa kamu jadi kayak gini sih?"

Sonya meninggalkan kerumunan. Tak suka berada disana terus-menerus.

Singkat cerita, beberapa saat lalu Revalina berusaha bicara sebentar dengan Sonya. Bertanya baik-baik mengenai perilakunya akhir-akhir ini.

Tak mendapat jawaban yang memuaskan, Revalina merasa Sonya menghindar dari semua pertanyaannya. Itu membuatnya kesal.

"Ya gimana mau selesai masalahnya kalo kamu gak mau diajak ngomong?"

Beberapa anggota kelompok drama mereka mulai harap-harap cemas. Khawatir bila pertengkaran mereka mempengaruhi jalannya ujian praktek mereka.

"Whoa.. Tenang dulu dong kalian berdua.."

"Berisik."/"Berisik."

"Njir."

Entah mungkin karena tak mau ikut-ikutan ke dalam pertengkaran itu satu-persatu mulai pergi dari sana. Mencari kedamaian dan pergi ke tempat lain.

Sedangkan beberapa orang yang masih di sana tetap berusaha melerai mereka. Akasia dan Fadhlan yang mengetahui latar belakang pertengkaran ini hanya bisa diam., tak tahu ingin melakukan apa. Salah-salah bisa saja keadaan semakin memburuk.

"Emang menurutmu aku marah karena apa?" Sonya mulai bicara.

Seketika semua langsung pasang telinga. Ingin mendengar baik-baik alasan apa dibalik pertengkaran dua sejoli ini.

"Hah..? Awalnya dari pas kamu sama Mila berantem kan?"

Sonya tak menjawab.

"Ih jawab aja kenapa sih?! Mana kita tau masalahnya kalo kamu--"

“Seluruh pelajaran hari ini telah selesai.”






"Kita gak bakal tau kalo kamu--"











“Sampai jumpa esok pagi dengan semangat belajar baru.”

"Ah elah."

Berbagai umpatan Revalina tahan dalam hati atas kelakuan bel pulang sekolah yang volumenya amat sangat kencang dan ia anggap menganggu.

"Ya kamu ngerti kan? Makanya ngomong biar kita semua tau masalahnya apa."

Memilih untuk tak menjawab, Sonya langsung melangkahkan kaki menuju gerbang. Tidak ingin terus-menerus berada di posisi yang membuatnya tak nyaman.

Hanya punya pilihan untuk membiarkannya pergi. Revalina sendiri merasa tak baik kalau ia harus terus memaksa Sonya bicara.

Sejauh ini ia masih yakin, selama apapun itu Sonya pasti bisa kembali kalau ia lebih sabar menunggu.

***

23 Januari 2019

"Kras! Tau gak sih?"

"Gatau."

"Ih serius."

"Ih beneran gatau kan kamu belum kasih tau."

Tanpa basa-basi lagi Sonya mulai tak berhenti bicara. Menceritakan hal-hal yang terjadi padanya beberapa saat lalu.

Saat itu wajah sumringah yang ia tampilkan. Akasia yang menjadi teman bicaranya mengangguk saja. Belum tahu ingin merespon apa.

Werewolf Party (Kalo Sempet)!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang