Masa-masa Ujian Tengah Semester terakhir bagi kelas sembilan. Kalau mereka lulus.
Besok sudah memasuki hari kelima ujian, yang mana adalah hari terakhir. Tapi nyatanya hal itu tak bisa mengubah perasaan hati Milani, ia sedang gelisah akhir-akhir ini.
Milani membuka pintu rumahnya. Pandangannya langsung disambut oleh pemandangan ibunya yang sedang sibuk dengan urusan dapur.
Duduk di sofa rumahnya sambil menghela napas, Milani berusaha melupakan kejadian menyebalkan hari ini.
Mengisi lebih dari tujuh soal dengan pilihan A secara terpaksa. Padahal ia sendiri pun belum membaca soalnya. Bukan salah Milani sepenuhnya. Guru pengawas di ruangannya memberi tatapan seakan meminta Milani segera menyelesaikan ujiannya disaat waktunya saja belum habis.
Belum lagi semua murid dikelasnya sudah menyelesaikan ujian, hanya Milani yang tersisa.
'Padahal harusnya masih ada dua puluh menit..'
Milani merasa tidak adil.
"Kamu pulang sekolah tuh ganti baju dulu. Kok langsung santai-santai"
Setelah menjawab perkataan ibunya, Milani langsung menuju ke kamarnya. Membawa tas yang masih berada di punggungnya sejak tadi.
Di perjalanan ke kamarnya, Milani dapat mendengar suara perutnya sendiri.
"Nanti habis ganti baju langsung makan Mil"
Mendengar hal tersebut, Milani putuskan melirik dapur sebentar. Cukup penasaran dengan menu makanan siang ini.
Milani sadar itu adalah salah satu makanan kesukaannya. Tapi hal itu tetap tak membuat suasana hatinya berubah. Kenyataannya, dalam beberapa hari ini Milani memang sedang memikirkan sesuatu.
Sial nya, 'sesuatu' itu datang ke pikirannya tepat sebelum hari pertama ujian tengah semester. Memberi akibat buruk pada Milani, ia tak bisa konsentrasi bahkan setelah mencapai hari keempat ujian.
Ia sudah pasrah dengan hasil ujiannya.
Selesai mengganti bajunya, Milani berjalan dengan lesu ke dapur. Ia mulai mengambil satu porsi makanan untuk perutnya.
Hingga ia menyadari keberadaan sebuah selembar kertas diatas meja makan. Kertas yang jadi beban pikirannya selama beberapa hari terakhir.
Milani merutuki diri yang lagi-lagi mengingat hal menyebalkan itu. Ia tidak bisa tenang.
***
"Eh kamu tadi nomor tujuh jawabannya apa?"
"Aku A"
"Yahh aku C"
Sonya berjalan menyusuri lorong atas dengan wajah sumringah. Cukup senang bisa melewati seminggu penuh ujian. Walaupun masih ada UN didepan mata, setidaknya ia bisa bersantai sedikit dengan berakhirnya masa UTS.
Kepala Sonya sedikit mengintip dibalik sebuah pintu ruangan kelas. Tepatnya ruang 10, tempat dimana sebagian murid kelas IX-5 dan VII-5 menjalani ujian.
Memang sudah sistemnya. Setiap pekan ujian, setiap kelas akan dibagi dua dan dipasangkan dengan kelas dari tingkatan yang lain.
Bisa dibilang, menghindari adanya kerjasama antar murid di meja yang sama.
Sonya bisa melihatnya, hanya tersisa Milani dan seorang guru pengawas yang berdiri di hadapan Milani. Seperti sedang menunggu, wajahnya juga terlihat lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf Party (Kalo Sempet)!
فكاهة"Ayoo woyy lama bener katanya mau maen!" "Bentar bos, jajan dulu kyta." "Kuy gc, keburu dijemput." Kegiatan anak kelas sembilan yang menggabutkan diri bersama sebuah permainan dan sekelompok teman . . . . Hingga lupa waktu tentunya. /hadeh Ide dan k...