Semakin banyak koment, semakin cepat aku up date.
Happy Reading!
○
○
○
Ara mengerjit bingung saat tiba-tiba Gibran mengajaknya ke Epicentrum Mall. Bukankah baru seminggu yang lalu mereka belanja bulanan.
"Kak Gibran kesini mau cari apa?" Tanya Ara saat mereka keluar dari area parkir dan berjalan menuju pintu masuk mall.
"Liat nanti." Jawab Gibran dengan senyum misterius. Ia membawa telapak tangan Ara dalam genggamannya. Membuat hati Ara tiba-tiba menghangat dan merasa terlindungi.
Ara memandang bingung beberapa barang serta baju yang terpajang di dalam toko yang mereka masuki.
"Bukannya ini toko khusus untuk kebutuhan pendakian ya kak?" Tanya Ara.
"Tapat sekali." Jawab Gibran.
"Kak Gibran mau pergi mendaki?" Tanya Ara lagi. Mengganggu konsentrasi Gibran memilih barang apa saja yang akan ia butuhkan. Laki-laki itu membalik tubuhnya menghadap Ara.
"Kita Ra, bukan aku saja."
"Kita?"
Gibran mengangguk.
"Kak Gibran mau mengajak aku mendaki? Gunung Rinjani?"
Lagi, Gibran mengangguk.
Dan Ara tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Jika tidak ingat ini ditempat umum, ia mungkin akan berhambur ke pelukan Gibran karena rasa bahagia dan terimakasihnya. Dan jika Ara benar-benar melakukannya, itu akan menjadi pelukan pertama mereka sejak menikah 7 bulan lalu.
Mendaki gunung Rinjani adalah salah satu keinginannya sedari dulu. Ia bertekad, setidaknya harus bisa mendaki gunung Rinjani sekali dalam seumur hidupnya.
Dengan semangat, Ara membantu Gibran memilih apa saja yang mereka butuhakan.
"Sebelumnya kak Gibran pernah mendaki gunung Rinjani?" Tanya Ara penasaran pada Gibran yang menyetir. Saat ini mereka tengah dalam perjalanan pulang.
"Pernah."
"Berapa kali?"
"Berapa ya---" Gibran terlihat berpikir. "Saat SMA sekali terus pas kuliah dua kali dan sebulan sebelum kita menikah sekali. Jadinya empat kali." Lanjutnya.
"Wah, keren sekali."
Gibran menoleh saat mendengar nada takjub Ara. Dan ikut tersenyum saat melihat raut bahagia istrinya itu.
Gibran tidak menyangka istrinya sebahagia ini diajak mendaki. Ia pikir Ara akan mengeluh atau bahkan menolak ajakannya.
"Jadi, sebulan terakhir ini kak Gibran rutin ngajak aku jogging sebagi persiapan pendakian? Tujuannya agar fisik aku kuat?"
"Iya."
"Kenapa nggak bilang dari awal. Kalau tahu, aku pasti akan lebih semangat tanpa kak Gibran suruh-suruh."
"Aku hanya ingin memastikan lebih dulu apa aku bisa mengambil cuti saat kepergian kita mendaki nanti, agar kamu nggak kecewa. Dan syukurnya aku bisa cuti karena rumah sakit merekrut beberapa Dokter baru." Jelas Gibran.
"Terimakasih."
"Sama-sama." Balas Gibran dengan tangan mengusap kepala Ara yang tertutup hijab. "Aku hanya mengajakmu mendaki gunung yang ada di pulau tempat tinggal kita, bukan mengajakmu ke luar negri. Tapi kenapa kamu terlihat sesenang ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hari Setelah Akad [ SELESAI ]
RomanceKetika Gibran dan Ara berusaha menjalani aktivitas rumah tangga pada umumnya walau tanpa di dasari cinta, alasan yang seharusnya sebagian besar pasangan miliki untuk menikah. Sejak awal Gibran dan Ara berusaha menjadi suami dan istri yang baik. Namu...