Sakit?

4.1K 172 1
                                    

Aku dan kamu mungkin memang ditakdirkan untuk bertemu. Dan aku sangat bersyukur atas itu.
~April Yana~

Rafi tidak menyadari keberadaan Qaila. Karena dia berusaha menahan sakit kepala dan lemas tubuhnya. Sehingga membuat dia menutup matanya.

Dengan langkah berani, Qaila mendekati Rafi. Tangannya mulai bergerak untuk menyentuh kening Rafi. Dia hanya mau memastikan keadaan kakak kelas yang baru dikenalnya itu.

Hawa panas langsung menjalar ke telapak tangan Qaila ketika dia sudah berhasil menyentuh kening Rafi.

Rafi terkejut dan membuka matanya. Dia melihat adik kelasnya sedang memegang keningnya.

"Lo ngapain?" tanya Rafi ketus lalu menjauhkan telapak tangan Qaila dari keningnya.

"Badan Kak Rafi panas banget. Ke UKS aja yuk Kak," ajak Qaila.

Dia tidak peduli dengan ucapan ketus dari Rafi. Karena dia hanya ingin membantu kakak kelasnya itu.

"Gak perlu, gue gak papa," kata Rafi.

"Gak papa gimana? Badan Kakak panas. Kalau Kakak pingsan di sini gimana? Kalau Kakak gak mau ke UKS, tunggu di sini, aku mau ambil obat dan kompresan buat Kakak," ujar Qaila lalu meninggalkan Rafi yang hanya diam ditempat.

Dia tidak melarang dan tidak juga menerima. Dia masih mencerna kata-kata adik kelasnya itu. Adik kelas yang baru dikenalnya, begitu peduli pada dirinya.

Di lain tempat, Qaila sedang berjalan menuju UKS. Sambil menelepon Eza yang nomornya dia dapat dari Dea. Sebelum menelepon Eza, dia bertanya pada Dea melalui whatsapp untuk dikirimkan nomor Eza.

Awalnya Dea penasaran, namun Qaila hanya menjawab jika dia ada urusan penting. Sehingga Dea, tidak berani untuk bertanya lebih lanjut.

Qaila akan menceritakannya pada Dea nanti. Dia hanya akan berkata pada Eza tentang kondisi Rafi.

Dan dia juga sudah meminta tolong pada Dea untuk memintakan izin untuk Qaila pada guru yang mengajar dengan alasan sakit.

Telepon Qaila akhirnya diangkat oleh Eza. Sambil berjalan, Qaila mengatakan kondisi Rafi. Eza terkejut dan khawatir.

Dan Qaila memutuskan jika Eza harus membawa Rafi pulang saja. Dan sebelum Rafi pulang, Qaila harus memberikan obat dan juga kompresan pada Rafi. Entahlah dia tidak tahu mengapa dia terlalu khawatir pada Rafi. Padahal dia baru kenal dengan laki-laki itu.

/*\

Dengan membawa kompresan, minum, dan obat penurun panas. Qaila melangkah menuju taman belakang. Tempat di mana Rafi duduk diam.

Sesampai di taman belakang, Qaila melihat Rafi tengah duduk diam di bangku taman. Dia pun langsung menghampiri Rafi.

"Kak Rafi," panggil Qaila membuat Rafi menoleh padanya.

"Kakak udah makan, 'kan?" tanya Qaila karena Rafi tidak menjawabnya.

Rafi hanya mengangguk menandakan dia sudah makan walau cuma sedikit.

"Kalau gitu Kakak minum obat dulu ya," kata Qaila lalu duduk di samping Rafi.

Qaila menyiapkan obat penurun panas untuk diminumkan oleh Rafi.

Limited Time ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang