Biarlah aku menolongmu saat ini. Aku tidak mau melihatmu kesakitan.
~April Yana~Setelah enam hari bersekolah. Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu para siswa untuk beristirahat.
Hari minggu adalah hari kebebasan setiap siswa. Bebas bangun kapan saja. Dan bebas melakukan apa.
Namun, di dalam sebuah kamar. Seorang laki-laki sedang merintih kesakitan. Peluh keringat dingin sudah membasahi tubuhnya. Dengan tubuh meringkuk supaya meringankan sakit di perutnya.
Dia tidak tahu ada apa dengan tubuhnya belakangan ini. Cepat lelah dan sakit di bagian pinggang ataupun perut belakangan ini terkadang membuatnya curiga.
Orang yang sedang menahan sakit itu hanya bercerita pada mamanya jika dia sering sakit perut. Namun, dia menolak saat mamanya menyuruh untuk periksa ke Dokter.
Hari ini di rumah hanya ada kakak sepupunya. Papa dan mamamnya pergi ke pasar. Mamanya meminta sang papa untuk menemani. Mengakibatkan Vano tidak tahu harus meminta tolong pada siapa.
Vano memang belum keluar kamar dari pagi. Dia mengetahui itu semua dari suara mamanya yang menyuruh Rafi untuk menjaganya.
Ketukan pintu membuatnya berdecih. Dia tidak sanggup untuk membukanya. Duduk saja rasanya seperti berat dilakukan.
"Van, bangun. Gue udah masak nasi goreng, kita sarapan yuk," ucap Rafi dari balik pintu.
Dan ya, orang yang sedang kesakitan itu Vano. Adik sepupu dari Rafi.
Vano tidak menjawab. Membuat Rafi kembali bersuara.
"Vano, bangun dong, gue masuk aja ya," kata Rafi lalu membuka pintu.
Hal yang pertama dilihatnya adalah tubuh Vano yang terbalut oleh selimut tebal.
Dengan langkah cepat, Rafi segera berjalan ke tempat tidur Vano dan membuka selimutnya.
Betapa terkejutnya dia ketika Vano sedang meringkuk kesakitan. Bahkan wajahnya sangat pucat. Rafi khawatir dan panik.
"Van, lo masih sadar kan?" tanya Rafi sambil menepuk bahu Vano pelan.
"Pergi," tukas Vano.
"Untuk kali ini biarkan gue nolong lo," kata Rafi dan Vano terdiam.
Rafi mengambil ponselnya yang ada di saku celananya. Lalu mencoba menghubungi Reno.
Ketika telepon tersambung, Rafi langsung mengatakan tujuannya menelepon.
Om. Bisa pulang gak Om? Vano lagi kesakitan Om. Aku gak mungkin bawa dia ke rumah sakit tanpa Om dan Tante.
Astaga, kenapa dia? Om masih menunggu Tante kamu bayar belanjaannya. Kamu bawa Vano ke rumah sakit terdekat dulu ya, nanti Om sama Tante langsung ke rumah sakit.
Baik Om. Aku berangkat dulu.
Iya, kamu hati-hati.
Iya Om.
Sambungan terputus. Dengan sigap Rafi langsung membopong tubuh Vano. Beruntung jika berat tubuh Rafi lebih daripada Vano.
Rafi memasukkan Vano ke kursi penumpang. Dia akan membawa Vano ke rumah sakit terdekat, seperti yang diperintahkan oleh omnya.
/*\
Sesampai di rumah sakit, Vano langsung diperiksa di ruang UGD. Sementara Rafi menunggu di ruang tunggu sambil menunggu om dan tantenya datang.
Reno dan Mesya berlari ke arah Rafi dengan tergesa-gesa.
"Rafi gimana Vano?" tanya Reno membuat Rafi yang tidak menyadari kedatangan Reno sedikit terkejut.
"Masih diperiksa Om," jawab Rafi.
Mesya hanya berdoa supaya anaknya tidak apa-apa. Dia memang sudah membujuk anaknya untuk periksa ke rumah sakit. Namun, anaknya menolak. Dia hanya berharap semoga tidak ada sakit yang serius pada anaknya.
Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya pintu UGD dibuka. Menampilkan seorang dokter wanita yang masih muda.
Dengan cepat Reno, Mesya, dan Rafi mendekati sang dokter.
"Gimana keadaan anak saya Dok?" tanya Reno dengan nada cemas.
"Saya belum bisa memastikan keadaan anak Bapak dan Ibu sekarang. Pasien harus melakukan serangkaian tes agar saya bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhnya. Untuk itu saya perlu meminta izin pada Bapak dan Ibu untuk melakukan tes," jawab Reya--sang Dokter dengan tegas.
"Anak saya gak sakit serius kan Dok?" tanya Mesya sambil menangis.
"Ibu berdoa saja ya, mudah-mudahan anak Bapak dan Ibu tidak ada penyakit yang serius," jawab Reya berusaha menenangkan.
"Lakukan yang terbaik Dok," titah Reno.
"Baik Pak. Kalau begitu saya permisi dulu, ada yang mau saya urus sebelum melakukan tes Vano," kata Reya.
"Terima kasih Dok," ucap Reno tegas.
Reya mengangguk dan meninggalkan mereka semua.
Vano sakit apa? batin Rafi.
/*\
~629~Selamat malam semua ....
Sesuai pengumuman, aku publish ya:) maaf aku gak jadi doble up karena aku plg sekolah jam 6 sore dan kecapekan. Jadi hanya bisa nulis satu part. Maaf utk para pembacaku yang udh nunggu aku publish ya. Doakan aku bisa update besok ya:)
Terima kasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Limited Time ✔ [TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Beberapa part dihapus untuk keperluan penerbitan. 🙏 Rafi Angga Dinata, seorang cowok pintar di SMA Garuda Bangsa. Dia berjumpa dengan murid baru bernama Qaila. Awal yang dibilang tidak begitu baik karena sesuatu. Qaila Ayu...