Sudah lima jam setelah Rafi dan Qaila jalan-jalan. Mereka banyak menghabiskan waktu untuk bercerita dan tertawa.
Dan saat ini mereka sedang duduk di pinggir danau. Dengan Qaila yang menyandar di bahu Rafi.
"Kak, makasih ya," ucap Qaila.
"Untuk?" tanya Rafi.
"Udah mau jadi alasan aku membuka mata kalau pagi hari," jawab Qaila.
"Kamu bisa gombal juga ya ternyata," kata Rafi terkekeh.
"Ih Kak, aku beneran tahu," ucap Qaila kesal.
"Iya-iya," ucap Rafi.
Hening. Mereka menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka. Berusaha melupakan masalah yang ada.
"Qail," panggil Rafi.
"Hm," jawabnya.
"Kakak mau cerita," kata Rafi membuat Qaila duduk tegak dan menatapnya.
"Kenapa? Lagi ada masalah? Dari tadi aku udah yakin kalau Kakak lagi ada masalah lewat mata Kakak, cuma aku gak berani untuk nanya," tutur Qaila sambil memegang tangan kanan Rafi.
"Iya, sebenarnya alasan Kakak ke sini mau nenangin diri. Kakak gak tinggal sama Om Reno lagi," kata Rafi.
"Loh jadi Kakak tinggal di mana?" tanya Qaila.
"Kakak ngekos, dan mungkin besok udah mulai kerja dari jam tiga. Jadi kita gak bisa sering-sering jalan kaya gini," jawab Rafi.
"Kakak yakin sama keputusan Kakak?" tanya Qaila.
"Kakak udah memikirkan ini. Kakak gak bisa terus bergantung sama Om Reno dan Tante Mesya. Mereka udah bayarin sekolah Kakak aja, udah bersyukur banget. Jadi Kakak mohon sama kamu untuk ngerti ya," jawab Rafi menjelaskan.
"Yaampun Kak, kalau Kakak lagi ada masalah, aku siap kok jadi pendengar sekaligus penasihat yang baik. Aku pasti ngerti sama pilihan Kakak. Lagian, disekolah kan kita bisa jumpa, makan sama, bercanda bareng, 'kan?" tanya Qaila.
"Makasih ya Qai, makasih banget," ucap Rafi lalu memeluk Qaila.
Qaila membalas pelukan itu dengan elusan di punggung Rafi. Dia pernah berjanji akan selalu bersama Rafi apapun kondisinya.
/*\
Setiba di kosannya, Rafi langsung membuka bukunya. Mulai besok, dia akan memulai kehidupannya dengan bekerja di sebuah kafe. Menjadi seorang pelayan dari pukul tiga sore sampai pukul sebelas malam.
Memakan waktu belajarnya memang. Namun, dia aka berusaha untuk tetap belajar dimanapun ia berada.
Walaupun pertemuannya dengan Qaila akan berkurang. Setidaknya dia masih bisa melihat Qaila saat di sekolah.
Dan ini ini targetnya,
-Membuat Qaila tersenyum.
-Sekolah dengan baik.
-Tetap peduli pada Vano.
-Membalas jasa Tante dan Omnya.Dan dia, akan berusaha untuk melaksanakan itu semua. Karena sebagai manusia, dia tidak tahu kapan batas waktunya habis. Mungkin saja besok, lusa, atau bahkan sampai tua. Dan semua itu hanya Tuhan yang tahu.
Sebelum memejamkan mata, Rafi mengirim pesan singkat pada kekasihnya.
To: Qaila
Good night Qai❤️ mimpiin Kakak, loveyou:*
Dan yang menerima pesan itu tersenyum, setelah mengetik untuk membalas pesan tersebut, dia langsung tidur.
/*\
Update ya ....
Jangan lupa vote dan komennya ya ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Limited Time ✔ [TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Beberapa part dihapus untuk keperluan penerbitan. 🙏 Rafi Angga Dinata, seorang cowok pintar di SMA Garuda Bangsa. Dia berjumpa dengan murid baru bernama Qaila. Awal yang dibilang tidak begitu baik karena sesuatu. Qaila Ayu...