Rinai Hujan

1.8K 116 3
                                    

Di bawah rinai hujan. Aku dan kamu tersenyum. Tersenyum sambil menari-nari. Merasakan getaran aneh di hati.
~April Yana~

Derap kaki terdengar menuju ruangan dokter. Dia akan bertemu pada seorang dokter yang menangani Vano.

"Ada apa kamu bertemu saya?" tanya Reya.

"Saya ingin mendonorkan salah satu ginjal saya untuk Vano Dok," jawabnya.

"Kamu yakin?" tanya Reya.

"Saya yakin Dok," jawabnya lagi.

"Baiklah, kalau begitu, kamu harus melakukan tes untuk mengecek apakah ginjal kamu cocok untuk Vano," kata Reya.

"Baik Dok. Tapi tolong Dok, saya tidak mau yang lain tahu kalau seandainya saya bisa mendonorkan ginjal saya," katanya memohon.

"Kenapa? Keluarga pasien berhak tahu," tanya Reya penasaran.

"Karena saya tidak mau jika mereka menjadi baik hanya karena saya mendonorkan ginjal saya. Ini hak saya, tolong Dokter lakukan," jawabnya.

"Baiklah saya akan mengikuti kemauan kamu. Nama kamu siapa?" tanya Reya.

"Rafi Angga Dinata."

/*\

Di sore yang mendung, Qaila sedang menunggu angkot di tepi jalan.

Perempuan yang memakai baju biru itu baru saja keluar dari toko buku.

Membeli dan membaca novel adalah kebiasaannya sejak SMP. Awalnya hanya iseng membaca novel bergengre romance punya teman sebangkunya.

Setelah membaca, dia menjadi ketagihan untuk membaca novel bergengre romance.

Dan sampai sekarang membaca novel adalah kebiasaannya.

Sudah lebih dari sepuluh menit Qaila menunggu, dia belum juga mendapati angkot ke arah rumahnya. Biasanya dia akan menaiki taksi. Namun, dia lupa membawa uang lebih sehingga uangnya hanya cukup untuk membayar ongkos angkot.

Sebuah kereta berhenti di depannya. Qaila tidak peduli dan berharap jika itu bukan orang jahat.

Seseorang yang mengendarai kereta menghampirinya. Qaila hanya mengalihkan pandanganya ke arah samping.

"Ehem."

Deheman seseorang membuatnya menoleh.

"Ka ... k Rafi," ucap Qaila kaget.

"Kenapa lo di sini?" tanya Rafi.

"Abis dari toko buku Kak, jadi sekarang lagi nunggu angkot," jawab Qaila.

Belum sempat Rafi membalas ucapan Qaila. Hujan langsung turun dengan derasnya. Rafi dan Qaila langsung menepi pada halte yang berada di dekat mereka.

Qaila memandang kagum pada butiran-butiran hujan yang turun.

Dengan langkah pelan, Qaila berhasil berdiri di jalan yang memang tidak banyak dilalui oleh kendaraan. Qaila merentangkan tangannya dan wajahnya menghadap ke depan.

Rafi hanya terdiam melihat Qaila yang sedang menikmati hujan.

"Qaila ngapain lo di sana!!!" teriak Rafi.

"Ayo Kak, mandi hujan asik banget lo," ajak Qaila lalu menghampiri Rafi dan menarik tangannya.

Mereka berdua sudah basah kuyup. Rafi tersenyum memandang Qaila. Dia merasakan getaran aneh pada saat Qaila memegang tangannya.

Mereka menari-nari di tengah hujan. Rafi dan Qaila tertawa bersama. Menghilangkan beban yang ada pundak mereka. Mencoba mencari tahu getaran apa yang mereka rasakan masing-masing.

/*\
~401~

Update ya ....

Maaf karena sekarang aku jarang update. Aku usahakan untuk cepat update ya:)

Jangan lupa vote dan komennya:)

Dan terima kasih untuk 1k readers✨❣️

Makasih untuk para pembacaku❣️

Limited Time ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang