Sudah Seminggu

1.8K 161 14
                                    

Satu minggu sudah terlewati. Dan sudah satu minggu juga Rafi bekerja menjadi pelayan restoran.

Dan juga aktifitas basket yang tidak pernah dia tinggalkan. Walaupun hanya latihan satu jam saja. Dia tetap melakukan tanggung jawabnya. Karena sebentar lagi sekolahnya akan mengadakan pertandingan basket dengan sekolah lain.

Dan saat ini, dia baru saja pulang setelah hampir satu hari bekerja.

Letih pasti dirasakannya. Namun, tidak ada pilihan lain selain dia harus bekerja. Setidaknya, hanya sampai dia sudah mendapatkan pekerjaan yang layak setelah kuliah nanti.

Masih lama memang. Tetapi, bukannya waktu pasti akan berjalan? Dan Rafi yakin pasti bisa menggapai semua itu.

Rafi merebahkan tubuhnya, meregangkan otot-ototnya yang kaku.

Deringan ponsel membuatnya terduduk dan mengambil ponselnya yang ada di saku celana.

Nama pacar tertera di layar. Dengan semangat Rafi langsung mengangkatnya.

"Ada apa?"

"Kakak udah pulang kerja? Aku ganggu ya?"

"Iya ini baru pulang. Enggak ganggu kok. Ada apa emangnya?"

"Gak tahu Kak, rasanya pengen denger suara Kakak. Oh iya Kakak jangan lupa makan, minum vitamin, sholat, dan istirahat yang cukup ya. Jangan sampai sakit, aku gak suka,"

"Iya-iya bawel deh. Kakak tutup ya, mau mandi, badan udah lengket,"

"Yaudah, selamat malam Kak. Love you,"

"Love you too,"

Panggilan terputus. Rafi sangat bahagia mendengar suara Qaila. Walaupun hanya dalam via telepon.

/*\

Malam sudah berganti pagi. Jam sudah menunjukkan pukul lima subuh. Seorang remaja laki-laki baru saja menyelesaikan sholat subuhnya.

Setelah itu, dia langsung bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Terlalu cepat memang, namun dia sengaja karena masih memiliki waktu untuk belajar sebelum menjemput Qaila.

Satu jam berlalu, dengan cepat Rafi memasukkan semua bukunya ke dalam tas. Tidak lupa dengan baju basketnya.

Hanya sepuluh menit, Rafi sudah sampai di depan rumah Qaila.

Langsung saja dia turun dari motor dan melangkah ke pintu utama rumah Qaila.

"Assalamualaikum," ucap Rafi.

Pintu terbuka. Menampilkan Qaila yang sudah lengkap dengan seragamnya.

"Waalaikumsalam, masuk dulu yuk Kak," kata Qaila.

"Udah jam segini, lain kali aja ya," balas Rafi menolak secara halus.

"Yaudah deh, yuk, aku udah izin kok sama Mama," kata Qaila lalu menarik tangan Rafi.

Mereka pun langsung berangkat ke sekolah. Dengan sebuah sepeda motor. Merasakan hawa pagi yang masih terasa dingin. Belum banyak kendaraan karena belum terlalu siang.

Menikmati silirin angin yang berhembus. Dengan Qaila yang memeluk Rafi dari belakang.

Mereka sudah saling nyaman. Selalu menjaga perasaan satu sama lain, menerima apapun kekurangan, saling bertukar pendapat, saling curhat, dan terbuka. Tidak ada yang mereka tutupi.

Dan selama satu minggu lebih berpacaran, Qaila bisa merasakan jika Rafi adalah seorang yang dewasa. Dan dia sangat bersyukur bisa memiliki Rafi. Dan berjanji akan menerima apapun kekurangan Rafi dan berjanji untuk mencintai Rafi sampai kapanpun.

/*\

Update ya ....

Maaf lama, soalnya aku lagi sibuk banget sama sekolah. Maaf juga kalau pendek. Aku usahain cepat update part selanjutnya. Semoga kalian gak bosen sm ceritanya ya:)

Jangan lupa vote dan komennya ya.

Limited Time ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang