Dekat?

2K 114 0
                                    

Aku akan selalu bersabar. Walaupun batin ini tidak sanggup akan kebencian yang tidak ku tahu sebabnya.
~April Yana~

Setelah empat hari tidak sekolah, hari ini Rafi akan kembali kerutinitas untuk sekolah.

Dan sekarang dia sedang sarapan dengan om, tante, dan adik sepupunya. Dari tadi hanya ada suara dentingan sendok. Tidak ada yang berbicara.

"Rafi, kamu jaga kesehatan kamu ya," kata Reno yang sudah selesai sarapan.

"Iya Om," balas Rafi.

"Makanya jangan manja jadi orang, buat susah aja kamu," tukas Mesya pada Rafi.

"Ma," tegur Reno.

"Kenapa Pa? Yang Mama bilang bener kok," kata Mesya.

Rafi bangkit dari tempat duduknya, lalu pamit pada Reno.

"Om, aku berangkat sekolah dulu ya, assalamualaikum," ucap Rafi lalu mencium punggung tangan Reno.

"Waalaikumsalam," balas Reno.

Rafi melangkah menuju mobilnya yang terparkir di halaman rumah. Dia sudah tidak tajan dengan ocehan tantenya.

/*\

Saat diperjalanan, ekor mata Ragi tidak sengaja melihat seorang cewek yang baru-baru ini dikenalnya. Ditepikan mobilnya lalu dia keluar untuk menemui cewek itu.

"Ngapain lo di sini?" tanya Rafi.

Membuat Qaila yang awalnya tidak sadar ada Rafi terkerjut.

"Eh, Kak Raf. Aku lagi nunggu angkot," jawab Qaila.

"Bareng gue aja," tawar Rafi.

"Gak usah Kak, nanti ngerepotin," balas Qaila tidak enak hati.

Rafi yang mendengar Qaila menolaknya, langsung menarik tangan Qaila untuk masuk ke dalam mobilnya.

Hanya ada keneningan dalam perjalanan. Qaila merasa senang karena kebaikan Rafi. Entah kenapa, sejak bertemu dengan Rafi, dia ingin masuk ke dalam kehidupan Rafi. Dan hanya dialah yang tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya.

Sesampai di parkiran sekolah. Mereka langsung turun dari mobil.

"Makasih ya Kak," kata Qaila sambil tersenyum, menampakkan lesung pipi di pipi kanannya.

"Iya, masuk kelas sana," ucap Rafi.

"Kakak gak masuk kelas?" tanya Qaila.

"Gue mau ke perpus dulu," jawab Rafi datar.

"Yaudah kalau gitu aku ke kelas dulu ya Kak," ucap Qaila; Rafi mengangguk.

/*\

Sesampai di kelas, Qaila langsung ditodong pertanyaan oleh Dea.

"Ayo ada hubungan apa lo sama Kak Rafi?" tanya Dea penuh selidik.

"Astaga Dea, gue belum duduk, biarin duduk dulu kali," ucap Qaila yang tidak langsung menjawab pertanyaan Dea.

"Hehe, maaf. Yaudah duduk deh," kata Dea mempersilakan Qaila duduk.

"Jadi?" tanya Dea lagi setelah Qaila duduk.

"Jadi apa?" tanya Qaila pura-pura tidak tahu.

"Astaga, Qaila! Gue tadi nanya hubungan lo sama Kak Rafi!" jawab Dea sedikit emosi.

"Gak ada hubungan apa-apa," jawab Qaila polos.

"Terus kok lo berangkat sama Kak Rafi?" tanya Dea lagi.

"Jumpa di jalan tadi," jawab Qaila.

"Gak karena hal lain gitu?" tanya Dea curiga.

"Enggak," jawab Qaila singkat.

"Ish lo mah gak asik. Kak Rafi itu gak pernah istilahnya punya pacar, dengar-dengar sih dia cuma mau fokus sama belajar," ujar Dea membuat Qaila menyerngit.

"Jadi gue perempuan pertama yang dekat sama dia gitu?" tanya Qaila.

"Iya Qai. Dari dulu, dia itu gak pernah mau kalau ada cewek yang mau kenal sama dia," jawab Dea.

Dan pagi itu, Dea menjelaskan semua tentang Rafi. Tentang sifat Rafi, dan semua kebiasaan Rafi yang Dea tahu.

/*\
~472~

Halo semua ....

Update ya:) terus dukung aku ya dengan vote dan komennya ...

Doakan cerita ini menang dalam WWF2019:)

Limited Time ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang