Chapter #24

1.6K 84 2
                                    

Vommen pliss
🌟

💬

~HAPPY READING~✨


"Udah siap kak?, mau bareng sama papa atau enggak?" Tanya gina yang melihat anaknya sudah rapih

"engga deh ma, aku sana temen ajah" ucap vanya

"temen" ucap gina yang menggoda vanya

"apaan sih ma" ucap vanya malu

"yaudah vanya berangkat ya ma" ucap vanya

"iya hati-hati" ucap gina

####

vanya masuk ke dalam mobil davin. Tak lama kemudian davin menjalankan mobilnya menuju sekolahan

"Gua mau nanya, nisya itu siapa lu?" Tanya vanya

"fans" ucap davin sekenannya. Hanya satu kata itu, tetapi membuat vanya geram

'Sok banget njirr' batin vanya

vanya tidak ingin melanjutkan tanya jawab  kepada davin lagi dia hanya diam karna tidak mau mendengarkan kata kata dari davin lagi

Vanya keluar dari mobil davin saat mereka sudah sampai di parkiran mobil

vanya melihat ke sekelilingnya dengan tatapan tidak suka, karna apa dia ditatap oleh anak anak yang berada di parkiran

'Mungkin gua tanbah cantik, jadi mereka ngeliatin gua sampe kaya gitu' batin vanya yang pd tingkat dewa

akhirnya vanya menghiraukan tatapan tatapan maut dari kakak kelasnya

ngapain takut sama kakak kelas toh sama sama makan nasi -pikir vanya

hidup lebih enak bila kita tidak menganggap kakak kelas itu ada - motto vanya

💼💼💼💼

Vanya sudah sampai di rumah 15 menit yang lalu

"Jaden" panggil vanya yang melihat jaden sedang duduk sambil menonton cartoon kesukaannya

"iya" ucap jaden dengan senyuman manisnya

"Waktu jaden main di luar pager, jaden liat kakak kan sama cowok" ucap vanya mengingatkan jaden pada beberapa hari yang lalu. Jaden yang sudah mengingatnya hanya menganggukan palanya

"menurut jaden kakak cowokbya ganteng gak?" Tanya vanya

"anteng" ucap jaden

"seriuss" ucap vanya meyakinkan

"iyaa" ucap jaden sambil menganggukan palanya

"ehmm,oke" ucap vanya

"jasen" panggil vanya. Tetapi yang di panggil tidak menyaut

"jasenn" panggil vanya dengan suara oktafnya

"hmm" gumam jasen

"sini deh" ucap vanya tapi di beri gelengan oleh jasen, vanya yang darah nya sudah ingin naik di tahan lagi supaya tidak marah marah

"sini sebentar ajah, kakak mau ngomong something" ucap vanya dengan muka lesunya. Akhirnya jasen menuruti kemauan vanya dan ia berjalan di sofa ke arah vanya berada

setelah itu jasen langsung saja duduk di atas paha vanya. Vanya yang merasakan pahanya seperti di tusuk oleh pantatnya jasen pun langsung mendorong jasen tetapi detik itu juga vanya menarik jesen agar tidak jatuh dan duduk tangan sofa

"sakit jesen, pantat kamu tajem banget" ucap vanya sambil mengosok gosokan pahanya

jasen hanya cekikikan saat di omelin kakaknya

vanya yang melihat jasen cekikikan hanya menahan agar tidak marah marah

"jasen" panggil vanya dengan senyumannya setelah ia membuang nafas kasanya

"iya"

"Waktu itu jasen pernah liat cowok di depan rumah gak?, ehmm, oh iyaa, yang waktu itu kakak gendong jasen di depan gerbang, pas ada temen cowok kakak" ucap vanya detail

"tau" ucap jasen sambil melipat kedua tangannya di dada dan menaikan wajahnya, angkuh

Vanya yang melihat adiknya seperti itu hanya memutar bola matanya, jengah melihat kelakuan adiknya yang satu ini

"menurut jasen dia ganteng gak?" Tanya vanya

"engga" ucap jasen jujur

"loh?, kenapa?" Tanya vanya

"Asen ga suka" ucap jasen sambil menggelengkan palanya

"kenapa ga suka"

"kakak na iat asen taya gini ni" ucap jasen sambil mempraktekan mata davin yang waktu itu melihat jasen- dengan tatapan tidak suka

"bufftt-hahahaha" akhirnya tawa yang vanya tahan keluar juga, vanya sangat terkejut saat adeknya mempraktekan mata davin saat melihatnya, bisa banget lagi ni anak, pikir vanya

jasen mempraktekannya dengan melotot kan matanya dan memiringkan palanya bak setan yang ada di film film

Padahal, waktu itu davin tidak melotot atau memiringkan kepalanya

*******

VANYANDAVIN
________________

Prisciliaaawin

JASEN LUCU JUGA YAA..

KOMEN DONG PART INI GINANA?

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!!

Vanyandavin [Complate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang