Chapter #21

1.7K 83 2
                                    

Vommen plisss
🌟
💬

✨~HAPPY READING~✨


"udah punya pacar belum di sekolah" tanya gina saat mereka duduk di ruang keluarga

"Ehmmm" ucap vanya ragu

"Ehmmm" ucap gina mengikuti vanya sambil memincingkan matanya

"mama ga kerja?" Tanya vanya mengalihkan pembicaraan

"ga sayang, ini hari minggu, mama libur lah, udah dehh ga usah mengalihkan pembicaraan" ucap gina vanya hanya menyengir kuda sambil menggit bibir bawahnya

"Udah punya ya" ucap gina

"shuttt, jangan keras keras mah, nanti papa denger" ucap vanya sambil berbisik

"papa ga ada, lagi bawa jasen sama jaden keluar" ucap gina dan membuat vanya menghela nafas lega

"namanya siapa" tanya gina

"davin" ucap vanya, tidak tahu kenapa vanya dengan spontan menyebut nama itu

And see vanya menganggap davin sebagai pacarnya, ada apa ini?, pikir vanya

"udah berapa bulan?" Tanya gina

"gatau,ga hitung mah" ucap vanya. Iya lah ga hitung, orang vanya ajah ga nganggap davin pacarnya buat apa dia mengingat tanggal jadiannya, maksudnya jadian terpaksanya

tapi entah kenapa hari ini vanya menganggap davin sebagai pacarnya

"waktu kita ketemuan di restoran itu kak?" Tanya gina

"bukan yang ngomong sama mama" ucap vanya, karna gina menganggap wildan adalah pacarnya

"terus yang mana?" Tanya gina

"Dia tuh orangnya dingin mah, cuek juga tapi kalo di sekolah, kalo lagi sama aku dia bawel banget mah" ucap vanya

"Bagus dong, berarti dia perhatian sama kamu" ucap gina

"Tapi mah dia itu musuh aku, dia tuh sama temen temannya yang waktu itu ketemu di restoran selalu jailin aku,tania,sama zara kan kita risih, makanya aku disekolah selalu ngomel-ngomel tapi sama mereka ajah, karna kalo ada mereka aku tuh selalu di buat naik darah, tapi.. davin selalu diem ga pernah ngikutin temen temennya buat jailin aku,tania sama zara, tapi tiba-tiba dia maksa aku buat jadi pacarnya, dan ga ada kata kata; vanya mau gak jadi pacar aku, gitu," cerita vanya panjang lebar

"emang dia nembak kamu kaya gimana?" tanya gina

"kaya gini; Gua mau lu jadi pacar gua, terus kan aku nolak, dia bilang, dia ga nerima penolakan" ucap vanya tanpa ada nada kesal

"mungkin dia ga nyatain perasaannya karna takut di tolak sama kamu kak, kan dia musuh yang suka sama kamu, jadi dia takut kalo buat nyatain perasaannya buat kamu, kalo pake kata kata kaya orang orang gitu" ucap gina

"Maybe tapi aku ga suka sama dia mah" ucap vanya

"kalo kamu selalu chatan, telfonan, dan selalu di antar jemput ke sekolah dan pulang sekolah, perasaan itu akan ada sendiri kak" ucap gina, vanya yang kaget dengan kata kata mamanya hanya melototkan matanya

"dan juga kalo telfonan sama dia jangan teriak teriak apa lagi pake kata kata kasar, itu dengan sendirinya kamu menumbuhkan rasa suka itu sendiri" ucap gina sambil mencolek hidung anaknya

"en-engga kok" ucap vanya sambil melihat kesekeliling rumahnya, ia enggan melihat mata mamanya

"dan juga kalo di jemput di rumah jangan sok sok-an bilang engga padahal mau" ucap gina yang membuat vanya melototkan matanya

Vanyandavin [Complate]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang