2 hari kemudian
13:00
Satu hari elin mendapatkan apartemen yg cocok utknya, kini ia terbaring di kasur nya yg empuk
Hyunjin? Entahlah, elin belum mau menghubunginya, namun, tdk adakah suatu kejadian dimana hyunjin dulu yg menelpon?
"Baiklah elin sepertinya kau dulu yg harus menelpon si lips itu"
Elin pun mencoba utk menelpon, namun apa? Yg menjawab seorang wanita
"Nomor yg anda tuju, tdk menjawab"
Elin seketika mengerutkan dahinya
"Apa dia sudah melupakan sahabat nya ini?"
Rasanya elin ingin melempar hp nya ke sembarang arah, tapi jika itu terjadi ia nantinya malah menyesal, karena kebanyakan kontak temannya tersimpan di perangkat bukan di sim"Awas saja kalau nanti aku bertemu dgn mu"
Elin mengepalkan tangannya kesalIa pun beranjak dari kasurnya dan keluar
'Apa kau sudah benar2 melupakanku, ku mohon hyunjin,jangan biarkan itu terjadi'
Pikiran elin benar2 kacau, tak terasa ia malah sampai di taman kota yg kebetulan dekat dgn apartemen sewaannyaElin dtg dgn berjalan kaki, ia belum membeli mobil padahal ia sudah memiliki sim, ya tapi ia berencana akan membelinya besok
Dan kuliahnya akan di mulai minggu depan
Elin mendudukkan dirinya di sebuah ayunan
Elin benar2 tak tau dimana hyunjin berada, hyunjin tak pernah mengatakan ia tinggal dimana, elin begitu kesal sekarang
di taman tsb begitu ramai yg rata2 di isi oleh anak seusianya, dan membawa pasangannya masing2
Tak lama dtg seseorang yg langsung menaiki ayunan satunya lagi, elin tak menyadari kehadiran org tsb, pikirannya saat ini hanyalah hyunjin dan hyunjin saja
"Ekhem"
Org tsb berdehem agar menyadarkan lamunan elin, dan benar saja, elin langsung menoleh ke asal suara yg membuatnya tersadar"Sepertinya ada seseorang yg sedang melamun pasal cinta"
Ucap org tsb tanpa melihat elin,padahal sudah tentu perkataan nya mengarah pda elin"Dan sepertinya, ada seseorang yg berusaha mencampuri urusan org lain"
Ucap elin sambil melakukan hal yg sama"Namaku na jaemin, kau bisa memanggilku jaemin"
Ucap org bernama jaemin tsb sambil mengulurkan tangannya secara tiba2"Cara kau berkenalan, apa memang seperti ini awalnya?"
Elin memicingkan matanya pada jaemin"Namaku elin, choi elin"
Dan elin juga mengulurkan tangannya juga dan menjabat tangan jaemin yg menurut elin sangatlah tampan"Ehehe, kau sendiri?"
"Ya, seperti yg kau lihat"
Ucap elin sambil terus mengedarkan pandangannya"Kau sepertinya baru disini"
"Kupikir dgn banyaknya penduduk di kota, kau tdk akan mengatakan itu, sepertinya kau mengenal seluruh org"
"Ahaha! Tdk juga, tapi wajahmu terlihat asing bagiku"
"Aku campuran korea Prancis, ayahku org prancis"
Jaemin membentuk o di mulutnya, elin yg masih menatap di berbagai sudut di taman kini memicingkan matanya melihat suatu, 2 org gadis yg sedang asiknya berselfie terlihat di ganggu oleh beberapa pria berpenampilan ala premanJaemin juga melihat itu, dan yg membuat jaemin terkejut, elin yg ada di sampingnya tba2 saja bangkit
"Kau mau kemana?"
Jaemin bangkit juga dan menarik tangan elin"Lepaskan!! Pria2 brengsek itu perlu di beri pelajaran"
Pria2 tadi kini makin mengganggu gadis2 tadi yg makin membuat elin marah, dan melepaskan tangan jaemin dri tangannya dgn kasar"Hey tunggu!! Astaga kau itu wanita, mana bisa kau melawan mrk"
Bukannya mempedulikan perkataan jaemin, elin malah terus berjalan, sampai akhirnya dia berdiri di hadapan pria2 tadi"Ya!! Apa kalian tdk punya pekerjaan lain? Selain mengganggu gadis2 ini?"
Tegur elin, jaemin? Ia terlihat cemas, mengingat elin hanyalah seorang gadis"Ohoho, sepertinya yg ini lebih menarik"
Ucap salah satu pria tsb dan berniat memegang rambut elin, namun secepat kilat elin menepis nya dgn memegang tangan pria tsb dan memutar tangan pria tsb, membuat pria tsb meringis kesakitanDan teman pria yg satu lagi berniat membantu temannya tsb, tapi syg elin dgn keahlian karate nya menendang kaki pria tsb dgn keras, sampai membuatnya tertunduk kesakitan, sementara yg satunya lagi masih di pegang oleh elin tangannya
Jaemin? Ia yg menyaksikan ini hanya bisa ternganga, bukan saja jaemin saksi kejadian ini melainkan pengunjung taman dtg berhamburan seperti menonton sirkus, banyak juga yg merekam kejadian tsb
"Bukankan ibumu juga seorang wanita eoh? Seharusnya kau tahu perasaan wanita bodoh!! Sana pergilah awas kalau aku melihatmu lagi"
Elin mendorong pria yg sedari tadi ia sekap dan pria tsb segera lari sambil membantu temannya yg satunya yg kakinya telah di tendang elin tadi, semua org bertepuk tangan melihat aksi elin, mengingat pria2 tadi berbadan besar di banding elinSemua org bubar dan melanjutkan aktivitas mrk masing2, jaemin pun menghampiri elin dgn wajah terkagum kagum
"Woaaah,kau hebat sekali, kau belajar karate yah?"
"Hm, aku belajar sejak usiaku 10 thn"
"Shinca? Keren sekali"
'Yg benar saja, aku akan mendekati gadis cantik dan pandai bela diri? Gomawo teman ku, aku pasti akan menjaga elin mu ini'~ jaemin
"Hey!! Kenapa kau tersenyum aneh seperti itu padaku eoh?"
"Ah aniyo, aku hanya kagum melihat mu"
"Sudahlah, aku pulang dulu, bye ja... mmm siapa namamu tadi?"
Elin terlihat kebingungan kala mencoba mengingat nama jaemin"Jaemin"
Jawab jaemin cepat"Oh nee jaemin, aku pulang dulu sampai jumpa"
"Tunggu!!"
"Waeyo?"
"Kau tak ingin memberikan nomormu?"
Bonus pict
Pacar keduaku // di tampol nuraini
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont leave me || hwang hyunjin [√]
Non-Fiction[TOLONG FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARNA ITU SAANGAT BERHARGA UNTUK SAYA:)] "Silahkan Menghilang saja sana, jika kau kembali, aku masih tetap mencintaimu, karna perasaan itu tidak bisa terhapus" Berteman sejak kecil namun saling memendam perasaan...