19:00
"Ayah menyebalkan, aku pelupa hanya saat aku kecil"
Elin mengerucutkan bibirnya karena tuan fernand mengejeknya lagi pasal ttg kebiasaan pelupa nya itu, saat ini anak dan ayah tsb sedang menikmati makan malam di restoran dlm apartemen tsb"Oh yah? Kalau begitu jawab sekarang, kapan terakhir kali kau berbicara dgn hyunjin?"
Seketika bibir elin kaku utk menjawab, jantungnya langsung berdetak kencang
"You forget that? Ayah tau elin, kau dan hyunjin sudah tak saling berbicara kan?"
Elin diam sesaat, tuan fernand menghela napasnya"A-aku... mmm, bagaimana ayah tau, aku dan hyunjin baik2 saja,kmi masih bersahabat baik"
Elin berbicara cepat bahkan tampa menatap wajah tuan fernand"You lie elin, di restoran tadi, why you both dont look each other? Kalian tadi sudah seperti org asing, berbeda waktu dulu, if you both met, oh my god, kalian akan saling bertukar cerita, bahkan sampai lupa waktu, and now? What happened?"
Elin terdiam seribu bahasa mendengar penuturan ayahnya yg begitu menekan pikirannya, rasanya elin saat ini benar2 tak tau harus menjawab segalanya, mulut elin seperti di lem"Ayah mohon, jawab pertanyaan ayah"
Diamnya elin membuat tuan fernand marah, elin mengerti bagaimana sifat ayahnya ini, maka setelah berperang dgn berbagai pemikiran dlm otaknya elin pun berusaha menjawab"Ayah... hyunjin, di-dia dijodohkan dgn ryujin tadi, ia sempat menolak nya, tapi jika perjodohan itu tak terjadi maka hyunjin akan di coret di daftar keluarganya, hyunjin tak tau ttg itu, hanya aku, hanya aku yg tau, karena paman hwang menyuruhku utk membujuk hyunjin, and i do it dad, aku membujuk hyunjin dgn caraku.."
Elin menjelaskan segalanya, dri ia berusaha utk memenangkan lomba karate dan berhasil membujuk hyunjin sampai akhirnya hyunjin membencinya"You know why hyunjin hate you? Setelah kau memintanya menyetujui perjodohan itu?"
Elin mengangguk sambil terus menunduk sambil sesekali menghapus air matanya"Karena aku tak bisa menepati janjiku"
"Apa janjimu"
"I promise will help hyunjin, but i cant do it, karena paman hwang mengancam dgn mengatakan bahwa hyunjin akan di coret dri daftar keluarga, and one more, paman hwang bilang bahwa jika hyunjin setuju dia akan memberikan perusahaan nya yg ada di Amerika utk hyunjin, so what? Im only hyunjin friend, i wanna do it better for hyunjin, so i agree, lagipula hyunjin juga mulai melakukan perjodohan itu dgn baik"
"Dan kau menjauh dri kehidupan hyunjin? Bukan hyunjin yg memintanya kan? Tapi karena keinginan mu sendiri"
"Daddy will never know my heart"
Setelah mengatakan itu elin langsung pergi ke luar menggunakan mobilnya"I know your heart my son, kebenarannya adl bahwa kau, mencintai sahabatmu sendiri, hwang hyunjin"
Dgn meneguk gelas minumannya tuan fernand mengakhiri makan malamnya🌻🌻🌻
di bawah sebuah pohon besar dan rimbun terduduk elin yg sedang memeluk lututnya, ia merasakan dinginnya mlm itu, di sekitar terdapat beberapa lampu taman, jadi elin tdk terlalu takut
"Elin?"
Sebuah suara yg membuat elin langsung mengangkat kepalanya, ia melihat sosok tinggi sedang tersenyum padanya"Soobin? Ka-kau disini"
Bukannya menjawab soobin malah langsung duduk di samping elin"Kau berani sekali duduk sendirian disini apalagi ini malam hari"
"Aku sudah terbiasa, lagipula siapa yg berani menggangguku, choi elin sang juara lomba karate di seoul"
Elin membuat buat suaranya dan membuat soobin tertawa melihat tingkah elin
"Kau sendiri bagaimana bisa sampai disini?"
Tambah elin
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont leave me || hwang hyunjin [√]
Nonfiksi[TOLONG FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARNA ITU SAANGAT BERHARGA UNTUK SAYA:)] "Silahkan Menghilang saja sana, jika kau kembali, aku masih tetap mencintaimu, karna perasaan itu tidak bisa terhapus" Berteman sejak kecil namun saling memendam perasaan...