23:00
"Ehmmm, ya ampun, ini dimana? Kamar siapa ini? Aish.. kepalaku sakit sekali"
Elin mrsa pusing saat ini, ia bangun di sebuah kamar yg begitu asing baginya, warna nya begitu identik dgn warna priaElin berusaha bangun dan melangkah ke arah pintu utk mencoba keluar, namun saat ia membuka pintu
"Kau mau kemana? Duduk diam di kamarmu"
Seorang pria menghalanginya dgn berbicara datar, elin menatap pria itu dgn rasa takut, dan mengingat lagi kejadian tadi, dimana ia di bawa oleh seorang pria"Kau? Apa yg kau inginkan eoh? Minggir!! Aku ingin pulang"
Elin memberontak ingin keluar dari sana, namun tenaga pria tsb lebih kuat dari elin, pria tsb memegang elin dan menghempasnya sehingga membuat elin tersungkur"Ada apa ini? Hey nak, perlakuan dia dgn baik"
Seorang pria dgn wajah yg membuat elin was was dtg dan membungkuk di hadapannya, elin menatapnya aneh dan marah"Hmm, putri fernand ternyata cantik"
Ucapnya, elin menatap pria paruh bayah tsb dgn tatapan penuh kebencian"Apa yg kau mau eoh?"
Elin bertanya dgn penuh penekanan di setiap katanya, dan pria itu hanya menjawab dgn enteng"Ehmm, aku hanya ingin membalas dendam, itu saja"
Elin mengernyitkan dahinya bingung dgn apa yg dikatakan pria tsb"Apa maksudmu?"
"Dengar ini, kau mungkin perlu tau ttg cerita ku ini, dengarkan baik2...
Kami waktu itu masih berkuliah, aku dan ayahmu, dia adl teman baik ku, bahkan lebih dari itu, kami selalu bersama, mengerjakan segala pekerjaan bersama, kami saat itu adl kedua org yg sama2 tak berada, kami hanyalah dua org pemuda yg berkuliah dgn bermodalkan beasiswa sajaKami berdua juga mempunyai banyak kesamaan, bahkan sampai akhirnya kami menyukai org yg sama, kami menyukai satu org wanita
Dan akhirnya wanita itu menjadi milikku, kami menjadi sepasang kekasih, hubungan itu berjalan 2 bulan, kalau saja ayahmu yg bejat itu tak membunuhnya, mungkin aku sudah menikah dan hidup bahagia"
Saat itu juga hati elin seperti di remuk kan, ia bingung apakah harus mempercayai cerita pahit ini atau tidak"A-ayahku... dia tak mungkin melakukan itu"
"Mungkin, karena pada malam itu, aku berencana menemui kekasihku, tepatnya jam 8 mlm, kami sudah berjanji utk bertemu di sebuah restoran, saat aku kesana, aku tak menemukannya, tak lma, ia mengirim pesan bahwa ia tak bisa dtg karena tiba2 ia sakit, jadi, kebetulan restoran tsb agak dekat dgn tempat ayahmu menginap, jadi aku memutuskan utk ke tempat ayahmu, ternyata pintu rumahnya tak dikunci, jadi aku langsung saja masuk, dan apa yg kulihat?"
Pria itu berhenti sejenak"Kekasihku sedang tidur di pelukan ayahmu, dgn..."
Elin membelalakkan matanya tak percaya"Mrk terbangun dan menyadari ada aku disana, dan apa yg ayahmu katakan pertama kali? "Ji won ssi? APA INI!! KENAPA KEKASIHMU ADA DISINI?!!" dia membuat drama seolah ia tak tau apa2, kekasihku akhirnya bangkit dan menangis dan mengatakan bahwa ayahmu fernand lah yg menggodanya, dia pun lari keluar dan kami berdua mengejarnya, tapi naas, malang nasibnya, dia tertabrak mobil saat ingin menyebrang jalan, dan aku? Aku hanya bisa menangis tertunduk sambil menggenggam erat cincin yg ingin aku berikan padanya"
Elin perlahan hancur, dgn mendengar ini, ia seperti Dibunuh perlahan, kenyataan yg begitu pahit, harus ia terima di hari bahagianya"Sejak saat itulah, aku membenci ayahmu, aku memutuskan utk pindah ke amerika dan menikah disana, dan sekarang aku hanya hidup dgn putraku, kim yohan, istriku juga telah meninggal tahun lalu, saat aku mendengar kabar bahwa ayahmu sudah meninggal, aku begitu kesal, mengapa bukan aku yg membunuhnya? Tapi sekarang putrinya ada disini, bukankah ini menyenangkan dgn aku menahan putrinya disini, dia tak akan tenang di neraka sana, dan istrinya jga akan bersedih, lihat? Aku bisa balas dendam sekarang"
Pria tsb seperti org yg sudah hilang sadar, dia tertawa dan elin hanya bisa menangis
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont leave me || hwang hyunjin [√]
Non-Fiction[TOLONG FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARNA ITU SAANGAT BERHARGA UNTUK SAYA:)] "Silahkan Menghilang saja sana, jika kau kembali, aku masih tetap mencintaimu, karna perasaan itu tidak bisa terhapus" Berteman sejak kecil namun saling memendam perasaan...