14. so afraid

210 29 1
                                    

Kini elin sudah selesai dgn urusan toiletnya, dan keluar, saat elin berjalan kembali menuju kantin, indera pendengarannya menangkap suara pembicaraan, ternyata itu di halaman belakang, elin yg memang sangat penasaran kemudia mengintip dan apa yg ia lihat?

Ryujin, tdk sendiri melainkan bersama hyunjin, keduanya berpelukan, ryujin saat itu terlihat menangis

"Aku mencintaimu hyunjin, bisakah kau membalasnya? Aku mohon"
Ucap ryujin di sela2 tangisannya, hyunjin saat itu belum membalas pelukan ryujin tapi kini tangan hyunjin tergerak utk mengusap punggung ryujin

"Aku akan mencobanya"
Ucap hyunjin ragu,.elin yg menyaksikan hal yg membuat hatinya kembali terluka itu meneteskan air matanya, lagi

"Berjanjilah utk ttp menjalani perjodohan ini"

"Aku berjanji"
Elin tak sanggup lagi, segera ia berlari, dan langsung menuju parkiran, elin pergi ke suatu tempat

Sampailah ia di tempat tsb, ya, tempat dimana terdapat sebuah pohon2 hijau dan sebuah pohon besar yg kini elin hampiri
Elin terduduk menangis di hadapan pohon besar tsb

"Aku ttp saja seperti ini... sampai kapan? Sampai kapan aku bisa menahannya? Saat aku mulai membuka hatiku di celah lain, tapi ttp saja celah yg satunya tak bisa ku tutup, aku tak punya kuncinya, aku tak bisa menemukan cara bagaimana melepaskannya"
Elin menepuk nepuk dadanya yg sesak

"Mengapa ini begitu sakit sekali, saat melihatnya, memberikan pelukan hangat yg sudah pernah aku rasakan, mengapa aku sama sekali belum rela? Ayah ibu, seharusnya aku tak perlu kuliah disini, aku seharusnya ttp bersama dgn kalian, aku tak perlu harus menderita disini"
Elin menangis sejadinya, untung disana tdk ada org lain

"Aku benar2 bodoh, aku tak pantas memiliki perasaan itu padanya, mengapa aku begitu egois, aku seharusnya memikirkan ttg nya, aku tak bisa selalu seperti ini"
Elin mulai tenang ia mengusap air matanya

"Aku akan terbiasa dgn ini, syukurlah dia juga mulai menerima ryujin, aku harus terbiasa, dan aku akan segera menemukan kunci utk menutup celah hatiku utknya"
Elin bangun dan kembali mengusap air matanya

"Aku akan mulai berjanji pada diriku sendiri mulai sekarang, berjanji utk tdk lagi menangis utk nya, berjanji agar ttp tersenyum saat melihatnya dgn ryujin, aku berjanji, dan kau, tuan pohon besar, kau adl saksi dari janji ku ini, jika aku melanggarnya aku akan kesini lagi, dan kau harus menyiapkan telingamu itu lagi utk mendengar tangisan ku lagi"
Kini hati elin menjadi lebih tenang, ia tersenyum sekilas dan ia kemudian terlihat mencari sesuatu, sebuah batu, elin mencari sebuah batu, saat ia menemukannya elin menggoreskan pada pohon besar tsb

"Dari pada aku memanggilmu tuan pohon besar, lebih baik aku memberimu nama"
Elin terus menggores pohon tsb, sampai akhirnya terbentuk sebuah tulisan "hyunlin"

"Hyunlin, nama yg bagus, karena itu campuran dri nama kedua sahabat yg begitu dekat, yg awalnya saling mengasihi, melindungi dan menyayangi, tapi pada akhirnya terpisah karena satu kata "cinta" perasaan bodoh yg dimiliki seorang choi elin menghancurkan segalanya, takdir yg menyedihkan bukan? Hm? Hyunlin?"
Jika saja ada seseorang disana, dia akan mengira elin gila

"Yasudah, hyunlin aku akan pergi, tapi aku akan dtg lagi ok?"
Elin pun melenggang pergi, bukannya kembali ke kampus tapi elin memutuskan utk langsung pulang ke apartemen nya

🌻🌻🌻

19:00
At kamar elin

"Yeobseyo, elin ssi, apa kabarmu nak?"

"Aku baik2 saja ibu, ayah dan ibu apa kabar?"

"Aku dan ayahmu juga baik2 saja, oh yah ibu ingin bertanya, besok ayahmu akan ke seoul, karena urusan pekerjaan, dia juga akan menyewa apartemen yg sama dgn mu"
Mendengar itu sontak membuat elin bahagia, ia dan ayahnya akan bertemu

"Oh yah?"

"Kau terdengar bahagia sekali, kau merindukan ayahmu?"

"Nan neomu2 bogo shipeo, bukan saja pada ayah tapi juga pada ibu"

"Ibu juga merindukan mu, sudah dulu yah, ibu mau memasak dulu"

"Oh nee eomma"
Tuuut

Elin menutup teleponnya dan raut wajahnya kini bahagia, ia tak sabar bertemu dgn ayahnya besok

"Kebetulan sekali aku juga tak ada jam kuliah besok, jadi aku akan menjemput ayah di bandara''
Ucap elin seraya terus tersenyum

🌻🌻🌻
07:00

At bandara incheon seoul

Elin mengedarkan pandangannya mencari pria paruh baya berwajah bule, tinggi dan tampan yg merupakan definisi dari ayah elin tuan choi fernand

Begitu bahagianya elin saat menemukan sosok yg menjadi panutannya itu

"Ayah!!"
Tuan choi fernand langsung menoleh ke arah putrinya ketika ia sedang mendorong kopernya, tuan fernand langsung melambaikan tangannya dan di balas elin

"My princess, how are you?"
Ucap tuan fernan seraya memeluk putri kesayangannya itu

"Im fine, ayah bagaimana?"

"Im fine too, ayo kita ke apartemenmu, oh yah ayah akan memesan kamar yg berdekatan dgn mu, agar ayah bisa mengawasimu"
Ucap tuan fernand seraya memicingkan matanya seolah sedang menginterogasi elin

"Up to you"
Ucap elin singkat, mrk pun menuju apartemen, menggunakan mobil elin, di perjalanan tuan fernand sempat mengatakan elin pandai dlm memilih mobil

Sesampainya di apartemen dan naik ke lantai 8 elin dikejutkan karena ada soobin disana

"Soobin? Kau disini"

"Elin ssi, aku akhirnya bertemu dgn mu, aku khawatir karena kemarin kau langsung pergi entah kemana, makanya aku mencarimu disini, tapi ternyata kau tak ada di kamarmu"
Jelas soobin, tuan fernand hanya mengerutkan dahinya, bingung mengapa yg ada di depannya ini bukanlah hyunjin?

"Oh, a-aku baik2 saja, kemarin aku hanya ingin pulang, maaf karena tak memberitaumu"

"Daan paman ini siapa?"
Tanya soobin polos

"Ini ayahku, ayah kenalkan ini soobin teman elin"
Tuan fernand kemudian menjabat tangan soobin dan soobin juga begitu sambil membungkuk 50 derajat

"Choi fernand"

"Choi soobin"
Ucap soobin agak gugup

"Owh, kita punya marga yg sama"
Komentar tuan fernand setelah selesai menjabat tangan soobin

"Kalau begitu aku pamit pulang, elin ssi, paman"
Ucap soobin

"Sekali lagi aku minta maaf"

"Aish gwenchana"
Soobin pun pergi

"Dia tampan, i like his dimples, you like him?"
Tuan fernand menggoda elin

"Oh ayolah ayah"
Tuan fernand terkekeh mendengar keluhan putrinya, setelah itu elin masuk ke kamar tuan fernand utk membantu membereskan perlengkapan ayahnya

"Berapa hari ayah disini?"
Tanya elin yg mulai memasukan baju ke dlm lemari

"One week, ayah akan bekerja sama dgn perusahaan besar disini, mrk akan membantu ayah dlm mengembangkan perusahaan ayah, yg ada di daegu"
Ucap tuan fernand yg mulai mengoperasikan laptopnya di meja kerja
"Oh yah elin, where is hyunjin? Kau tak memberitaunya kalau aku dtg?"
Elin seketika terdiam sesaat, apa yg harus ia jawab, apa dia harus menjawab dia dan hyunjin sudah tak ada hubungan persahabatan lagi, bahkan tegur sapa pun tak ada, hanya karena hyunjin di jodohkan dan karena elin mencintai hyunjin dia terpaksa menjauhi hyunjin

"H-hyunjin sibuk ayah"

"Really? Wah mungkin hyunjin sekarang lebih dewasa, tomorrow i wanna met him, beritau hyunjin kita bertemu di sebuah kafe"

'What the... oh ya ampun apa yg harus kulakukan, ayah benar2 akan mendorongku ke dlm masalah besar'~elin

"Elin? You hear what fathers say?"

"I-iya ayah baiklah"
Elin hanya bisa setuju sekarang, sisanya ia tak tau nanti

Dont leave me || hwang hyunjin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang