Hyunjin dan elin kini sdang ddk bersandar pada hyunlin, para org2 tadi tlah pergi, elin menatap lurus kedepan dan begitu pula yg dilakukan hyunjin, keduanya bingung, apa yg hrus mrk lakukan agar hyunlin tak jdi di tebang
"Padahal aku sudah merencanakan jauh2 hari"
Gumam hyunjin tiba2 elin beralih menatap hyunjin"Rencana apa maksudmu?"
Hyunjin seolah sadar bahwa ia kelepasan mengucapkan suatu hal yg harusnya tak elin ketahui"Aniyo"
Ucap hyunjin sambil menggaruk kepalanya yg tdk gatal, sedangkan elin kembali menatap lurus kedepan dan menghela napas kasarnya"Apa yg harus kita lakukan? Aku tak mau hyunlin di tebang, apalagi taman ini, taman ini sudah begitu bagus, mengapa harus di kosongkan? Lee jeno bnar2 sdah berkuasa skarang"
Elin mengoceh dgn nada kesal, yg membuat hyunjin gemas dan reflek mencubit pipi elin"Kau itu lucu sekali"
Kemudian setelah itu hyunjin berdiri mendahului elin yg msih kesal
"Kaja~ kita ke tempat jeno berada"
Bukannya berdiri, elin malah menatap hyunjin penuh kebingungan, yg membuat hyunjin menghela napas pelan"Kau tak mau berdiri? Baiklah, aku akan menggendongmu saja"
Baru saja hyunjin hendak berjongkok lgi, tpi elin langsung berdiri secepat mungkin, membuat hyunjin terkekeh"Aku rasanya sedang bersama anak kecil berusia 5 tahun"
"Kau menyebutku anak kecil?"
Elin bertambah kesal saat hyunjin mengejeknya"Sudahlah, ayo kita pergi sekarang"
Hyunjin kembali tersenyum dan menggenggam erat tangan elin dan pergi dri sana meski di tengah perjalanan elin masih saja suka mengomelinya🌻🌻🌻
"Apa jeno bekerja di perusahaan besar ini skarang?"
Tanya elin saat ia dan hyunjin sampai tepatnya depan sebuah perusahaan besar hampir sama dgn yg dimiliki hyunjinBaru saja keduanya masuk, nampak seorang pria dgn setelan jas hitam yg begitu rapi yg berdiri di hadapan mrk sekarang
"Woaah, kurasa hari ini adl hari yg menyenangkan, melihat kedua teman kuliahku disini"
Lee jeno, pria itu tertawa manis yg malah membuat elin kesal"Kami ingin membicarakan sesuatu pdamu"
Ucap hyunjin tiba2"Oh tentu saja, ayo keruangan ku sekarang"
Jeno mengarahkan tangannya seolah olah dia adl seorang penyambut di depan pintu supermarket, hyunjin dan elin langsung berjalan dgn di tuntun jeno, mrk kemudian naik lift menuju ruangan jeno yg berada pda lantai teratas yaitu lantai 8Keduanya di persilakan masuk ke dlm ruangan jeno tsb, elin dri tadi mersa risih karena berkali kali jeno menatap nya aneh
"Kalian duduklah"
Jeno dduk dihadapan hyunjin dan elin yg dduk di sofa ruangan kerja nya yg begitu mewah tsbHyunjin memulai pembicaraan
"Begini, aku dan elin dtg kesini ingin mengajukan suatu penolakan""Maksudmu?"
Jeno mulai menatap hyunjin bingung"Taman, pohon, kau ingin menggusur nya? Kau ingin mengosongkan taman tsb?"
"Oh taman itu? Ya aku akan membangun hotel mewah disana"
Dgn entengnya jeno berkata seperti itu,sedangkan elin terlihat marah"Apa tak ada taman lain?"
Tanya hyunjin"Waeyo? Apa taman itu milikmu? Tdk kan? Aku memiliki sertifikat taman.tsb yg di tanda tangani langsung oleh pemiliknya, jika kalian kesini utk menghentikan tindakanku, itu semua sia2, pergilah, keputusan ku sudah bulat"
Jeno berdiri, begitu pula hyunjin, dia marah karena melihat ketegasan jeno, hyunjin berniat meraih tangan elin tapi
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont leave me || hwang hyunjin [√]
Non-Fiction[TOLONG FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARNA ITU SAANGAT BERHARGA UNTUK SAYA:)] "Silahkan Menghilang saja sana, jika kau kembali, aku masih tetap mencintaimu, karna perasaan itu tidak bisa terhapus" Berteman sejak kecil namun saling memendam perasaan...