"Lalu tunggu apa lagi? Beritahukan semua ini pada ayahmu, dgn begitu perjodohan ini akan batal"
"Percuma elin, kau pikir ayah akan percaya dgn ku? Tdk, dia tentu akan bilang bahwa aku berbohong karena aku tak mau dijodohkan dgn ryujin, ini takdirku yg gila bukan? Aku terjebak elin"
Hyunjin menatap elin dgn sedih, elin bahkan tak mampu membendung air matanya, segera ia memeluk hyunjin"Kumohon jangan tinggalkan aku dlm keadaan ku yg seperti ini, aku benar2 membutuhkan mu"
Hyunjin menangis di pelukan elin, elin benar2 merasa sesak di dadanya, ia tak sanggup melihat hyunjin menangis seperti ini, karena akan berakhir dirinya sendiri yg lebih sakitSeperti halnya waktu kecil, hyunjin pernah menangis karena habis di pukuli ayahnya, elin juga akhirnya ikut menangis waktu itu
"Aku akan membantumu keluar dlm masalah ini"
"Kau berjanji?"
"Aku berjanji"
'Aku akan membantumu hyunjin bagaimanapun caranya, karena dgn begitu aku tak akan kehilangan mu lagi"
🌻🌻🌻
22:30
"Aku saja yg akan tidur di sofa"
"Hyunjin kau jangan keras kepala, kau pernah bilang padaku dulu kau paling tdk bisa tdur selain di kasur, jadi, aku yg akan tidur di sofa"
Elin dan hyunjin kini berada di apartemen, hyunjin memilih pulang kesini, sedangkan mobil elin masih ada di rumah hyunjinSekarang mrk malah saling beradu mulut utk siapa yg mau tdur di sofa
"Begini saja kita sama2 tidur di kasur saja"
Ucapan hyunjin membuat tangan elin menjitak dahi hyunjin"Dasar bodoh, kalau kau tak mau tidur di kasur yasudah aku saja yg tidur di kasur, awas saja kalau besok kau mengalami sakit di tubuhmu"
Berakhir hyunjin yg tidur di sofa, tapi saat tengah malam hyunjin tdk bisa tidur karena kebetulan juga sofanya begitu sempit, akhirnya ia pun terbangun, ia melirik ke arah elin yg sudah tertidur pulas dgn mata ngantuknya.Lampu memang sudah di matikan namun lampu di laci dekat kasur elin belum di matikan, dgn hati2 hyunjin melangkah menghampiri kasur dan naik diatas kasur tsb
Sedangkan elin sedang tertidur membelakangi hyunjin, tapi tak lama setelah itu elin memutar badannya dan menghadap hyunjin dgn mata yg masih terpejam, hyunjin awalnya panik takut saja elin terbangun dan melemparnya keluar jendela dari lantai 8 ini
Hyunjin pada akhirnya tidur berhadapan dgn elin, sebelum ia tidur hyunjin menatap wajah elin yg menurutnya sangat lah alami dan cantik, dan tangannya sempat menyingkirkan rambut elin yg menghalangi mata indah elin
"Good night my princess, i promise to make your my mine and i will be your prince, we will life at we little castle"
Hyunjin pun memejamkan matanya juga dan terlelap, posisi hyunjin selalu saja berubah ubah kadang ia tidur memeluk elin yg dikira guling05:00
Saat paginya elin merasa tubuhnya begitu sulit utk bergerak ia merasakan ada sesuatu di tubuhnya dan ketika ia membuka matanya begitu terkejut nya elin dgn hyunjin yg ada di hadapannya
Dgn secepat mungkin elin bangun yg membuat hyunjin juga terbangun
"Apa yang... YA!! HYUNJIN KENAPA KAU BISA TIDUR DI KASUR"
teriak elin yg menatap hyunjin tajamHyunjin pun terduduk dan mulai menjelaskan
"A-aku semalam.. aku tak bisa tidur, sofamu itu begitu kecil, badanku sakit daaan akhirnya aku tidur di kasur, tenanglah aku tdk melakukan apapun bodoh"
Elin yg kesal langsung memukul kepala hyunjin keras"Aish dasar bodoh!! Sudah ku peringatkan kau lebih baik tidur di kasur, sana, kau mandi duluan"
Elin pun turun dari kasur dan merapikan kasurnya di ikuti oleh hyunjin yg juga turun dari kasur dgn langkah lemas"Hari ini aku tdk punya jam kuliah, jadi kau berangkat sendiri"
"Kalau begitu aku juga tdk mau kuliah"
"Kau harus kuliah hyunjin, kau itu baru saja masuk, kau tdk bisa langsung mengambil libur"
"Tapi aku mau tetap bersamamu"
Hyunjin memelas, tapi elin tdk bisa menyetujui apa yg dikatakan hyunjin karena hyunjin itu baru saja jadi mahasiswa"Aku bukan ibumu hyunjin, kau harus ttp pergi kuliah"
"Baiklah kalau begitu"
Akhirnya hyunjin masuk ke kamar mandi setelah itu ia pulang terlebih dahulu utk mengganti bajunya dan juga ia akan berangkat dgn mobil elin, saat ia masuk ke dlm rumah, hyunjin mendapati ibunya"Hyunjin mana elin?"
"Hari ini dia tdk kuliah"
Ucap hyunjin datar, dan langsung naik ke atas kamarnya tak lama ia pun turun, dan saat di teras rumah ia bertemu dgn ayahnya yg sedang menikmati kopi dgn koran di tangannya, hyunjin melangkah melewati ayahnya"Hyunjin!!"
Panggil tuan hwang, hyunjin langsung berhenti tanpa menoleh"Kalau ayah mau membujukku soal pertunangan itu, lebih baik ayah tak usah berbicara dgn ku lagi"
"Kau!! Beraninya kau bilang seperti itu pada ayahmu sendiri"
Hyunjin yg tak peduli langsung pergi ke garasi dan mengeluarkan mobil elin yg sebelumnya berada di rumahnya, ia langsung berangkatSaat di kampus hyunjin tdk hentinya di kejar2 oleh banyak gadis bahkan tak sedikit senior nya menyukai hyunjin, hyunjin benar2 menjadi seorang pangeran di kampus
Jaemin saja kewalahan melindungi hyunjin dari gadis2 yg mengejar hyunjin, seperti saat ini saat mrk berdua berjalan di koridor,banyak mahasiswi yg datang berhamburan ke hyunjin
"Hey kalian, lebih baik meminta fotoku aku kan lebih tampan dari hyunjin"
Ucap jaemin saat gadis2 tsb mulai memperebutkan utk berfoto dgn hyunjin"Kau memang tampan tapi syg nya hyunjin lebih tampan"
Itu bukan lah perkataan salah satu gadis2 tadi namun asalnya dri belakang, sontak semuanya menoleh ke belakangTampak seorang gadis dgn rambut pendek sebahu berwarna pink, penampilannya begitu cantik dgn standar gadis berpakaian modis
Gadis2 lain langsung menatapnya sinis, sementara gadis itu semakin dekat ke arah..... hyunjin'Ryujin? Apa yg ia lakukan disini? Jangan sampai gadis itu berkuliah disini juga'~hyunjin
"Apa kabar my prince?"
Ucap ryujin dgn menatap hyunjin, yg kini ekspresinya biasa saja"Boleh aku tau namamu? Aku mau memasukkan mu ke daftar gadis yg tergila gila pada hyunjin"
Jaemin berkata enteng yg membuat ryujin memicingkan matanya pada jaemin"Oh yah? Apa calon tunangannya perlu masuk daftar itu"
Serempak semuanya langsung terkejut
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont leave me || hwang hyunjin [√]
Non-Fiction[TOLONG FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARNA ITU SAANGAT BERHARGA UNTUK SAYA:)] "Silahkan Menghilang saja sana, jika kau kembali, aku masih tetap mencintaimu, karna perasaan itu tidak bisa terhapus" Berteman sejak kecil namun saling memendam perasaan...