Elin memutar tubuhnya dan mendapati seorang pria bertubuh tinggi dgn wajah yg sangat tampan
Hati kecil elin mengatakan bahwa dia adl hyunjin, sahabat kecilnya"H-hyunjin?"
"Apa yg mau kau lakukan? Dsr bodoh"
Ucap hyunjin, elin yg tak percaya bahwa tebakan hatinya bisa benar, dan ia pun segera memeluk sahabatnya itu, kebahagiaan bercampur kesal yg dirasakan elin, sahabat kecil yg selalu ada bersamanya dulu dan selalu menghiburnya kala ia menangis kini kembali, namun dgn berbagai kebohongan yg tersimpan"Kau sepertinya sangat merindukanku?"
Hyunjin menggoda sementara elin masih terisak dlm dekapan hyunjin
"Sudahlah, aku tak mau disambut dgn tangisan, aku sudah dtg dan kau malah menangis, apa ini sambutan seorang sahabat?"Elin langsung mendorong tubuh hyunjin karena kesal mendengar ucapan hyunjin
"Kau yg bodoh!! Kenapa kau menjauhiku? Knp kau malah ke paris? Dan kenapa kau kembali saat aku benar2 sudah terluka dgn ulahmu itu eoh?"
Elin menangis sejadinya, ditatap nya hyunjin dgn rasa kesedihan, begitu lama sekali ia tak lagi melihat wajah sahabat nya itu"Maka ayo sini"
Hyunjin melangkah melewati elin dan duduk di pinggir sungai han
Elin bingung melihat tingkah hyunjin"Ayo sini duduk di sampingku,maka aku akan menceritakan segalanya pada mu"
Elin pun menghampiri hyunjin, tangisannya sudah reda, elin duduk di samping hyunjin, dan hyunjin kini beralih menatap elin"Ya ampun wajahmu terlihat buruk sekali ketika menangis"
Hyunjin mengusap air mata elin yg menempel di wajah elin kemudian tersenyum pada elin
"Ternyata kau masih ttp sama, elin yg cantik dan menggemaskan dan juga cengeng""Apa kau bilang?!!, kau mau bercerita atau mengejekku"
"Iya2 aku akan mulai bercerita, dengarkan baik2, jadi 2 tahun lalu...
Saat itu aku melakukan pemeriksaan sendiri di rumah sakit, aku tak mau terlalu merepotkan ayah dan ibu
"Jadi bagaimana hasilnya dokter?"
"Berat mengatakan ini pada remaja seusiamu, seharusnya kau dtg di dampingi kedua org tuamu"
"Aku akan mengatakan pada mrk nanti"
"Jadi begini, dari hasil pemeriksaan tadi, kau di diagnosa menderita penyakit kanker otak, daan sudah mulai masuk stadium 3, dan kemungkinan akan cepat menyebar kemungkinan hidupmu tak akan lama lagi"
Jantungku seakan berhenti saat itu juga, dan yg terlintas dlm pikiranku adl, bagaimana jika org tuaku tau hal ini, sedih dan hancur pastinya
Dan elin? Kau pasti akan sangat terpukul, makanya aku tak pernah menceritakan hal ini pada mu, dan suatu hari aku berpikir bahwa, satu satunya cara agar kau tak akan sedih nantinya, kau harus melupakanku, aku pun meminta bantuan pada salah satu temanku, jaemin, aku memberikannya ponselku dan menyuruhnya utk mengirim pesan yg akan membuatmu perlahan melupakanku dan membenciku, karena aku tak sanggup melakukannya sendiri
Dan suatu hari ayah dan ibu memutuskan utk membawaku ke paris utk menjalani pengobatan, disana aku menjalani banyak terapi, jaemin pernah mengirim pesan pada ku bahwa kau telah dtg ke korea, saat itu aku benar2 merasa hancur karena tak bisa menemuimu, rasanya benar2 menyakitkan kala mengingat janjiku sendiri utk menemuimu disini
Beberapa minggu berlalu, aku menyuruh jaemin utk ttp merahasiakan ttg ku,setiap hari aku menghubungi jaemin hanya utk menanyakan ttg kabarmu, dan 2 hari yg lalu, aku menjalani pemeriksaan dan dokter bilang bahwa penyakitku sembuh total, saat mendengar itu hanya satu pikiranku, yaitu bertemu kembali dgn sahabat ku, elin"
Hyunjin memberikan senyumannya pada elin yg kini kembali mengeluarkan air mata dan menangis tertunduk, ia begitu sedih karena selama ini ia malah menaruh perasaan kesal pada hyunjin padahal hyunjin ternyata dlm keadaan bertahan pada penyakit mematikannya"Oh astaga, ini bukanlah hari menangis sedunia"
"Kau pikir caramu menjauhiku itu ide cemerlang?"
Tanya elin di sela2 tangisannya"Jika itu berhasil maka itu dikatakan cemerlang"
"Itu tdk berhasil bodoh!! Idemu buruk sekali, bagaimana bisa aku melupakan mu, setiap hari pikiranku hanya kau dan kau"
"Aku benar2 minta maaf, kupikir caraku berhasil, atau mungkin jaemin melakukannya dgn salah"
Ucap hyunjin sambil menggaruk kepalanya yg tak gatal"Kau itu bodoh atau bagaimana? Tentu jaemin melakukan dgn baik, tapi ide kalian yg sangat bodoh"
"Kau memuji jaemin? Kau menyukainya yah?"
"Kalau itu benar memangnya knp? Lagipula jaemin itu tampan dan baik"
"Andwe!! Kau tak boleh menyukainya"
"Memangnya knp?"
"Ya- ya hanya saja tak b-boleh"
"Dasar, hmm jadi kau akan berkuliah disini?"
"Tentu saja, aku juga akan kembali ke aktivitas renang ku, oh yah bagaimana dgn karatemu? Jaemin bilang kau mendapatkan sabuk hitam"
Elin mengangguk mengiyakan"Jadi selama ini yg mengirim pesan singkat dan dingin itu jaemin? Daaan juga ia sudah tak menelpon ku sama sekali"
"Itu aku yg suruh, sudahlah itu semua sudah berlalu, sekarang kita sudah bertemu, kita akan menjadi sahabat terbaik lgi"
Kini elin beralih menatap hyunjin dlm, ia mengangkat jari kelingkingnya"Can you promise? Dont leave me again?"
Hyunjin membalasnya dan menyatukan kedua kelingking mrk"I promise"
Keduanya saling melempar senyuman"Semoga ini janji terakhir mu utk ini, aku akan benar2 tak siap kalau kau kembali pergi, tapi kuyakin kau akan menepati janjimu kali ini, hanya ini yg bisa kulakukan, terus percaya bahwa kau tak akan meninggalkan ku, terimakasih tuhan karena telah memberikan kehidupan bagi hyunjin lagi, dan terimakasih karena telah mengirimnya sbg sahabat ku, yg walaupun perasaan ku tak bisa berbohong bahwa aku punya rasa lebih terhadapnya"~elin
"Aku bahagia bisa kembali bertemu dgn mu, dan ketahuilah bahwa tuhan memberikanku kehidupan baru ini yg akan ku manfaatkan utk membuatmu bahagia selalu, stay elin, kalau aku kembali menyakitimu aku berharap kau ttp menjadi elin yg pemaaf, dan elin yg kucintai sejak dulu, ada waktunya nanti kau akan tau perasaan ku yg sebenarnya"~hyunjin
»»»»»«««««
Makasih buat yg udah ngevote
Jan bosan yah buat comment dan vote cerita aku, soalnya itu ngebuat aku semangat nulisMakasih, gomawo, thanks, xiexie, arigato, sekali lgi
KAMU SEDANG MEMBACA
Dont leave me || hwang hyunjin [√]
Non-Fiction[TOLONG FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARNA ITU SAANGAT BERHARGA UNTUK SAYA:)] "Silahkan Menghilang saja sana, jika kau kembali, aku masih tetap mencintaimu, karna perasaan itu tidak bisa terhapus" Berteman sejak kecil namun saling memendam perasaan...